Struktur Umum Keseluruhan Subjek

kehadiran anak RD. RD berupaya untuk tidak berbuat kesalahan dan bersikap sesuai dengan harapan mertuanya untuk mengurangi kecemasannya tersebut. Begitu pula dengan masyarakat, RD merasa masyarakat dapat menerima dirinya. RD merasa dimengerti oleh masyarakat akan keadaan dirinya. RD merasa cemas akan masa depannya karena keawajiban adat yang akan diturunkan oleh mertuanya ke pasangannya kelak. Perkawinan dianggap sebagai sebuah tanggung jawab baru dalam kehidupannya. RD merasa jauh lebih dewasa ketika menjalani perkawinannya. RD memiliki keinginan untuk menunjukkan kepada orang disekitarnya bahwa pilihannya untuk menikah sudah tepat.

4. Struktur Umum Keseluruhan Subjek

Berdasarkan struktur umum ketiga subjek ditemukan dua tipe pada awal perkawinan dari ketiga subjek. Tipe pertama adalah subjek menganggap perkawinan sebagai sesuatu yang tidak diinginkannya. Subjek merasa adanya ketidaksiapan, keterpaksaan untuk menikah, kebingungan untuk menentukan pilihan yang akan diambilnya, merasa kehilangan kebebasan, dan ingin lebih diperhatikan oleh pasangannya. Subjek merasa telah mengecewakan harapan orang tuanya. Subjek merasa kecewa dan mengalami stress selama mengandung karena ditolak oleh orang tuanya. Subjek merasa malu dan terhukum karena telah melanggar norma masyarakat. Namun, subjek yang merasa diterima oleh orang tuanya akan merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Walaupun demikian, subjek merasa berharga karena diterima oleh pasangannya. Tipe kedua, subjek menganggap perkawinan sebagai sesuatu yang diinginkannya. Subjek merasa senang karena keinginannya untuk hidup bersama pasangannya terpenuhi. Subjek merasa senang selama menjalani proses mengandungnya. Subjek mengalami kebingungan untuk mengambil keputusan dan mendapatkan bantuan dari pasangan untuk menentukan keputusan yang akan diambilnya. Subjek merasa berharga karena diterima oleh pasangannya. Ketika menjalani perkawinan baik tipe pertama maupun tipe kedua menganggap perkawinan sebagai sebuah tanggung jawab baru dalam hidupnya. Subjek merasa jauh lebih dewasa ketika menjalani perkawinannya. Subjek memiliki keinginan untuk menunjukkan kepada orang disekitarnya bahwa pilihannya untuk menikah sudah tepat. Subjek merasa diterima oleh mertuanya. Walaupun terdapat subjek yang mendapatkan penolakan dari ibunya, subjek tersebut tetap merasa mendapatkan penerimaan dari mertuanya. Subjek merasa diperhatikan, tidak dituntut dan dibantu oleh mertuanya. Subjek merasa menjadi bergantung kepada mertuanya. Subjek berupaya untuk berperilaku sesuai dengan harapan mertuanya seperti berusaha menjadi lebih dewasa, mengikuti perkataan mertua, tidak membebani mertua dengan masalah pribadinya dan berusaha tidak membuat kesalahan. Subjek juga merasa diterima oleh masyarakat. Subjek merasa dimengerti dan diperhatikan oleh masyarakat walaupun kewajiban adat masih diwakilkan oleh mertuanya. Subjek mengalami kecemasan akan mendapatkan penolakan dan kurang dapat bersosialisasi dengan masyarakat jika tidak mengikuti kegiatan adat. Subjek berupaya mengikuti kegiatan adat untuk mengurangi kecemasannya tersebut. Terdapat pula subjek yang mengalami kecemasan terhadap masa depannya karena akan memiliki keawajiban adat yang akan diturunkan oleh mertuanya ke pasangannya kelak. Terdapat perbedaan dari kedua tipe ketika menjalani perkawinan dalam hal berelasi dengan pasangannya. Tipe pertama, ketika menjalani perkawinannya, subjek merasa pasangan kurang mengerti, memperhatikan dan menghargai dirinya. Subjek merasa membutuhkan bantuan dari pasangannya untuk membagi bebannya dalam mengurus anak. Subjek berupaya untuk berperilaku baik terhadap pasangannya seperti menjadi berguna bagi pasangan dan mengurus pasangannya dengan baik. Tipe kedua, penerimaan yang ditunjukkan oleh pasangan menghadirkan perasaan diperhatikan dan dihargai oleh pasangannya. Subjek berupaya untuk merawat pasangannya dengan baik untuk mengurangi kecemasan akan ditinggalkan oleh pasangannya. 61 Awal Perkawinan Awal Perkawinan Selama menjalani perkawinan Subjek AB Subjek RD Subjek AD Pengalaman Tema Dasar Pengalaman Tema Dasar Pengalaman Tema Dasar - Rasa malu - Rasa terhukum - Mengecewakan orang tua Rasa bersalah melanggar norma masyarakat - Mengecewakan orang tua Rasa bersalah melanggar norma masyarakat - Ketidaksiapan - Kebingungan menentukan pilihan - Merasa memiliki tanggung jawab baru - Ingin menunjukkan pilihan untuk menikah sudah tepat Kebingungan Identitas - Keterpaksaan menikah - Kehilangan kebebasan - Menganggap anak menjadi beban - Merasa memiliki tanggung jawab baru - Ingin menunjukkan pilihan untuk menikah sudah tepat Kebingungan Identitas - Kebingungan untuk menetukan pilihan - Merasa memiliki tanggung jawab baru - Ingin menunjukkan pilihan untuk menikah sudah tepat Kebingungan Identitas - Keinginan untuk dimengerti pasangan - Berupaya untuk menjadi berguna bagi pasangan - Merasa berharga karena diterima oleh pasangan Keintiman - Merasa ingin lebih diperhatikan oleh pasangan - Membutuhkan bantuan pasangan untuk berbagi beban dalam mengurus anak - Merasa berharga karena diterima oleh pasangan - Merasa ingin diperhatikan dan dimengerti oleh pasangan Keintiman - Perasaan senang dapat hidup bersama dengan pasangannya - Merasa dihargai, diperhatikan pasangan - Berupaya merawat pasangan - Merasa berharga karena diterima oleh pasangan Keintiman Kebutuhan akan adanya penerimaan Kebutuhan akan adanya penerimaan Kebutuhan akan adanya penerimaan - Mengalami penolakan dari orang tua - Mengalami penerimaan dari pasangan - Merasa diterima oleh mertua - Kecemasan akan ada penolakan dari mertua jika tidak berbuat sesuai harapan mertua - Berupaya untuk tidak membebani mertua  Lingkungan terdekat - Mengalami penerimaan dari orang tua - Mengalami penerimaan dari pasangan - Merasa diterima oleh mertua - Kecemasan akan ada penolakan dari mertua jika tidak berbuat sesuai harapan mertua - Berupaya tidak membuat kesalahan  Lingkungan terdekat - Mengalami penerimaan dari orang tua - Mengalami penerimaan dari pasangan - Merasa diterima oleh mertua - Kecemasan akan ada penolakan dari mertua jika tidak berbuat sesuai harapan mertua - Berupaya untuk menjadi lebih dewasa dan mengikuti perkataan mertua  Lingkungan terdekat - Merasa diterima oleh masyarakat - Mengalami kecemasan jika tidak mengikuti kegiatan adat - Berupaya untuk berperan serta dalam kgiatan adat  Lingkungan luas - Merasa diterima oleh masyarakat - Mengalami kecemasan akan adanya kewajiban adat  Lingkungan luas - Merasa diterima oleh masyarakat - Mengalami kecemasan jika tidak mengikuti kegiatan adat - Berupaya untuk berperan serta dalam kgiatan adat  Lingkungan luas Tipe 1 Ketidaksiapan, kebingungan menentukan pilihan, keterpaksaan untuk menikah, kehilangan kebebasan, menganggap anak menjadi beban, merasa berharga karena diterima pasangan, merasa terhukum dan malu karena melanggar norma masyarakat, merasa mengecewakan harapan orang tua, jika ditolak orangtua akan merasa kecewa dan stress selama mengandung, jika diterima orang tua akan merasa diperhatikan oleh orang tua. Tipe 2 Merasa senang karena keinginan untuk hidup bersama dengan pasangan dapat terpenuhi, mengalami perasaan senang selama mengandung, mengalami kebingungan untuk menetukan pilihan sehingga membutuhkan bantuan dari pasangan, merasa berharga karena diterima oleh pasangan Merasa memiliki tanggung jawab baru, merasa lebih dewasa, memiliki keinginan untuk menunjukkan pilihannya tepat, merasa diterima oleh mertua dan masyarakat, berupaya untuk berperilaku sesuai dengan harapan mertua seperti berusaha menjadi lebih dewasa, mengikuti perkataan mertua, tidak membebani mertua, serta berusaha tidak membuat kesalahan, merasa diterima oleh masyarakat, mengalami kecemasan aka nada penolakan dari masyarakat jika tidak mengikuti kegiatan adat, memiliki kecemasan akan adanya kewajiban adat Ketika menjalani perkawinan merasa pasangan kurang mengerti, memperhatikan dan menghargai dirinya. Merasa membutuhkan pasangan untuk berbagi beban dalam mengurus anak, berupaya berperilaku baik terhadap pasangan seperti menjadi berguna dan mengurus pasangan dengan baik. Ketika menjalani perkawinan penerimaan yang ditunjukkan pasangan menghadirkan perasaan diperhatikan dan dihargai oleh pasangan. Berupaya untuk merawat pasangan dengan baik untuk mengurangi kecemasan akan ditinggalkan oleh pasangan.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pengalaman perkawinan remaja putri yang mengalami kehamilan tidak diinginkan di Bali memiliki tema dasar yaitu rasa bersalah melanggar norma masyarakat, kebingungan identitas, keintiman, dan kebutuhan untuk adanya penerimaan mulai dari pasangan, mertua hingga masyarakat. Pengalaman perkawinan remaja putri yang mengalami kehamilan tidak diinginkan di Bali dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama, pengalaman perkawinan dialami sebagai dunia yang bergerak dari mendapatkan hal yang tidak diinginkan menuju ke arah yang lebih baik yaitu merasa memiliki tanggung jawab dan menjadi lebih dewasa dan tipe kedua, pengalaman dialami sebagai dunia yang berawal dari mendapatkan hal yang diinginkan menuju ke arah mempertahankan dengan merasa memiliki tanggung jawab dan menjadi lebih dewasa. Tipe pertama, diawal perkawinan remaja merasa menjalani sesuatu yang tidak diinginkannya. Mereka merasa adanya ketidaksiapan, keterpaksaan untuk menikah, kebingungan untuk menentukan pilihan yang akan diambilnya, merasa kehilangan kebebasan, dan ingin lebih diperhatikan oleh pasangannya. Mereka merasa telah berperilaku buruk yaitu mengecewakan harapan kedua orang tuanya, merasa malu dan terhukum karena telah melanggar norma masyarakat. Remaja tersebut merasa kecewa dan mengalami stress selama mengandung karena remaja merasa ditolak oleh orang tuanya. Namun, ketika remaja merasa diterima oleh orang tuanya perasaan yang