KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMEN (TQM) TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA PJB. UNIT PEMBANGKIT GRESIK).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Basil Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai penerapan TQM dan fungsi audit internal antara lain pernah dilakukan oleh Zainal dan Muda 2009 yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Total Quality Management TQM terhadap Fungsi Audit Internal Survey pada Perusahaan Bersertifikasi ISO 9000 di Propinsi Sumatera Utara dimana dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa penerapan TQM yang terdiri dan Customer Focused fokus pada pelanggan, Continous Improvement perbaikan berkelanjutan, dan Employee Empowerment pemberdayaan karyawan, berpengaruh positif secara simultan dan parsial terhadap Fungsi Audit Internal pada perusahaan bersertifikasi ISO 9000 di Propinsi Sumatera Utara dan hipotesis keenam H6 terbukti, artinya secara simultan semua variabel yang diuji berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dengan kemampuan prediksi 71,1. Penelitian ini juga menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Yadnyana 2010 sebagai dasar penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Pada Hotel Berbintang Empat dan Lima di Bali”. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa, berdasarkan pembahasan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: faktor-faktor yang membentuk kualitas jasa auditor internal secara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern pada hotel berbintang empat dan lima di Bali. Artikel dari Purwanto 2003 juga dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian ini, dimana judul artikel adalah TQM dan TQEM. Artikel ini menjelaskan mengenai konsep dari Total Quality Management dan Total Quality Environmental Management TQEM. Kesimpulan dari artikel ini adalah kunci keberhasilan dari suatu manajemen kualitas terpadu, baik pada TQM atau TQEM adalah penetapan kebijakan dan tujuan perusahaan serta komitmen untuk melaksanakan kebihakan tersebut oleh seluruh pihak dalam organisasi, kepemimpinan dari manajemen puncak untuk memberikan arah bagi perubahan budaya kualitas dalam perusahaan. Adanya motivasi dari seluruh personil organisasi untuk memberikan dan menjadi yang terbaik dalam perusahaan dan adanya program peningkatan kualitas yang berkesinambungan. Fokus perusahaan untuk memuaskan pelanggan serta penerapan sistem kualitas sebagai landasan dalam usaha pencapaian manajemen kualitas terpadu. Ada beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang. Perbedaan pada penelitian pertama dengan penelitian sekarang terletak pada obyek penelitian. Sedangkan pada penelitian kedua perbedaan terletak pada variabel efektivitas pengendalian intern dan obyek penelitian. Kemudian pada penelitian ketiga perbedaan terletak pada variabel yang digunakan, dimana pada penelitian terdahulu menggunakan variabel TQEM. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.Landasan Teori 2.2.1. Total Quality Management 2.2.1.1.Pengertian Total Quality Management Total Quality Management adalah perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan kedalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan Ishikawa dalam Pawitra, 1993:135 yang dikutip oleh Tjiptono Anastasia. Selain itu TQM juga diartikan sebagai sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada orang atau karyawan dan bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah Nasution, 2004:22. Untuk memudahkan pemahaman pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM, sedangkan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya. Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang menoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus- menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya Tjiptono dan Anastasia, 2003:4. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Total Quality Management adalah sebagai suatu penerapan metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada tingkatan tertentu dimana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan dimasa yang akan datang Arini, 2003:35. Mengenai adopsi terhadap pemanufakturan barn memberikan gambaran bahwa praktik TQM lebih menekankan karyawan dalam memcahkan masalah, bekerja secara team work, dan membangkitkan inovatif untuk memperbaiki produksi. Menurut mereka karyawan diminta mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan proses pemanufakturan, mengurangi kerusakan dan memastikan bahwa operasi perusahaan berjalan dengan efisien, Iebih menekankan pada produk dan pelanggan bukan produksi massa Bather dan Schorder dalam Indriantoro, 2001:30 2.2.1.2.Unsur-Unsur Total Quality Management Faktor pembeda TQM dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana tersebut. Komponen tersebut memiliki 10 unsur yang akan dijelaskan sebagai berikut Nasution, 2001:30: 1. Fokus pada Pelanggan Dalam TQM, baik pelangganintemal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi terhadap Kualitas Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang telah ditetapkan. Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka yang berlaku prinsip “good enough is not good enough”. 3. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ini diperlukan terutama untuk mendesain pekerjaan, dalam proses pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. 4. Komitmen Jangka Panjang TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu diperlukan budaya perusahaan yang baru pula, oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting agar dapat berjalan dengan sukses. 5. Kerjasama Tim Team Work Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim dan kemitraan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan, pemasok, lembaga-lembaga pemerintahan, dan masyarakat sekitar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat semakin meningkat. 7. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor fundamental bagi organisasi yang menerapkan TQM. Setiap orang diharapkan dan diharuskan untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian professional. 8. Kebebasan yang Terkendali Untuk ini merupakan unsur yang sangat penting, karena dengan demikian dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. 9. Kesatuan Tujuan Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka organisasi harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Keterlibatan dan pcmberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik atau perbaikanyang lebih efektif. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan ”rasa memiliki” dan tanggungjawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya. 2.2.1.3.Manfaat Total Quality Management Manfaat Total Quality Management dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan. Menurut Tjiptono dan Anastasia 2001:10, dengan melakukan perbaikan secara terus menems, maka perusahaan dapt meningkatkan labanya melalui dua rute, yaitu: 1. Rute pertama Rute pasar. Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasar semakin besar dan harga jualnya lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. 2. Rute kedua Perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya-upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba meningkat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.1. Total Quality Management dalam Perusahaan

2.2.1.4. Karakteristik dan Prinsip Total Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas tingkat dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Ada 4 prinsip utama dalam Total Quality Management TQM, yaitu Nasution, 2001:45: 1 Kepuasan Pelanggan Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualias tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai value yang diberikan didalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan. P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki Posisi Persaingan Meningkatkan Keluaran Yang Bebas Hambatan Harga Yang Lebih Tinggi Meningkatkan Pangsa Pasar Meningkatkan Penghasilan Mengurangi Biaya Operasi Meningkatkan Laba Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 Respek terhadap setiap orang Dalam perusahaan yang memperhatikan kualitas, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas sendiri yang unik. Oleh karena itu perusahaan menganggap karyawan adalah sumberdaya yang bernilai. Dengan pola pandang demikian, maka perusahaan akan memberikan peran karyawan untuk berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan. 3 Manajemen berdasarkan fakta Ada dua konsep pokok yang menyangkut ini, yaitu prioritasi dan variasi variation. Prioritas memfokuskan aspek penting, dan mengabaikan aspek tidak penting berdasarkan data-data dan fakta yang ada. Sedangkan variasi memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian wajar dari setiap organisasi. 4 Perbaikan berkesinambungan Konsep yang berlaku adalah PDCA plan, do, chek, act yang merupakan urutan langkah manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan dan pelaksanaan rencana. 2.2.1.5.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan Total Quality Management Menurut Tjiptono Diana 2003:20, beberapa kesalahan yang sering dilakukan antara lain: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dan manajemen senior Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya dimulai dari pihak manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila tanggungjawab tersebut didelegasikan kepada pihak lain, maka peluang terjadinya kegagalan sangat besar. 2. Team Mania Organisasi perlu membentuk beberapa tim yang melibatkan semua karyawan. Untuk menunjang dan menumbuhkan kerjasama tim, paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang baik terhadap perannya masing-masing. Kedua, organisasi harus melakukan perubahan budaya supaya kerja sama tim tersebut dapat berhasil. Apabila kedua hal tersebut tidak dilakukan sebelum pembentukan tim, maka akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah. 3. Proses Penyebarluasan deployment Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara bersamaan mengembangkan rencana untuk menyatukannya kedalam seluruh elemen organisasi, misalnya operasi, pemasaran dan lain-lain. Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut juga melibatkan para manajer, pemasok, serikat pekerja dan bidang produksi lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis Adapula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming, Juran atau pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip- prinsip yang ditentukan disitu, padahal tidak ada satupun pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk segala situasi. Bahkan para pakar kualitas mendorong organisasi untuk menyesuaikan program-program kualitas dengan kebutuhan mereka masing-masing. 5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis Bial hanya mengirim karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan berarti telah membentuk keterampilan mereka. Selain itu dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru. 6. Enpowement yang bersifat premature Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian empowerment kepada para karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan, maka para karyawan tersebut akan dapat menjadi self-directed dan memberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik, karyawan tidak tahu apa yang hams dikerjakna setelah sutau pekerjaan telah diselesaikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.1.6.Prinsip TQM Yang Berbasis Kualitas Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bersandar pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Mengikuti penjelasan tersebut, manajemen kualitas dapat dijalaskan sebagai aspek keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan dan mengimplementasikan kebijakan kualitas. Terdapat 8 hal kunci 8 hal prinsip-prinsip manajemen kualitas keberhasilan perbaikan kinerja berbasis kualitas seperti disebutkan Purwanto 2003:4-6, yaitu:

1. Fokus pada Konsumen

Organisasi yang tergantung pada pelanggan mereka hams mengerti kebutuhan pelanggan sekarang dan masa depan, hams memenuhi keperluan pelanggan dan berketetapan untuk memenuhi harapan pelanggan. Manfaat kuncinya adalah peningkatan pendapatan dan pangsa pasar yang didapat melalui respon yang cepat dan fleksibel pada peluang pasar, peningkatan keefektifan dalam penggunaan sumber daya organisasi untuk mengingkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki kesetiaan pelanggan, sehingga kontak bisnis berulang. Menerapkan prinsip ini akan mengarahkan pada tindakan: a. Penelitian untuk mengerti kebutuhan dan harapan pelanggan. b. Memastikan bahwa sasaran organisasi dihubungkan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Mengkomunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan diseluruh organisasi. d. Mengukur kepuasan pelanggan dan bertindak sesuai hasil tersebut. e. Mengelola hubungan dengan pelanggan secara sistematis. f. Memastikan pendekatan keseimbangan antara memuaskan pelanggan dan pihak lain yang terkait.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan menentukan kesatuan arah dan maksud dari organisasi. Prinsip ini harus menciptakan dan menjaga lilngkungan internal dimana orang-orang dapat terlibat secara penuh dalam mencapai sasaran organisasi. Manfaat kuncinya adalah: a. Semua orang akan mengeti dan memotivasi menuju tujuan dan sasaran organisasi. b. Aktifasi dapat dievaluasi, diarahkan dan diimplementasikan dalam satu kesatuan arah. c. Miskomunikasi diantara tingkatan organisasi dapat diminimalkan. Menerapkan prinsip kepemimpinan akan membawa pada: a. Mempertimbangkan kebutuhan semua pihak terkait termasuk pelanggan, pemilik, karyawan, pemasok, investor, masyarakat lokal dan keseluruhan. b. Mendirikan visi yang jelas pada masa depan organisasi. c. Menentukan tujuan dan target yang manantang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Menciptakan dan menjaga nilai-nilai bersama, keadilan dan model peran etikal disemua tingkatan organisasi. e. Meningkatkan ras saling percaya dan menghilangkan ketakuatan. f. Menyediakan sumber daya yang diperlukan, pelatihan dan kemerdekaan untuk bertindk pada semua orang, dengan tanggungjawab dan akutabilitas. g. Menginspirasikan, mendorong dan mengenali kontribusi semua orang dalam organisasi. 3. Keterlibatan Semua Orang Orang disemua tingkatan adalah inti dari organisasi dan keterlibatan penuh mereka memungkinkan kemampuan mereka untuk digunakan bagi kcmanfaatan organisasi. Manfaat kuncinya adalah: a. Orang yang tennotivasi, komit dan terlibat dalam organisasi. b. Inovasi dan kreatifitas dalam menuju sasaran organisasi. c. Orang yang akan bertanggungjawab pada kinerja mereka sendiri. d. Semua orang ingin berpartisipasi dan berkontribusi pada perbaikan terus-menerus. Menerapkan prinsip keterlibatan orang ini akan membawa pada: a. Orang mengerti pentingnya kontribusi mereka dan perannya di organisasi. b. Orang mengidentifikasi hambatan dari kinerja mereka. c. Orang mengevaluasi kinerja mereka terhadap tujuan dan sasaran pribadi mereka. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Orang akan secara aktif mencari peluang meningkatkan kompetensi mereka, pengetahuan dan pengalaman. e. Orang akan berbagi pengetahuan dan pengalaman secara bebas. f. Orang akan secara terbuka mendiskusikan masalah dan isu-isu penting. 4. Pendekatan Proses Hasil yang diharapkan dapat dicapai secara lebih efisien ketika aktifitas dan sumber daya yang berhubungan dengannya dikelola sebagai suatu proses. Manfaat kuncinya adalah: a. Biaya yang lebih dan waktu siklus lebih pendek melalui penggunaan sumber daya yang lebih efektii b. Basil yang dapat diprediksi, konsisten dan lebih baik. c. Peluang perbaikan yang terfokus dan dalam bentuk prioritas. Menerapkan prinsip pendekatan proses akan membawa pada: a. Secara sistematis akan menjelaskan aktifitas yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. b. Mendirikan tanggungjawab yang jelas dan akuntahilitas bagi mengelola aktifitas kunci. c. Menganalisa dan mengukur kemampuan aktifitas kunci. d. Mengidentifikasi antar muka aktifitas kundi di dalam dan diantara fungsi organisasi. e. Memfokuskan pada faktor seperti sumber daya, metoda dan material yang akan memperbaiki aktifitas organisasi kunci. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. f. Mengevaluasi resiko, konsekwensi dan dampak dari aktifitas pada pelanggan, pemasok dan pihak lain yang terkait. 5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen Mengidentifikasi, mengerti dan mengelola proses saling berhubungan sebagai sistem yang memberi sumbangan pada keefektifan organisasi dan efisiensi dalam mencapai sasarannya. Manfaat kuncinya adalah: a. Integrasi dan pengarahan proses yang akan mencapai hasil terbaik yang diinginkan. b. Kemampuan untuk memfokuskan usaha pada proses kunci. c. Meningatkan kepercayaan diri pihak terkait pelanggan, investor, masyarakat, dan seterusnya terhadap konsistensi, efektifitas dan efisiensi organisasi. Menerapakan prinsip pendekatan sistem pada manajemen akan membawa pada: a. Menstrukturkan sistem untuk mencapai sasaran organisasi dalam cara yang paling efektif dan efisien. b. Mengerti hubungan saling ketergantungan antara proses-proses dalam sistem. c. Menstrukturkan pendekatan yang mengharmonisasi dan mengintegrasikan proses. d. Menyediakan pengertian lebih baik pada peran dan tanggungjawab yang diperoleh hagi upaya mencapai sasaran bersama dan sekaligus mengurangi hambatan lintas fungsional. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. e. Mengerti kemampuan organisasional dan menentukan batasan sumber daya menurut prioritas perlakuan. f. Menentukan target dan menjelaskan seberapa spesifik aktifitas dalam sistem sebaiknya dioperasikan. g. Secara terus-menerus memperbaiki sistem melalui pengukuran dan evaluasi. 6. Perbaikan Terus-Menerus Perbaikan terus-menerus pada kinerja keseluruhan organisasi harus menjadi sasaran permanen organisasi. Manfaat kuncinya adalah: a. Keungulan kinerja melalui kemampuan organisasional yang lebih baik. b. Penyesuaian aktifitas perbaikan disemua tingkatan pada maksud strategis organisasi. c. Fleksibilitas untuk bereaksi secara cepat pada peluang. Menerapkan prinsip ini akan membawa pada: a. Menerapkan pendekatan konsisten diseluruh organisasi untuk perbaikan kinerja organisasi secara terus-menerus. b. Menyediakan pelatihan pada semua orang dalam metoda dan alat perbaikan berkelanjutan. c. Membuat perbaikan berkelanjutan pada produk, proses, dan sistem menjadi sasaran bagi semua individu dalam organisasi. d. Mendirikan tujuan untuk memandu dan ukuran untuk ditempuh, perbaikan berkelanjutan. e. Mengenali dan mengakui perbaikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 7. Pendekatan Faktual Pada Proses Pengambilan Keputusan Keputusan-keputusan efektif didasarkan pada analisa data dan informasi. Manfaat kuncinya adalah: a. Keputusan-keputusan yang diinformasikan. b. Peningkatan kemampuan untuk mendemonstrasikan keefektifan keputusan-keputusan masa lalau. c. Melalui referensi pada rekaman faktual. d. Peningkatan kemampuan untuk mereview, menantang dan merubah opini dan keputusan. 8. Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan Organisasi dan pemasoknya adalah saling ketergantungan, dan hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. Manfaat kuncinya adalah: a. Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua belah pihak. b. Flesibilitas dan kecepatan respon bersama pada perubahan pasar atau keinginan dan harapan pelanggan. c. Mengoptimalkan biaya dan sumber daya. Menerapkan prinsip ini akan membawa pada: a. Mendirikan hubungan yang menyeimbangkan pendapatan jangka pendek dengan pertimbangan jangka panjang. b. Mengumpulkan keahlian dan sumber daya dengan mitra. c. Mengidentifikasi dan menseleksi pemasok kunci. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Komunikasi yang jelas dan terbuka. e. Berbagi infonnasi dan rencana mada depart. f. Mendirikan aktifitas perbaikan dan pengembangan bersama. g. Menginspirasi, mendorong dan mengenali perbaikan dan pencapaian dengan pemasok.

2.2.2. Internal Auditor

2.2.2.1.Pengertian Internal Auditor Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing. Oleh sebab itu internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan teknik dasar dari penilain. Dengan demikian pemeriksa intern internal auditor harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan manajemen direksi, ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan. Supaya pengertian auditor dapat menjadi lebih jelas maka sebelum membicarakan lebih lanjut tentang pengertian internal auditor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terlebih dahulu penulis menguraikan pengertian internal control pengawasan intern, sebab pembahasan selanjutnya berkaitan erat dengan pengawasan intern. Pengawasan intern mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi perusahaan. Pengawasan intern merupakan alat yang baik untuk membantu manejemen dalam menilai operasi perusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha. AICPA American Institute of Certified Public Accountants memberikan pengertian internal control sebagai berikut Commaite on Auditing Procedures dalam Nasution, 2003:1: Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and measures adopted within a business to safeguad its cassets, chek the accuracy and realibility of its accounting data, promate operational efficiency, and encorage adhrence to prescribed managerial policies . Atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan tampak metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harga benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data akuntasi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan. Sesuai dengan definisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern mencakup pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan administratif Hadibroto dan Oemat Witarsa, 1984:6 dalam Nasution 2003:2. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari prosedur yang terutama menyangkut dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta benda dapat dipercayainya catatan keuangan pembukuan. Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang otorisasi dan sistem persetujuan pemisahan antara tugas operasional, tuggas penyimpanan harta kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksaan intern internal audit. b. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan ang pada umumnya tidakl langsung berhubungan dengan pembukuan akuntasi. Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik, time dan motion study , laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu. Dan definisi diatas mengenai pengertian system pengawasan intern, maka jelas betapa pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Sistem internal control yang baik tidak dapat menjamin tidak adanya penyimpangan kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan, apabila orang-orang yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Usaha untuk melaksanakn sistem intern control yang baik adalah dilaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh pimpinan perusahaan dengan membuat suatu departemen atau bagian yang disebut departemen internal auditing. Semakin berkembangnya satuan usaha-usaha ekonomis, baik ditinjau dari unit-unit operasi maupun struktur organisasi menurut suatu sistem manajmen yang baik, dengan mempekerjakan pekerja atau karyawan yang sesuai dengan keahliannya pada berbagai bidang tingkat unit operasi dan tempat yang berbeda pula. Dengan bertambah kompleksnya tugas-tugas manajemen, maka mereka tidak mampu melakukan pengawasan dan koordinasi yang efektif untuk seluruh perusahaan. Oleh karena itu manajemen perlud dibantu oleh suatu unit yang khusus mengenai dan menelaah prosedur-prosedur dan operasi perusahaan. Dengan adanya departemen internal audit, diharapkan akan dapat membantu anggota manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan, efisiensi, unit usaha atau efektifit system pengawasan intern. Hal inilah yang melatar belakangi timbulnya spesialisasi bidang pemeriksaan intern, yang menuntut tidak hanya keahlian dalam bidang akuntansi tetapi juga keahlian bidang lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.2.2.Fungsi dan Tujuan Internal Auditing Seperti telah dikemukakan bahwa internal auditing merupakan salah satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manajemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapaun fungsi internal auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi internal auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja internal auditing dalam mencappai tujuannya adalah Kosasih, 2005:27: 1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi. 2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang detetapkan. 3. Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan atau organisasi dipertanggunjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian. 4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan dan lainnya yang dikembangkan dalam organisasi. 5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang telah dibebankan. Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperijsanya. Sebab itu intenal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujuan perusahaan Holmes dan Burns, 2000:109-110 Adapun tujuan internal auditing yang dikemukakan oleh ahli yang lain adalah: 1. Membantu manajemen untuk mendapatkan adminstrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan. 2. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan keefektifan dari prosedur intern. 3. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien. 4. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja. 5. Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan. 6. Menentukan tingkat koordinasi dan kerjasama dari kebijaksanaan manajemen.

2.2.3. Pengaruh Penerapan Total Quality Management TQM terhadap

Fungsi Intenal Auditor Revolusi TQM yang pada tahun 1940 dikembangkan oleh W. E. Deming dan J. M. Juran di AS merupakan filosofi dan pendekatan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. suatu perubahan dan harapan mengenai mendapatkan sesuatu pada saat dibutuhkan bai konsumen ekstrnal maupun internal melalui keterlibatgan seluruh jajaran pada setipa tingkatan organisasi. Deming dan Juran menetapkan suatu tatanan pengimplementasian TQM yang menekankan pada 14 unsur penting dimana bermuara pada pergeseran dari inspeksi dan pengawasan managerial yang kaku kepada integrasi antara proses perbaikan dan partisipatif secara berkelanjutan Zainal dn Muda, 2009:155. Pengimplementasian TQM secara merata dikomprehensif dan berkesinambungan turut mendukung kinerja organisasi Supratiningrum et.al,:2004. Implikasi TQM melalui keterlibatan seluruh jajaran organisasi yang ditunjang dengan berbagai sarana dan program yang berkaitan berdampak pata tatanan kultur, sikap, dan aktivitas organisasi termasuk juga berimplikasi pada profesi audit internal, dimana audit internal dituntut untuk turut menyesuaikan dan terllibat dengan sistem pengendalian yang selaras denan strategi TQM. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan yang menjadi ciri TQM juga merupakan pemicu bagi perubahan paradigma kehidupan perusahaan. 2.3.Kerangka Pikir Berdasarkan permasalahn yang telah dirumskan, berikutnya peneliti akan menampilkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, secara lengkap akan digambarkan sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.2. Gambar Kerangka Pikir 2.4.Hipotesis Berdasarkan teori yang sudah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu: diduga focus pada pelanggan, perbaikan bekelanjutan dan pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap fungsi audit internal PJB Unit Pembangkit Gresik. Fokus pada Pelanggan X1 Perbaikan Berkelanjutan X2 Pemberdayaan Karyawan X3 Fungsi Audit Internal Y Uji Regresi Linier Berganda Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25