Hipotesis Penelitian LANDASAN TEORI

31 menunjukkan kartu pada mesin pembaca,dan saldo akan berkurang sesuai dengan jumlah penggunaan. Perceived ease of use akan mempengaruhi perceived usefulness, karena sistem yang tidak menyulitkan penggunanya bisa meningkatkan kinerja pengguna sistem tersebut serta dirasakan lebih bermanfaat Davis et al,.1989. Dalam konteks penggunaan e-money yang penggunaanya tidak sulit sehingga dapat meningkatkan kinerja seseorang ketika menggunakan kartu tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini dibentuk hipotesis sebagai berikut: Ho: Perceived ease of use PEOU tidak berpengaruh terhadap perceived usefulness PU e-money Ha: Perceived ease of use PEOU berpengaruh terhadap perceived usefulness PU e-money 3. Perceived usefulness PU dan behavioral intention to use ITU e- money. Perceived usefulness, merupakan persepsi seseorang terhadap manfaat yang akan dirasakan dalam penggunaan e-money. E-money yang tidak menyulitkan penggunanya akan memberikan dampak terhadap behavioral intention to usenya. Pada prinsipnya seseorang akan berkeinginan untuk menggunakan teknologi yang sangat mudah untuk digunakan, namun memberikan manfaat yang begitu tinggi. Pembayaran menggunakan e-money lebih cepat dan praktis daripada uang tunai, lebih cepat dan praktis karena tidak menerima kembalian 32 dimana saldo akan berkurang sesuai dengan jumlah tagihan merupakan beberapa manfaat yang ditawakan penggunaan e-money, sehingga akan membangkitkan minat seseorang untuk menggunakan e-money, maka hipotesis yang dibentuk Ho: Perceived usefulness PU tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use ITU e-money Ha: Perceived usefulness PU berpengaruh terhadap behavioral intention to use ITU e-money 4. Perceived risk PR dan behavioral intention to use ITU e-money. Perceived risk merupakan dasar dalam menentukan suatu keputusan. Perceived risk merupakan keyakinan seseorang terhadap kemungkinan akan suatu kerugian. Perceived risk dalam konteks e- money merupakan resiko yang melekat dalam teknologi e-money yang digunakan, kemungkinan terjadinya kehilangan kartu dan dapat digunakan oleh orang lain karena tidak dilengkapi kata sandi, atau dengan resiko gagal melakukan pembayaran yang dikarenakan kesalahan sistem atau kesalahan yang dilakukan dari pelayanan merchant. Oleh karena hal tersebut resiko akan selalu dipertimbangkan dalam pengadopsian suatu teknologi. Pada dasarnya orang akan menghindari resiko agar tidak merasakan adanya kerugian. Perceived risk akan menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan e-money. Berdasarkan pada uraian tersebut maka dibentuk hipotesis sebagai berikut : 33 Ho: Perceived risk PR tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use ITU e-money Ha: Perceived risk PR berpengaruh terhadap behavioral intention to use ITU e-money 5. Perceived risk PR dan perceived usefulness PU e-money Perceived risk memberikan rasa khawatir terhadap suatu teknologi. Persepsi akan resiko yang mungkin diakibatkan dari penggunaan suatu teknologi tentunya akan memberikan dampak terhadap manfaat yang dirasakan. Persepsi akan resiko memberikan pandangan bahwa suatu teknologi akan menjadi tidak berguna dan tidak memberikan manfaat apapun. Hal serupa juga melekat pada e- money. Dicontohkan misalkan perceived risk yang terbentuk pada seseorang adalah menggunakan alat pembayaran e-money berpotensi gagal melakukan pembayaran, maka orang tersebut tidak merasakan manfaat dari e-money. Hal ini juga didukung oleh Lee dan Park 2001 dalam Ikhwan Setiawan 2006 menyatakan bahwa pemakai akan merasa khawatir ketika menggunakan suatu teknologi karena karakteristiknya yang kompleks. Karakteristik yang kompleks dan membentuk perceived risk memberikan pengaruh terhadap manfaat dari kartu tersebut. Oleh karena itu dibentuk hipotesis berikut : Ho: Perceived risk PR tidak berpengaruh terhadap perceived usefulness PU e-money 34 Ha: Perceived risk PR berpengaruh terhadap perceived usefulness PU e-money 6. Trust T dan behavioral intention to use ITU e-money Dalam Rofiq 2007, menurut Gefen 2000 mendefinisikan trust sebagai kemauan untuk membuat dirinya peka pada tindakan yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa kepercayaan dan tanggung jawab. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa orang akan menggunakan suatu jika orang tersebut memiliki sikap percaya dan bertanggungjawab. Sedangkan menurut Davis 1989 behavioral intention to use merupakan prediksi yang baik terhadap adopsi teknologi. Dalam konteks e-money, kepercayaan orang memberikan pengaruh orang untuk memiliki behavioral intention to use ITU alat pembayaran e-money. Konsep trust T dalam penelitian ini berfokus pada kepercayaan calon pengguna uang elektronik terhadap penerbit dari uang elektronik. Tanggung jawab penerbit kartu dan pelayanan yang dirasa memuaskan memberikan nilai tersendiri bagi seseorang untuk memiliki minat memilih produk e-money, berdasarkan hal tersebut maka dibentuk hipotesis sebagai berikut : Ho: Trust T tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use ITU e-money Ha: Trust T berpengaruh terhadap behavioral intention to use ITU e-money 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah calon pengguna e-money Kartu Indomaret di DIY, untuk pengguna Kartu Indomaret bukan merupakan subjek dalam penelitian ini . Sedangkan objek penelitian adalah pengaruh perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, persepsi kepercayaan terhadap behavioral intention to use, yang didasarkan pada persepsi seseorang sebagai calon pengguna e-money Kartu Indomaret. Penelitian ini dilakukan di lingkungan gerai Indomaret di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli Agustus 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, karena sesuai dengan definisi metode kuantitatif menurut Sugiono 2009:13: Metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah berdasar teori yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Hipotesis yang merupakan jawaban 36 sementara terhadap rumusan masalah, selanjutnya diuji untuk mendapatkan kebenaran dari teori. Jadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian hipotesis sehingga termasuk dalam metode kuantitatif. 2. Jenis Penelitian Metode empiris merupakan metode penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi pengalaman, objek yang diteliti lebih ditekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi orang mengenai kejadian Sugiyono, 2009. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris, karena dalam penelitian ini untuk pembuktian fakta dan teori pengadopsian teknologi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya Sugiyono 2009:115. Populasi dalam penelitian ini adalah calon pengguna e-money Kartu Indomaret. 2. Sampel Menurut Sugiyono 2009 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut . Menurut Roscoe 37 1982 dalam Sugiyono 2009 ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam Wiyono, 2011:80 menurut Umar 2008 yang mengutip dari Hair et al. 1998 menyatakan bahwa penentuan sampel dapat dilakukan melalui jumlah item-item pertanyaan pada kuesioner dengan cara mengalikan 5 kali jumlah item pertanyaan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel minimum sejumlah 80 responden yang dikarenakan jumlah item pertanyaan kuesioner yang digunakan adalah 16 item. Dalam penelitian ini kuesioner yang disebar sebanyak 200 kuesioner, dan yang memenuhi kriteria ada 94 kuesioner. 3. Teknik Sampling Pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel nonprobabilitas berupa purposive sampling atau pengambilan sampel bertujuan. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2009 :122. Pengambilan sampel bertujuan ini berdasarkan pertimbangan judgment. Pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah orang yang telah mengetahui tentang Kartu Indomaret sebagai produk e-money, namun belum menggunakan Kartu Indomaret.