Prosedur Analisis Data Validitas Penelitian

pengalamannya. Proses wawancara dilakukan sebanyak dua kali. Wawancara pertama berlangsung sekitar 35 menit dan wawancara kedua berlangsung sekitar 40 menit. 6. Selama proses pewawancaraan, peneliti menggunakan alat perekam dan mencatat beberapa hal yang berguna untuk melengkapi data yang diperoleh. Setelah wawancara, peneliti membuat transkrip wawancara.

E. Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif. Terdapat empat langkah yang ditempuh antara lain: 1. Langkah pertama, membaca deskripsi yang telah didapatkan dari subjek penelitian. Kemudian data tersebut harus dieksplisitkan. Sudut pandang yang digunakan merupakan sudut pangdang menyeluruh holistik. 2. Langkah kedua, penyusunan atau pembuatan bagian-bagian deskripsi. Pada langkah ini, peneliti menentukan satuan-satuan makna meaning units. 3. Langkah ketiga, peneliti membuat transformasi makna selanjutnya. Transformasi ini bertujuan untuk mengubah data yang implisit menjadi data eksplisit sehingga akan mendapatkan makna psikologis yang dialami. 4. Langkah keempat, menyusun struktur umum. Struktur ini didapatkan dengan menyelesaikan tranformasi terakhir atas satuan-satuan makna.

F. Validitas Penelitian

Validitas penelitian merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur tertentu. Pada penelitin ini validitas penelitian menggunakan member checking . Metode ini dapat dilakukan dengan membawa laporan akhir atau deskripsi-deskripsi atau tema- tema spesifik kepada subjek penelitian untuk mengecek, mengoreksi, menambahkan atau mengubah hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti agar sesuai dengan pengalaman subjek. Hal ini memberikan kesempatan bagi subjek untuk berkomentar tentang hasil penelitian Creswell, 2010. Selain itu, peneliti juga menggunakan metode validitas paper trail Smith, 2009. Validitas ini dapat tercapai bila antara temuan dan kesimpulan bersifat rasional dan dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke dalam data mentahnya. Peneliti dapat memperlihatkan proses analisis secara detail dan lengkap. Proses member checking ketiga subjek dilakukan dalam waktu yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan peneliti harus mengikuti jadwal kegiatan dari ketiga subjek penelitian yang sudah mulai padat. Dalam proses member checking ini, peneliti menggunakan bantuan media elektronik. Peneliti mengirimkan naskah yang berisikan struktur dasar pengalaman dari masing- masing subjek melalui email . Kemudian peneliti dan subjek penelitian menentukan jadwal untuk melakukan video call menggunakan web camp untuk membahas isi dari struktur umum pengalaman tersebut. Hal ini dilakukan karena perbedaan tempat tinggal antara peneliti dengan subjek penelitian yaitu peneliti berada di Jogja dan subjek peneltian berada di Bali. Walaupun demikian, peneliti tidak menemukan masalah dalam menjelaskan isi struktur umum pengalaman tersebut. Hal ini dikarenakan subjek penelitian cukup dapat memahaminya dengan membaca naskah yang sudah dikirimkan oleh peneliti. Peneliti dan subjek penelitian sempat berdiskusi mengenai hasil-hasil yang ditemukan. Subjek penelitian sempat menanyakan kaitan antara satu tema dengan tema yang lain sehingga subjek penelitian lebih memahami dan memunculkan insight dari hal-hal yang dialaminya. Peneliti juga menggunakan prinsip transparansi yaitu refleksivitas. Refleksivitas ini digunakan untuk mengeksplisitkan pertimbangan mengenai cara-cara spesifik seorang peneliti yang dapat mempengaruhi penelitian. Hal ini memungkinkan adanya pengaruh terhadap data ataupun cara interpetasi penelitian baik dari latar belakang atau ketertarikan yang dimiliki peneliti. Peneliti memiliki ketertarikan mengenai fenomena-fenomena yang terjadi dilingkungan remaja terutama mengenai gaya pacaran yang sangat bebas. Peneliti banyak menemukan remaja yang ketika pacaran sudah melakukan hubungan seks pra nikah dan tidak jarang hingga berakibat kehamilan tidak diinginkan. Peristiwa ini dianggap sebagai hal yang sudah biasa terjadi dikalangan remaja tersebut. Walaupun demikian, belum dapat dipastikan mengenai perkawinan yang dijalaninya. Hal ini berkaitan dengan tugas perkembangan remaja tersebut. Seorang remaja yang menjalani perkawinan ini akan mengambil tugas perkembangan yang seharusnya dijalankan ketika sudah memasuki usia dewasa. Seperti halnya di Bali, seorang yang memutuskan untuk menikah akan dihadapkan dengan tugas adat yang wajib untuk diikuti. Selain itu, pertemuan dengan keluarga besar ketika ada kegiatan adat maupun kegiatan keagamaan akan mempengaruhi jalannya suatu perkawinan. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai pengalaman perkawinan remaja yang mengalami kehamilan sebelum menikah. Diharapkan dapat menjelaskan dan memberikan informasi mengenai perkawinan yang dijalani oleh remaja tersebut sehingga akan mengetahui kebutuhan yang dimiliki oleh remaja untuk menjalani perkawinannya. Selain itu, penelitian mengenai perkawinan juga jarang ditemukan padahal dalam proses perkawinan akan menentukan perkembangan anak dari hasil perkawinan tersebut sehingga perkawinan menjadi penting untuk diperhatikan. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN