20
yang dipercaya akan memberikan perhatian atau perilaku yang baik memiliki integritas dan bertanggung jawab. Jogiyanto 2007
menyebutkan bahwa kapercayaan terhadap sistem informasi merupakan anteseden, sehingga merubah perilaku dapat dilakukan dengan merubah
kepercayaan dari individu menjadi kepercayaan yang positif untuk menerima sistem teknologi informasinya. Dalam konsep pertukaran
menggunakan e-money dengan menggunakan media smart card akan mengacu pada kepercayaan pada vendor sebagai pihak yang diharapkan
memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan dari produk e-money.
G. Perceived Risk
Perceived risk pada umumnya didefinisikan kedalam hal keyakinan trustor tentang kemungkinan dan kerugian yang akan diperoleh.
Menurut Pavlou 2011 resiko sebagai perkiraan subjektif konsumen untuk menderita kerugian dalam menerima hasil yang diinginkan. Menurut
Bauer dalam Hai Peng 2003 dalam jurnal Akhmad Ikhwan Setiawan2006 mendefinisikan perceived risk sebagai ketidakpastian dan
konsekuensi yang berhubungan dengan perilaku pembeli. Lee Park 2001 dalam Akhmad Ikhwan Setiawan 2006 membagi perceived risk
ke dalam percieved risk on transaction dan perceived risk with productservices. Perceived risk dalam konteks transaksi didefinisikan
sebagai suatu resiko transaksi yang dapat dicapai oleh konsumen ketika melakukan proses pembelian. Persepsi dalam konteks transaksi berkaitan
21
dengan kemungkinan risiko transaksi yang dapat dihadapi oleh seseorang ketika dihadapkan pada suatu teknologi dengan maksud akan melakukan
proses transaksi sedangkan peresepsi risiko pada produkpelayanan didefinisikan sebagai seluruh ketidakpastian yang dirasakan oleh
konsumen pada situasi pembelian tertentu Cox Rich dalam Lee Park dalam Ahmad Ikhwan. 2006 . Dalam penelitian ini resiko pada produk
dan pelayanan serta resiko pada transaksi dijadikan satu kesatuan. Variabel perceived risk dalam penelitian ini memuat percieved risk on transaction
dan perceived risk with productservices dari teknologi e-money.
H. Behavioral Intention to Use
Behavioral intention to use merupakan perilaku seseorang untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan tertentu. Dalam penelitian ini
behavioral intention to use diartikan kedalam kemauan untuk menggunakan alat pembayaran e-money dengan media smart card sebagai
bentuk nyata dari penerimaan sistem pembayaran elektronik. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
behavioral intention to use adalah sikap dan keinginan seseorang untuk menggunakan suatu sistem tertentu dengan berbagai faktor yang
mendasari keinginan tersebut. Jogiyanto 2007 mengambil kesimpulan dari berbagai penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa minat
perilaku behavioral intention atau dalam penelitian ini behavioral