Kondisi Suhu dan Kelembaban Udara Saat Penelitian Analisis Ekonomi Daya Tahan Umpan terhadap Jamur dan Bakteri dan Daya Tahan Aroma Umpan

5.2.2. Kondisi Suhu dan Kelembaban Udara Saat Penelitian

Berdasarkan pencatatan suhu dan kelembaban udara dengan menggunakan termohigrometer selama percobaan berlangsung, diketahui bahwa suhu maksimum adalah 30,5°C, suhu minimum adalah 27°C dan suhu rata-rata 28°C. Kelembaban maksimum adalah 76, kelembaban minimum adalah 60 dan kelembaban rata-rata 73. Kisaran suhu dan kelembaban tersebut termasuk dalam kisaran suhu dan kelembaban yang normal bagi kehidupan tikus Satriadi, 1994.

5.2.3. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi pembuatan umpan dihitung untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan umpan dari masing-masing formulasi umpan. Berdasarkan penghitungan diketahui bahwa biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah untuk pembuatan umpan dengan bahan penyedap keju, dan biaya yang paling sedikit dikeluarkan adalah untuk pembuatan umpan kontrol. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan umpan dari mulai yang paling tinggi hingga yang paling rendah secara berturut-turut adalah umpan dengan formulasi keju, cokelat, telur burung puyuh, ikan asin, tepung kulit udang, kelapa bakar, dan umpan kontrol Tabel 4. Tabel 4 Biaya Pembuatan Umpan Perlakuan Biaya Pembuatan Umpan Sebanyak 1 Kg Rp Formulasi keju 29.986 Formulasi cokelat 29.062 Formulasi ikan asin 14.856 Formulasi tepung kulit udang 14.031 Formulasi kelapa bakar 13.205 Formulasi telur burung puyuh 15.021 Umpan kontrol 13.041

5.2.4. Daya Tahan Umpan terhadap Jamur dan Bakteri dan Daya Tahan Aroma Umpan

Daya tahan umpan terhadap jamur di udara terbuka dan tertutup plastik di dalam kemasan disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Daya Tahan Umpan Terhadap Jamur Perlakuan Udara Terbuka Hari Tetutup Hari Formulasi keju 34 93 Formulasi cokelat 34 93 Formulasi ikan asin 34 93 Formulasi tepung kulit udang 34 93 Formulasi kelapa bakar 34 93 Formulasi telur burung puyuh 12 65 Umpan pembanding 34 93 Umpan kontrol 34 93 Pada hari ke-12 setelah umpan dikeluarkan dari kemasan, umpan dengan bahan penyedap telur burung puyuh mulai ditumbuhi jamur, setelah diidentifikasi ternyata jamur tersebut adalah jamur Aspergillus sp. Gambar 1. Jamur ini berasal pada beras yang tersimpan Joedo, 2005. Telur burung puyuh yang mengandung banyak air tercampur dengan beras yang terkontaminasi jamur Aspergillus sp. Menyebabkan perkembangan jamur menjadi lebih cepat. Sedangkan pada umpan berbahan penyedap ikan asin, tepung kulit udang, keju, cokelat, kelapa bakar, umpan pembanding dan umpan kontrol di udara terbuka mulai muncul jamur Aspergillus sp. Pada hari ke 34 setelah umpan dikeluarkan dari kemasan. Hal ini diduga karena udara lembab yang membawa butiran-butiran air terserap oleh umpan, sehingga lama kelamaan umpan tersebut mengandung lebih banyak air yang menyebabkan jamur yang terdapat pada beras menjadi berkembang. Pengujian daya tahan umpan terhadap jamur pada udara tertutup, pada umpan dengan bahan penyedap telur burung puyuh terdapat jamur yang mulai muncul pada hari ke 65 setelah umpan dibuat. Daya tahan umpan berbahan penyedap ikan asin, tepung kulit udang, keju, cokelat, kelapa bakar, umpan pembanding dan umpan kontrol terhadap jamur di udara tertutup adalah 93 hari setelah umpan dibuat. Penggunaan asam benzoate pada pembuatan umpan ini dapat mencegah munculnya bakteri, selama pengamatan umpan pada udara tertutup dan udara terbuka tidak terdapat bakteri yang menyerang umpan, karena asam benzoate berfungsi sebagai bahan pengawet yang mencegah munculnya bakteri Departemen Kesehatan, 2005. Daya tahan aroma umpan berbahan penyedap keju, cokelat, ikan asin, tepung kulit udang, dan kelapa bakar adalah 93 hari setelah umpan di buat.. Gambar 1. Jamur Aspergillus sp.

5.2.5. Daya Tahan Umpan Terhadap Cuaca Panas dan Kondisi Hujan