5.6. Pemanfaatan Ekor,Tulang dan Usus Tikus Sebagai Pupuk Bokashi
Plus Dalam usus tikus terdapat asam dan enzim yang dapat menyebabkan tikus
menjadi cepat terurai oleh bakteri, karena kandungan zat dalam tubuh tikus. Dengan inovasi lain tubuh tikus dijadikan sebagai nutrisi tambahan untuk
mempercepat penguraian sekaligus sebagai pemicu perkembangan bakteri dalam tanah yang diakibatkan oleh beberapa kandungan enzim, protein dan bakteri
dalam tubuh tikus. Hal ini akan meningkatkan kualitas pupuk bokashi dengan bertambahnya sumber carbon dan kalsium yang berasal dari ekor, jeroan usus dan
tulang tikus. Tulang, usus, dan sisa-sisa yang lainnya dari tikus dihancurkan dengan alat penggiling, kemudian dicampur dengan limbah organik dan serbuk
gergaji untuk selanjutnya diberi beberapa perlakuan bakteri dan mikroba yang efektif EM4 yaitu actinomyces, lactobacillus strain bakteri fermentasi, strain
jamur fermentasi untuk mempercepat proses degradasi alamiah. Setelah melalui proses degradasi secara sempurna , bahan tersebut dikeringkan untuk selanjutnya
dapat dimanfaatkan sebagi pupuk. Tepung kering berupa pupuk alamiah akan bermanfaat sebagi penyubur tanaman . Formulasi bokashi plus ini dikemas dalam
wadah tertentu sehingga layak untuk dijual.
Gambar 4. Pupuk Bokashi plus yang memanfaatkan ekor, jeroan dan usus tikus
Prosedur cara pembuatan Bokashi Pluss adalah sebagai berikut : dua liter air bersih ditambah satu sendok makan gula pasir dua sendok makan Larutan EM4
aduk sampai gula larut, dan eramkan 24 jam, Siapkan lubang di tanah sedalam 50 cm lahan dipilih ditempat yang teduh. Campurkan sampah organik, dedak,
sekam, tambah dengan : jeroan, ekor dan tulang tikus yang telah hancur kemudian aduk sampai merata. Siramkan larutan EM4 ke dalam campuran tadi
sambil diaduk-aduk sampai bila dikepal dengan tangan tidak megar. ketebalan adonan tidak sampai lebih dari 25 cm, selanjutnya ditutup dengan karung goni.
Aduklah setiap 6 jam sekali atau 3 kali sehari selama 4 hari, kemudian biarkan sampai hari ke-28. pupuk siap digunakan untuk kesuburan tanaman
5.7. Penerapan Sistem Pengendalian Hama Tikus Secara Kontinu dan Ekonomis di Lapangan