PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMEN (TQM) TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA PJB. UNIT PEMBANGKIT GRESIK).

(1)

PENGARUH PENERAPA.N TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA PJB.

UNIT PEMBANGKIT GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonami

Universitas Pembangunan Nasioiial "Veteran" Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Program Studi Akuntansi

Diaiukan Oleh :

Vivian Dena Anabrita 0413010281/FE/AK

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, penulis melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) Terhadap Fungsi Audit Internal Pada PJB Unit Pembangkit Gresik".

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

2. Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

3. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi., selaku wakil Dekan Fakultas Ekonomi


(3)

4. D r. S ri Trisnaningsih, MSi., selaku Ketua Progra m Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

5. Dra. Ec. Sari Andayani, MAks., selaku Dosen Pembimbing yang telah

mengarahkan, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional "Veteran" Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Ucapan terima kasih kepada keluargaku, bapak dan ibu serta saudara yang

senantiasa memberikan do'a dan dukungan baik moral maupun materiil

dengan tulus ikhlas.

8. Keluarga besar Medokan, mbak dan mas....trimakasih udah dibantu selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harpkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya dimasa yang akan datang.

Surabaya, Februari 2010


(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

Abstraksi ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Total Quality Management ... 9

2.2.1.1.Pengertian Total Quality Management ... 9

2.2.1.2.Unsur-Unsur Total Quality Manajement ... 10

2.2.1.3.Manfaat Total Quality Manajement ... 13

2.2.1.4.Karakteristik dan Prinsip Total Quality Manajement ... 14


(5)

2.2.1.5.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan

Total Quality Manajement ...

15 2.2.1.6.Prinsip TQM Yang Berbasis Kualitas ...

18 2.2.2. Internal Auditor ... 25

2.2.2.1.Pengertian Internal Auditor ... 25 2.2.2.2.Fungsi dan Tujuan Internal Auditing ...

29 2.2.3. Pengaruh Penerapan Total Quality Management

(TQM) terhadap Fungsi Intenal Auditor ... 31

2.3. Kerangka Pikir ... 31 2.4. Hipotesis ...

33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34 3.1.1. Definisi Operasional ...

34 3.1.2. Pengukuran Variabel ...

36 3.2. Teknik Penentuan Sampel ...

37 3.2.1. Populasi ...

37 3.2.2. Sampel ...

37

3.3. Sampel ... 38

3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 38 3.3.2. Pengumpulan Data ...

39 3.4. Teknik Analisis Data ... 39

3.4.1. Uji Kualitas Data ... 39 3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 41


(6)

3.4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 43

3.4.3.1.Teknik Analisis ... 43

3.4.3.2.Uji Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 46 4.1.1. Sejarah PJB Unit Pembangkit Gresik ...

46 4.1.2. Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan ...

47 4.1.3. Lokasi Perusahaan ... 48 4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan ...

49 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...

61 4.2.1. Karakteristik Responden ...

61

4.2.2. Deskripsi Variabel Fokus Pada Pelanggan (X1) ... 64

4.2.3. Deskripsi Variabel Perbaikan Berkelanjutan (X2) ...

65

4.2.4. Deskripsi Variabel Pemberdayaan Karyawan (X3) ....

66 4.2.5. Deskripsi Variabel Fungsi Internal Audit (Y) ...

68 4.3. Deskripsi Hasil Pengujian ...

69 4.3.1. Uji Validitas ...

69 4.3.2. Uji Reliabilitas ...

71 4.3.3. Uji Normalitas ...

71 4.3.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ...

72 4.3.5. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ...

75 4.3.6. Hasil Pengujian Hipotesis ...

77

4.3.6.1.Uji Kecocokan Model ... 77


(7)

4.3.6.2.Uji t ... 77 4.4. Pembahasan ... 79

4.4.1. Pengaruh Fokus Pada Pelanggan Terhadap Fungsi

Audit Internal ... 80 4.4.2. Pengaruh Perbaikan Berkelanjutan Terhadap Fungsi

Audit Internal ... 81 4.4.3. Pengaruh Pemberdayaan Karyawan Terhadap Fungsi

Audit Internal ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 83 5.2. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 63

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 63

Tabel 4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Fokus Pada Pelanggan (X1) ... 64

Tabel 4.6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Perbaikan Berkelanjutan (X2) ... 65

Tabe14.7. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pemberdayaan Karyawan (X3) ... 67

Tabe14.8. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Fungsi Internal Audit (Y) ... 68

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Variabel Fokus Pada Pelanggan (X1) ... 69Ta bel 4. 10 . Hasil Uji Validita s Pert any aa n Varia bel Perbai kan Berkelanjutan (X2) ... Tabe14.11. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Variabel Pemberdayaan Karyawan (X3) ... 70

label 4.12. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Variabel Fungsi Audit Internal (Y) ... 70

Tabel 4.13. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 71

Tabel 4.14. Hasil Pengujian Normalitas ... 72


(9)

Tabel 4.l 5. Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 74

Tabel 4.16. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 74


(10)

D A

FTAR GAMBAR

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT PJB Unit Pembangkitan Gresik ... Gambar 4.3.

Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi ... Gambar 2.1.

Gambar 2.2.

Gambar

4.1.

Total Quality Management dalam Perusahaan ... 14

Gambar Kerangka Pikir ... 33


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

L a mp i r a n 2 . R e k a p i t u l a s i J a w a b a n R e s p o n d e n V a r i a b e l F o k u s P a d a Pelanggan (X1)

L a m p i r a n 3 . R e k a p i t u l a s i J a w a b a n R e s p o n d e n V a r i a b e l P e r b a i k a n Berkelanjutan (X2)

Lampiran 4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pemberdayaan Karyawan (X3)

Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Fungsi Audit Internal (Y)

Lampiran 6. Input Data

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Fokus Pada Pelanggan (X1)

La mp iran 8 . Hasil Uji Validitas d an Relia bilita s Vari abe l Per baik an Berkelanjutan (X2)

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pemberdayaan Karyawan (X3)

Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Fungsi Audit Internal (Y)

Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas

Lampiran 12. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 13. Hasil Uji Heteroskedastisitas


(12)

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY M ANAGEM EN (TQM ) TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA PJB. UNIT PEM BANGKIT GRESIK

Abstraksi

Pengendalian internal dalam perusahaan berskala besar sulit dilakukan,

hal ini dikarenakan banyaknya anggota dan perusahaan tersebut. Untuk itu sesulit apapun pelaksanaannya tetap diperlukan pengendalian internal yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari audit internal: adalah mengatur secara sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Pengendalian intern dan kinerja dan manajemen sangatlah penting, karena menjadi pemain inti di dalam sebuah perusahaan. Kegiatan audit internal menguji dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian intern yang ada dalam perusahaan.

Variabel penelitian ini adalah Fokus Pada Pelanggan (X1), Perbaikan berkelanjutan (X2), Pemberdayaan Karyawan (X3) dan Fungsi Audit I nternal (Y). teknik pengukuran variable tersebut menggunakan skala semantic differential. Populasi penelitian ini adalah seluruh top, middle

dan lower manager PJB Unit Pembangkit Gresik yang berjumlah 63 orang,

sedangkan setelah dimasukkan rumus Yaman diperoleh jumlah sample sebanyak 49 orang manager. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan statistik regresi linier berganda.

Berdasarkan basil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: variabel fokus pada pelanggan (X1), perbaikan berkelanjutan (X2), dan pemberdayaan karyawan (X3) secara simultan berpengaruh terhadap nilai fungsi internal audit (Y). Variabel fokus pada pelanggan (X1), dan perbaikan berkelanjutan (X2) secara parsial berpengaruh terhadap nilai fungsi internal audit (Y), sedangkan variabel pemberdayaan karyawan (X3) tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai fungsi internal audit (Y)


(13)

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY M ANAGEM EN (TQM ) TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA PJB. UNIT PEM BANGKIT GRESIK

Keyword: fokus pada pelanggan, perbaikan berkelanjutan, pemberdayaan karyawan, nilai fungsi internal audit

Abstraction

I nternal control in large-scale enterprises is difficult, this is because many members of the company. For that implementation is still required as hard as any effective internal controls and efficient way to achieve company goals. The purpose of internal audit is to systematically manage and evaluate internal control within the company. I nternal control and performance of management is very, important, because it became a core player in a company. I nternal audit activities to test and assess the effectiveness and adequacy of the existing system of internal control within the company.

The purpose of this study, among others, to test and analyze the influence of the focus of the customer, continuous improvement and employee empowerment of the internal audit function.

The variables of this study is the focus on customer (X1), continuous improvement (X2), employee empowerment (X3) and the internal audit function (Y). Tekni measurement of these variables using the semantic differential scale. this study population is the entire top, middle and lower managers PJB Gresik Power Units, amounting to 63 individuals, Yamane entered the formula obtained after the sample number as many as 49 people manager. To determine the influence of independent variables on the dependent variable using linear regression test.

Based on the results of testing and analysis has been done, it can be concluded as follows: a focus on the customer variable (X1), continuous improvement (X2), and employee empowerment (X3) simultaneously affect the value of the internal audit function (Y). Focus on the customer variable (X1), and continuous improvement (X2) partially affect the value


(14)

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY M ANAGEM EN (TQM ) TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA PJB. UNIT PEM BANGKIT GRESIK

of the internal audit function (Y), while the variable employee empowerment (X3) had no effect partially to the value of the internal audit function (Y)

Keyword: focus on customers, continuous improvement, employee empowerment, the value of the internal audit function

focused), perbaikan berkelanjutan (continous improvement), dan

pemberdayaan karyawan (employee empowerment) telah menjadi isu penting, tidak hanya dalam lingkup bisnis lokal tetapi juga dalam bisnis international, terutama dalam menghadapi Asena Free Trade Agreement (AFTA) 2010 dan era perdagangan bebas dunia. Sehingga melalui peningkatan kualitas yang menyeluruh terhadap produk atau jasa yang dihasilkan dan ditunjang oleh keberadaan fungsi audit internal yang semakin menyadari posisinya sebagai pihak kunci yang turut menentukan pencapaian tujuan perusahaan khususnya dalam usahanya memenuhi kepuasan pelanggan. Bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan dalam negeri yang akan kembali dikenal di dunia sebagaimana dikenal sebelum terjadi krisis ekonomi melanda I ndonesia karena geliat para pelaku bisnis yang ada di I ndonesia.

Perusahaan PJB. Unit Pembangkit Gresik adalah salah satu perusahaan yang mengalami kendala dalam pelaksanaan tersebut, di mana perusahaan tidak bisa memanfaatkan fungsi dan audit internal secara benar, sehingga tidak mampu membantu perusahaan dalam memelihara pengendalian internal yang efektif. Sebagaimana bentuknya adalah kekurang tepatan manajemen dalam menunjuk orang yang dipercaya untuk menjadi auditor internal (tidak didasarkan atas pemenuhan kompetensi, pedoman kriteria) sehingga tidak dapat memastikan sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Pengendalian internal dalam perusahaan berskala besar tentunya sangat sulit dilakukan, hal tersebut dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Untuk itu sesulit apapun pelaksanaannya tetap diperlukan pengendalian internal yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tujuan dari audit internal adalah mengatur secara sistematis serta mengevalusi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun, pada kenyataannya pengendalian intern tidak berjalan sesuai dengan konseprnya, dikarenakan kurangnya tanggungjawab dalam perusahaan dan

banyaknya penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

Penyimpangan-penyimpangan tersebut biasanya dalam bentuk kinerja manajemen. Karena tidak sesuainya kinerja manajemen dengan prosedur-prosedur yang berlaku, atau adanya penugasan-penugasan yang dirangkap sehingga menyebabkan pengendalian intern tidak efisien.

Pengendalian intern dan kinerja dari manajemen sangalah penting, karena menjadi pemain inti di dalam sebuah perusahaan, schingga apabila manajemen dapat memberikan kinerja yang baik, maka akan dapat meningkatkan pengendalian dalam perusahaan. Namun, dalam pelaksanaan


(16)

2

prosedur yang diterapkan sering kali tidak sesuai dengan kinerja perusahaan tersebut dan juga pembagian tanggungjawab atau pendelegasian tanggungjawab tidak efektif dan sering kali tidak sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

Kegiatan audit internal menguji dan menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian intern yang ada dalaan perusahaan. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi ada atau pimpinan unit tideak memiliki sumber informasi intern yang bebas mengenai kinerja perusahaan. Hal tersehut disebabkan karena fungsi dari audit internal harus dapat membantu perusahaan dalam memelihara pengendalain internal yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.

Efektivitas penerapan pengendalian sebagai bagian dari fungsi audit internal yang menjadi sasaran TQM dan berfokus pada pelanggan (customer

focused), perbaikan berkelanjutan (continous improvement), dan

pemberdayaan karyawan (employee empowerment) telah menjadi isu

penting, tidak hanya dalam lingkup bisnis lokal tetapi juga dalam bisnis international, terutama dalam menghadapi Asena Free Trade Agreement (AFTA) 2010 dan era perdagangan bebas dunia. Sehingga melalui peningkatan kualitas yang menyeluruh terhadap produk atau jasa yang dihasilkan dan ditunjang oleh keberadaan fungsi audit internal yang semakin menyadari posisinya sebagai pihak kunci yang turut menentukan pencapaian tujuan perusahaan khususnya dalam usahanya memenuhi kepuasan


(17)

3

pelanggan. Bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan dalam negeri yang akan kembali dikenal di dunia sebagaimana dikenal sebelum terjadi krisis ekonomi melanda Indonesia karena geliat para pelaku bisnis yang ada di Indonesia.

Perusahaan PJB. Unit Pembangkit Gresik adalah salah satu perusahaan yang mengalami kendala dalam pelaksanaan tersebut, dimana perusahaan tidak bisa memanfaatkan fungsi dari audit internal secara benar, sehingga tidak mampu membantu perusahaan dalam mcmelihara pengendalian internal yang efektif. Sebagaimana bentuknya adalah kekurangtepatan manajemen dalam menunjuk orang yang dipercaya untuk menjadi auditor internal (tidak didasarkan atas pemenuhan kompetensi, pedoman kriteria) sehingga tidak dapat memastikan sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan.

Sesuai dengan hasil observasidan wawancara yang dilakukan oleh penliti terhadap pihak manajemen terkait dengan hasil audit yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa kondisi diatas berdampak pada terhambatnya perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan karena karyawan yang dimiliki tidak diberdayakan dengan baik. Pada permasalahan internal tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat memberikan fokus dan perhatiannya kcpada pelanggan.


(18)

4

Keuntungan bagi perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sebab, untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman pengevaluasian informasi tersebut. Informasi disini memiliki berhagai bentuk, sedangkan kriteria untuk mengevaluasi informasi cukup beragam dan audit dilakukan oleh orang yang berkompeten. Untuk dapat tercapainya audit alas aktivitas perusahaan secara optimal pada dasamya memang diperlukan sistem audit yang berkualitas, dimana syarat pertama dan utama adalah kualitas auditor interna itu sendiri yang mengevaluasi sistem pengendalian internal perusahaan.

Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) terhadap Fungsi Audit Internal Pada PJB. Unit Pembangkit Gresik"

1.2.Perumusan Masalah

Permasalahan merupakan bagian dari suatu kegiatan yang berupa pertanyaan yang nantinya diperoleb jawaban setelah penelitian selesai dilaksanakan, yaitu pada kesimpulan. Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah focus pada pelanggan, perbaikan berkelanjutan dan pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap fungsi audit internal PJB. Unit Pembangkit Gresik?


(19)

5

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal pokok yang harus ada terlebih dahulu sebelum seseorang melaksanakan kegiatan penelitian. Karena dengan merumuskan tujuan diharapkan dapat memberikan arah yang jelas bagi peneliti dalam melangkah. Adapun tujuan yang ingin dicapai rnelalui penelitian ini antara lain untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari fokus dari pelanggan, perbaikan berkelanjutan dan pemberdayaan karyawan terhadap fungsi audit internal PJB. Unit Pembangkit Gresik.

1.4.Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Untuk memberikan sumbangan dan saran-saran bagi perusahaan yang

dapat bermanfaat sebagai alternative yang akan dipertimbangkan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

b. Untuk memberikan usul dan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengoptimalkan fungsi dari audit internal dalam sebuah perusahaan. 2. Bagi Univesitas

Untuk menjadikan suatu perbandingan antara teori-teori yang selama ini penulis dapatkan dengan pelaksanaan sebenarnya di perusahaan ini.

3. Bagi Pembaca

a. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan yang luas dalam

pengendalian intern khususnya terhadap aktifitas penjualan. b. Dapat menjadi bahan acuan dan tambahan informasi ilmiah.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1.Basil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai penerapan TQM dan fungsi audit internal antara lain pernah dilakukan oleh Zainal dan Muda (2009) yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) terhadap Fungsi Audit Internal (Survey pada Perusahaan Bersertifikasi ISO 9000 di Propinsi Sumatera Utara) dimana dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa penerapan TQM yang terdiri dan Customer Focused (fokus pada pelanggan), Continous Improvement (perbaikan berkelanjutan), dan Employee Empowerment (pemberdayaan karyawan), berpengaruh positif secara simultan dan parsial terhadap Fungsi Audit Internal pada perusahaan bersertifikasi ISO 9000 di Propinsi Sumatera Utara dan hipotesis keenam (H6) terbukti, artinya secara simultan semua variabel yang diuji berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dengan kemampuan prediksi 71,1%.

Penelitian ini juga menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Yadnyana (2010) sebagai dasar penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Pada Hotel Berbintang Empat dan Lima di Bali”. Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa, berdasarkan pembahasan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: faktor-faktor yang membentuk kualitas jasa auditor internal secara


(21)

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern pada hotel berbintang empat dan lima di Bali.

Artikel dari Purwanto (2003) juga dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian ini, dimana judul artikel adalah TQM dan TQEM. Artikel ini menjelaskan mengenai konsep dari Total Quality Management dan Total Quality Environmental Management (TQEM). Kesimpulan dari artikel ini adalah kunci keberhasilan dari suatu manajemen kualitas terpadu, baik pada TQM atau TQEM adalah penetapan kebijakan dan tujuan perusahaan serta komitmen untuk melaksanakan kebihakan tersebut oleh seluruh pihak dalam organisasi, kepemimpinan dari manajemen puncak untuk memberikan arah bagi perubahan budaya kualitas dalam perusahaan. Adanya motivasi dari seluruh personil organisasi untuk memberikan dan menjadi yang terbaik dalam perusahaan dan adanya program peningkatan kualitas yang berkesinambungan. Fokus perusahaan untuk memuaskan pelanggan serta penerapan sistem kualitas sebagai landasan dalam usaha pencapaian manajemen kualitas terpadu.

Ada beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang. Perbedaan pada penelitian pertama dengan penelitian sekarang terletak pada obyek penelitian. Sedangkan pada penelitian kedua perbedaan terletak pada variabel efektivitas pengendalian intern dan obyek penelitian. Kemudian pada penelitian ketiga perbedaan terletak pada variabel yang digunakan, dimana pada penelitian terdahulu menggunakan variabel TQEM.


(22)

2.2.Landasan Teori

2.2.1. Total Quality Management

2.2.1.1.Pengertian Total Quality Management

Total Quality Management adalah perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan kedalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Pawitra, 1993:135) yang dikutip oleh Tjiptono & Anastasia. Selain itu TQM juga diartikan sebagai sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada orang atau karyawan dan bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah (Nasution, 2004:22).

Untuk memudahkan pemahaman pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM, sedangkan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya. Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang menoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Anastasia, 2003:4).


(23)

Total Quality Management adalah sebagai suatu penerapan metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada tingkatan tertentu dimana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan dimasa yang akan datang (Arini, 2003:35).

Mengenai adopsi terhadap pemanufakturan barn memberikan gambaran bahwa praktik TQM lebih menekankan karyawan dalam memcahkan masalah, bekerja secara team work, dan membangkitkan inovatif untuk memperbaiki produksi. Menurut mereka karyawan diminta mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan proses pemanufakturan, mengurangi kerusakan dan memastikan bahwa operasi perusahaan berjalan dengan efisien, Iebih menekankan pada produk dan pelanggan bukan produksi massa (Bather dan Schorder dalam Indriantoro, 2001:30)

2.2.1.2.Unsur-Unsur Total Quality Management

Faktor pembeda TQM dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana tersebut. Komponen tersebut memiliki 10 unsur yang akan dijelaskan sebagai berikut (Nasution, 2001:30):

1. Fokus pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelangganintemal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk


(24)

dan jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang telah ditetapkan. Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka yang berlaku prinsip “good enough is not good enough”.

3. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ini diperlukan terutama untuk mendesain pekerjaan, dalam proses pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.

4. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu diperlukan budaya perusahaan yang baru pula, oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting agar dapat berjalan dengan sukses.

5. Kerjasama Tim (Team Work)

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim dan kemitraan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan, pemasok, lembaga-lembaga pemerintahan, dan masyarakat sekitar.


(25)

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat semakin meningkat.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor fundamental bagi organisasi yang menerapkan TQM. Setiap orang diharapkan dan diharuskan untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian professional.

8. Kebebasan yang Terkendali

Untuk ini merupakan unsur yang sangat penting, karena dengan demikian dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat.

9. Kesatuan Tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka organisasi harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan

Keterlibatan dan pcmberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan


(26)

kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik atau perbaikanyang lebih efektif. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan ”rasa memiliki” dan tanggungjawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

2.2.1.3.Manfaat Total Quality Management

Manfaat Total Quality Management dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan. Menurut Tjiptono dan Anastasia (2001:10), dengan melakukan perbaikan secara terus menems, maka perusahaan dapt meningkatkan labanya melalui dua rute, yaitu:

1. Rute pertama

Rute pasar. Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasar semakin besar dan harga jualnya lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar.

2. Rute kedua

Perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya-upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba meningkat.


(27)

Gambar 2.1.

Total Quality Management dalam Perusahaan

2.2.1.4.Karakteristik dan Prinsip Total Quality Management

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas tingkat dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Ada 4 prinsip utama dalam Total Quality Management (TQM), yaitu (Nasution, 2001:45): 1) Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualias tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan didalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.

P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki Posisi Persaingan Meningkatkan Keluaran Yang Bebas Hambatan Harga Yang Lebih Tinggi Meningkatkan Pangsa Pasar Meningkatkan Penghasilan Mengurangi Biaya Operasi Meningkatkan Laba


(28)

2) Respek terhadap setiap orang

Dalam perusahaan yang memperhatikan kualitas, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas sendiri yang unik. Oleh karena itu perusahaan menganggap karyawan adalah sumberdaya yang bernilai. Dengan pola pandang demikian, maka perusahaan akan memberikan peran karyawan untuk berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.

3) Manajemen berdasarkan fakta

Ada dua konsep pokok yang menyangkut ini, yaitu prioritasi dan variasi (variation). Prioritas memfokuskan aspek penting, dan mengabaikan aspek tidak penting berdasarkan data-data dan fakta yang ada. Sedangkan variasi memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian wajar dari setiap organisasi.

4) Perbaikan berkesinambungan

Konsep yang berlaku adalah PDCA (plan, do, chek, act) yang merupakan urutan langkah manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan dan pelaksanaan rencana.

2.2.1.5.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan Total Quality Management

Menurut Tjiptono & Diana (2003:20), beberapa kesalahan yang sering dilakukan antara lain:


(29)

1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dan manajemen senior Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya dimulai dari pihak manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila tanggungjawab tersebut didelegasikan kepada pihak lain, maka peluang terjadinya kegagalan sangat besar.

2. Team Mania

Organisasi perlu membentuk beberapa tim yang melibatkan semua karyawan. Untuk menunjang dan menumbuhkan kerjasama tim, paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang baik terhadap perannya masing-masing. Kedua, organisasi harus melakukan perubahan budaya supaya kerja sama tim tersebut dapat berhasil. Apabila kedua hal tersebut tidak dilakukan sebelum pembentukan tim, maka akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah.

3. Proses Penyebarluasan (deployment)

Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara bersamaan mengembangkan rencana untuk menyatukannya kedalam seluruh elemen organisasi, misalnya operasi, pemasaran dan lain-lain. Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut juga melibatkan para manajer, pemasok, serikat pekerja dan bidang produksi lainnya.


(30)

4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis

Adapula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming, Juran atau pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip- prinsip yang ditentukan disitu, padahal tidak ada satupun pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk segala situasi. Bahkan para pakar kualitas mendorong organisasi untuk menyesuaikan program-program kualitas dengan kebutuhan mereka masing-masing.

5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis

Bial hanya mengirim karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan berarti telah membentuk keterampilan mereka. Selain itu dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru.

6. Enpowement yang bersifat premature

Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian empowerment kepada para karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan, maka para karyawan tersebut akan dapat menjadi self-directed dan memberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik, karyawan tidak tahu apa yang hams dikerjakna setelah sutau pekerjaan telah diselesaikan.


(31)

2.2.1.6.Prinsip TQM Yang Berbasis Kualitas

Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bersandar pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Mengikuti penjelasan tersebut, manajemen kualitas dapat dijalaskan sebagai aspek keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan dan mengimplementasikan kebijakan kualitas.

Terdapat 8 hal kunci (8 hal prinsip-prinsip manajemen kualitas) keberhasilan perbaikan kinerja berbasis kualitas seperti disebutkan Purwanto (2003:4-6), yaitu:

1. Fokus pada Konsumen

Organisasi yang tergantung pada pelanggan mereka hams mengerti kebutuhan pelanggan sekarang dan masa depan, hams memenuhi keperluan pelanggan dan berketetapan untuk memenuhi harapan pelanggan. Manfaat kuncinya adalah peningkatan pendapatan dan pangsa pasar yang didapat melalui respon yang cepat dan fleksibel pada peluang pasar, peningkatan keefektifan dalam penggunaan sumber daya organisasi untuk mengingkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki kesetiaan pelanggan, sehingga kontak bisnis berulang.

Menerapkan prinsip ini akan mengarahkan pada tindakan: a. Penelitian untuk mengerti kebutuhan dan harapan pelanggan.

b. Memastikan bahwa sasaran organisasi dihubungkan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.


(32)

c. Mengkomunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan diseluruh organisasi.

d. Mengukur kepuasan pelanggan dan bertindak sesuai hasil tersebut. e. Mengelola hubungan dengan pelanggan secara sistematis.

f. Memastikan pendekatan keseimbangan antara memuaskan pelanggan dan pihak lain yang terkait.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan menentukan kesatuan arah dan maksud dari organisasi. Prinsip ini harus menciptakan dan menjaga lilngkungan internal dimana orang-orang dapat terlibat secara penuh dalam mencapai sasaran organisasi. Manfaat kuncinya adalah:

a. Semua orang akan mengeti dan memotivasi menuju tujuan dan sasaran organisasi.

b. Aktifasi dapat dievaluasi, diarahkan dan diimplementasikan dalam satu kesatuan arah.

c. Miskomunikasi diantara tingkatan organisasi dapat diminimalkan. Menerapkan prinsip kepemimpinan akan membawa pada:

a. Mempertimbangkan kebutuhan semua pihak terkait termasuk pelanggan, pemilik, karyawan, pemasok, investor, masyarakat lokal dan keseluruhan.

b. Mendirikan visi yang jelas pada masa depan organisasi. c. Menentukan tujuan dan target yang manantang.


(33)

d. Menciptakan dan menjaga nilai-nilai bersama, keadilan dan model peran etikal disemua tingkatan organisasi.

e. Meningkatkan ras saling percaya dan menghilangkan ketakuatan. f. Menyediakan sumber daya yang diperlukan, pelatihan dan

kemerdekaan untuk bertindk pada semua orang, dengan tanggungjawab dan akutabilitas.

g. Menginspirasikan, mendorong dan mengenali kontribusi semua orang dalam organisasi.

3. Keterlibatan Semua Orang

Orang disemua tingkatan adalah inti dari organisasi dan keterlibatan penuh mereka memungkinkan kemampuan mereka untuk digunakan bagi kcmanfaatan organisasi. Manfaat kuncinya adalah:

a. Orang yang tennotivasi, komit dan terlibat dalam organisasi. b. Inovasi dan kreatifitas dalam menuju sasaran organisasi. c. Orang yang akan bertanggungjawab pada kinerja mereka sendiri.

d. Semua orang ingin berpartisipasi dan berkontribusi pada perbaikan terus-menerus.

Menerapkan prinsip keterlibatan orang ini akan membawa pada:

a. Orang mengerti pentingnya kontribusi mereka dan perannya di organisasi.

b. Orang mengidentifikasi hambatan dari kinerja mereka.

c. Orang mengevaluasi kinerja mereka terhadap tujuan dan sasaran pribadi mereka.


(34)

d. Orang akan secara aktif mencari peluang meningkatkan kompetensi mereka, pengetahuan dan pengalaman.

e. Orang akan berbagi pengetahuan dan pengalaman secara bebas. f. Orang akan secara terbuka mendiskusikan masalah dan isu-isu

penting.

4. Pendekatan Proses

Hasil yang diharapkan dapat dicapai secara lebih efisien ketika aktifitas dan sumber daya yang berhubungan dengannya dikelola sebagai suatu proses. Manfaat kuncinya adalah:

a. Biaya yang lebih dan waktu siklus lebih pendek melalui penggunaan sumber daya yang lebih efektii

b. Basil yang dapat diprediksi, konsisten dan lebih baik.

c. Peluang perbaikan yang terfokus dan dalam bentuk prioritas. Menerapkan prinsip pendekatan proses akan membawa pada:

a. Secara sistematis akan menjelaskan aktifitas yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

b. Mendirikan tanggungjawab yang jelas dan akuntahilitas bagi mengelola aktifitas kunci.

c. Menganalisa dan mengukur kemampuan aktifitas kunci.

d. Mengidentifikasi antar muka aktifitas kundi di dalam dan diantara fungsi organisasi.

e. Memfokuskan pada faktor seperti sumber daya, metoda dan material yang akan memperbaiki aktifitas organisasi kunci.


(35)

f. Mengevaluasi resiko, konsekwensi dan dampak dari aktifitas pada pelanggan, pemasok dan pihak lain yang terkait.

5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen

Mengidentifikasi, mengerti dan mengelola proses saling berhubungan sebagai sistem yang memberi sumbangan pada keefektifan organisasi dan efisiensi dalam mencapai sasarannya. Manfaat kuncinya adalah: a. Integrasi dan pengarahan proses yang akan mencapai hasil terbaik

yang diinginkan.

b. Kemampuan untuk memfokuskan usaha pada proses kunci.

c. Meningatkan kepercayaan diri pihak terkait (pelanggan, investor, masyarakat, dan seterusnya) terhadap konsistensi, efektifitas dan efisiensi organisasi.

Menerapakan prinsip pendekatan sistem pada manajemen akan membawa pada:

a. Menstrukturkan sistem untuk mencapai sasaran organisasi dalam cara yang paling efektif dan efisien.

b. Mengerti hubungan saling ketergantungan antara proses-proses dalam sistem.

c. Menstrukturkan pendekatan yang mengharmonisasi dan mengintegrasikan proses.

d. Menyediakan pengertian lebih baik pada peran dan tanggungjawab yang diperoleh hagi upaya mencapai sasaran bersama dan sekaligus mengurangi hambatan lintas fungsional.


(36)

e. Mengerti kemampuan organisasional dan menentukan batasan sumber daya menurut prioritas perlakuan.

f. Menentukan target dan menjelaskan seberapa spesifik aktifitas dalam sistem sebaiknya dioperasikan.

g. Secara terus-menerus memperbaiki sistem melalui pengukuran dan evaluasi.

6. Perbaikan Terus-Menerus

Perbaikan terus-menerus pada kinerja keseluruhan organisasi harus menjadi sasaran permanen organisasi. Manfaat kuncinya adalah:

a. Keungulan kinerja melalui kemampuan organisasional yang lebih baik.

b. Penyesuaian aktifitas perbaikan disemua tingkatan pada maksud strategis organisasi.

c. Fleksibilitas untuk bereaksi secara cepat pada peluang. Menerapkan prinsip ini akan membawa pada:

a. Menerapkan pendekatan konsisten diseluruh organisasi untuk perbaikan kinerja organisasi secara terus-menerus.

b. Menyediakan pelatihan pada semua orang dalam metoda dan alat perbaikan berkelanjutan.

c. Membuat perbaikan berkelanjutan pada produk, proses, dan sistem menjadi sasaran bagi semua individu dalam organisasi.

d. Mendirikan tujuan untuk memandu dan ukuran untuk ditempuh, perbaikan berkelanjutan.


(37)

7. Pendekatan Faktual Pada Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan-keputusan efektif didasarkan pada analisa data dan informasi. Manfaat kuncinya adalah:

a. Keputusan-keputusan yang diinformasikan.

b. Peningkatan kemampuan untuk mendemonstrasikan keefektifan keputusan-keputusan masa lalau.

c. Melalui referensi pada rekaman faktual.

d. Peningkatan kemampuan untuk mereview, menantang dan merubah opini dan keputusan.

8. Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan

Organisasi dan pemasoknya adalah saling ketergantungan, dan hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. Manfaat kuncinya adalah:

a. Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua belah pihak.

b. Flesibilitas dan kecepatan respon bersama pada perubahan pasar atau keinginan dan harapan pelanggan.

c. Mengoptimalkan biaya dan sumber daya. Menerapkan prinsip ini akan membawa pada:

a. Mendirikan hubungan yang menyeimbangkan pendapatan jangka pendek dengan pertimbangan jangka panjang.

b. Mengumpulkan keahlian dan sumber daya dengan mitra. c. Mengidentifikasi dan menseleksi pemasok kunci.


(38)

d. Komunikasi yang jelas dan terbuka.

e. Berbagi infonnasi dan rencana mada depart.

f. Mendirikan aktifitas perbaikan dan pengembangan bersama.

g. Menginspirasi, mendorong dan mengenali perbaikan dan pencapaian dengan pemasok.

2.2.2. Internal Auditor

2.2.2.1.Pengertian Internal Auditor

Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing. Oleh sebab itu internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks. Dengan demikian internal auditing muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan teknik dasar dari penilain. Dengan demikian pemeriksa intern (internal auditor) harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan manajemen (direksi), ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan. Supaya pengertian auditor dapat menjadi lebih jelas maka sebelum membicarakan lebih lanjut tentang pengertian internal auditor


(39)

terlebih dahulu penulis menguraikan pengertian internal control (pengawasan intern), sebab pembahasan selanjutnya berkaitan erat dengan pengawasan intern. Pengawasan intern mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi perusahaan. Pengawasan intern merupakan alat yang baik untuk membantu manejemen dalam menilai operasi perusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha. AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) memberikan pengertian internal control sebagai berikut (Commaite on Auditing Procedures dalam Nasution, 2003:1):

"Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and measures adopted within a business to safeguad it's cassets, chek the accuracy and realibility of it's accounting data, promate operational efficiency, and encorage adhrence to prescribed managerial policies".

Atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan tampak metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harga benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data akuntasi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan.

Sesuai dengan definisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern mencakup pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan administratif (Hadibroto dan Oemat Witarsa, 1984:6) dalam Nasution (2003:2).


(40)

a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari prosedur yang terutama menyangkut dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta benda dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi) dan sistem persetujuan pemisahan antara tugas operasional, tuggas penyimpanan harta kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksaan intern (internal audit). b. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara

dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan ang pada umumnya tidakl langsung berhubungan dengan pembukuan (akuntasi). Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik, time dan motion study, laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.

Dan definisi diatas mengenai pengertian system pengawasan intern, maka jelas betapa pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Sistem internal control yang baik tidak dapat menjamin tidak adanya penyimpangan kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan, apabila orang-orang yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.


(41)

Usaha untuk melaksanakn sistem intern control yang baik adalah dilaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh pimpinan perusahaan dengan membuat suatu departemen atau bagian yang disebut departemen internal auditing. Semakin berkembangnya satuan usaha-usaha ekonomis, baik ditinjau dari unit-unit operasi maupun struktur organisasi menurut suatu sistem manajmen yang baik, dengan mempekerjakan pekerja atau karyawan yang sesuai dengan keahliannya pada berbagai bidang tingkat unit operasi dan tempat yang berbeda pula. Dengan bertambah kompleksnya tugas-tugas manajemen, maka mereka tidak mampu melakukan pengawasan dan koordinasi yang efektif untuk seluruh perusahaan.

Oleh karena itu manajemen perlud dibantu oleh suatu unit yang khusus mengenai dan menelaah prosedur-prosedur dan operasi perusahaan. Dengan adanya departemen internal audit, diharapkan akan dapat membantu anggota manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan, efisiensi, unit usaha atau efektifit system pengawasan intern. Hal inilah yang melatar belakangi timbulnya spesialisasi bidang pemeriksaan intern, yang menuntut tidak hanya keahlian dalam bidang akuntansi tetapi juga keahlian bidang lainnya.


(42)

2.2.2.2.Fungsi dan Tujuan Internal Auditing

Seperti telah dikemukakan bahwa internal auditing merupakan salah satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manajemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapaun fungsi internal auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi internal auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja internal auditing dalam mencappai tujuannya adalah (Kosasih, 2005:27):

1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.

2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang detetapkan.

3. Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan atau organisasi dipertanggunjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.

4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan dan lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.

5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang telah dibebankan.

Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang


(43)

objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperijsanya. Sebab itu intenal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujuan perusahaan (Holmes dan Burns, 2000:109-110)

Adapun tujuan internal auditing yang dikemukakan oleh ahli yang lain adalah:

1. Membantu manajemen untuk mendapatkan adminstrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.

2. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan keefektifan dari prosedur intern.

3. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.

4. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja.

5. Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.

6. Menentukan tingkat koordinasi dan kerjasama dari kebijaksanaan manajemen.

2.2.3. Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) terhadap Fungsi Intenal Auditor

Revolusi TQM yang pada tahun 1940 dikembangkan oleh W. E. Deming dan J. M. Juran di AS merupakan filosofi dan pendekatan untuk


(44)

suatu perubahan dan harapan mengenai "mendapatkan sesuatu pada saat dibutuhkan" bai konsumen ekstrnal maupun internal melalui keterlibatgan seluruh jajaran pada setipa tingkatan organisasi. Deming dan Juran menetapkan suatu tatanan pengimplementasian TQM yang menekankan pada 14 unsur penting dimana bermuara pada pergeseran dari inspeksi dan pengawasan managerial yang kaku kepada integrasi antara proses perbaikan dan partisipatif secara berkelanjutan (Zainal dn Muda, 2009:155).

Pengimplementasian TQM secara merata dikomprehensif dan berkesinambungan turut mendukung kinerja organisasi (Supratiningrum et.al,:2004). Implikasi TQM melalui keterlibatan seluruh jajaran organisasi yang ditunjang dengan berbagai sarana dan program yang berkaitan berdampak pata tatanan kultur, sikap, dan aktivitas organisasi termasuk juga berimplikasi pada profesi audit internal, dimana audit internal dituntut untuk turut menyesuaikan dan terllibat dengan sistem pengendalian yang selaras denan strategi TQM. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan yang menjadi ciri TQM juga merupakan pemicu bagi perubahan

paradigma kehidupan perusahaan.

2.3.Kerangka Pikir

Berdasarkan permasalahn yang telah dirumskan, berikutnya peneliti akan menampilkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, secara lengkap akan digambarkan sebagai berikut:


(45)

Gambar 2.2. Gambar Kerangka Pikir

2.4.Hipotesis

Berdasarkan teori yang sudah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu: "diduga focus pada pelanggan, perbaikan bekelanjutan dan pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap fungsi audit internal PJB Unit Pembangkit Gresik.

Fokus pada Pelanggan (X1)

Perbaikan Berkelanjutan (X2)

Pemberdayaan Karyawan (X3)

Fungsi Audit Internal (Y)

Uji Regresi Linier Berganda


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Fokus Pada Pelanggan (Xi)

Organisasi yang tergantung pada pelanggan mereka harus mengerti kebutuhan pelanggan sekarang dan masa depan, harus memenuhi keperluan pelanggan dan berketetapan untuk memenuhi harapan pelanggan. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel inimeliputi :

a. Mengerti kebutuhan dan harapan konsumen

b. Memastikan sasaran organisasi dihubungkan dengan kebutuhan dan

harapan konstnnen

c. Mengkomunikasikan kebutuhan dan harapan konsumen diseluruh

organisasi

d. Mengukur kepuasan pelanggan dan bertindak sesuai dengan hasil

tersebut

e. Mengelola hubungan dengan pelanggan secara sistematis

f. Memastikan pendekatan keseimbangan antara memuaskan


(47)

2. Perbaikan Berkelanjutan (X2)

Perbaikan berkelanjutan perbaikan terus-menerus pada kinerja keseluruhan organisasi hams menjadi sasaran permanen organisasi. Indikator yang digunakan untuk mengukur variable ini meliputi:

a. Menerapkan pendekatan konsisten diseluruh organisasi untuk

perbaikan kinerja organisasi secara terus-menerus.

b. Menyediakan pelatihan pada semua orang dalam metoda dan alat

perbaikan berkelanjutan.

c. Membuat perbaikan berkelanjutan pada produk, proses dan sistem

menjadi sasaran bagi semua individu dalam organisasi.

d. Mendirikan tujuan untuk memandu dan ukuran untuk ditempuh

perbaikan berkelanjutan.

e. Mengenali dan mengikuti perbaikan.

3. Pemberdayaan Karyawan (X3)

Pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM, dengan adanya pemberdayaan karyawan yang optimal akan menunjang keseluruhan aktivitas perusahaan dalam memenuhi harapan pelanggannya. Indicator yang digunakan untuk mengukur variable ini meliputi:

a. Kesadaran lingkungan.

b. Program memotivasi karyawan.

c. Lingkungan perusahaan sehari-hari. c. Lingkungan perintah


(48)

4. Fungsi Audit Internal (Y)

Fungsi audit internal adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah:

a. Perbaikan internal.

b. Merespon keinginan pelanggan ekstemal.

c. Memberikan suatu bentuk pelayanan bagi seluruh lapisan

manajemen.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Tipe skala yang digunakan adalah skala interval dan teknik pengukuran yang digunakan adalah Semantic Differential Scale, artinya penskalaan yang meminta responden untuk memberikan penilain terhadap sejumlah pernyataan tentang variabel yang diteliti yang terukur melalui tujuh skala sikap yang pada kedua sisinya ditutup dengan kata sifat. Jawaban dengan nilai 7 berarti sangat setuju. Nilai 1 berarti sangat tidak setuju.

1 2 3 4 5 6 7


(49)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan cleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sutiyono, 2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lop, middle dan lower manager PM. Unit Pembangkit Gresik yang berjumlah 63 orang. Periode pengamatan yaitu bulan Januari 2010 sampai bulan Juli 2010.

3.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi. Teknik penelitian ini menggtmakan teknik sampel nonpropobabiliiy sampling

dengan metode sampling purposive. Dimana nonpropobability sampling

yaitu teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi, untuk dipilih menjadi sampel

sedangkan sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003:61) yaitu top, middle dan lower

manager yang bekerja di PJB. Unit Pembangkit Gresik dan telah bekerja

lebih dad 2 tahun.

Dalam menentukan;umlah sampel yang responden dalam peneltian ini, peneliti menggunakan rumus yamane yaitu sebagai berikut :

1 N(d)

N

n 2

+


(50)

Keterangan N = Populasi

N = Jumlah sample

d = Presisi (derajat ketelitian 100%)

l = angka konstan

1 63(0,1)

63 n

2 +

=

65 , 38 63 , 1

63

n= = ≈49

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Yamane tersebut maka jumlah sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah berjumlah 49 orang manager.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam pcnelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu data Primer dan data sekunder

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh sebagai tanggapan dari

kuesioner yank disebarkan kepada responden dan juga hasil dari wawancara dengan pihak-pihak yang merdukung penelitian ini.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari studi pustaka (library

research), data internal perusahaan menyangkut gambaran umum

perusahaan secara singkat dan sumber-sutnber lain yang mendukung penelitian ini.


(51)

3.3.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat panting dalam metode ilmiah karena pada umumnya data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode dalam membantu pengumpulan data yang lengkap sehingga dapat mendukung landasan teori, memudahkan analisa dalam rangka pemecahan masalah. Adapun teknik yang digunakan adalah :

a. Wawancara

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanyajawab Iangsung kepada responden.

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi dengan batas yang ditetapkan oleh peneliti.

3.4. Teknik Analisis Data 3.4.1. Uji Kualitas Data

Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu : validitas dan reliabilitas. Artinya suatu konsep penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliabel dan kurang valid.


(52)

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesionar) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2002:31).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi. Peneliti dapat mengevaluasi instrumen penelitian berdasarkan perspektif dan teknik yang berbeda walaupun gejalanya sama. Pengukurannya menggunakan indeks numerik yang disebut dengan koefisien. Uji reliabilitas

menggunakan Cronbach's Alpha, dimana instrumen dianggap reliabel apabila

memiliki Cronbach's Alpha diatas 0,6 (Ghozali, 2001:133). 3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode Kolmogrov Smirnov atau metode


(53)

Shapiro Wilk (Sumarsono, 2002:40). Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal (simetris). Dan nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah normal (simetris).

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati (1999:153) persamaan regresi harus bersifat

BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan

melalui uji F dan uji t tidal( boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu:

a. Tidak ada multikolinearitas b. Tidak ada autokorelasi

c. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. 1. Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam suatu


(54)

model regresi. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). VIF ini dapat dihitung dengan rumus :

VIF = 1

Tolerance

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2001:57).

2. Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Santoso, 2002:208). Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.

3. Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi diantara anggota- anggota sample dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series data). Suatu jenis pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan oleh J. Durbin dan G.Watson. pengujian ini sebagai statistik dw (Durbin Watson) yang dihitung


(55)

berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran factor-faktor gangguan yang berurut.

3.4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.3.1. Teknik Analisis

Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas yang diuji terhadap variabel terikat maka diadakan analisa uji statistic regresi linier berganda dengan persamaan:

Y=j3o+ .X1+132.X2+133.X3+el

Y : Fungsi Auditlnternal

Xi Fokus pada pelanggan

X2 Perbaikan Berkelanjutan

X3 Pemberdayaan Karyawan

bo : Konstanta

b : Koefisien rehresi untuk variabel X

e; Fakror kesalahan

3.4.3.2. Uji Hipotesis a. Uji Kesesuaian Model

Uji kesesuaian model atau uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari focus pada pelanggan (XI), perbaikan berkelanjutan (X2), dan pemberdayaan karyawan (X3) terhadap fungsi audit internal (Y) dengan prosedur sebagai berikut:


(56)

44 1. Ho:bi = 0 (tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan

variabel serikat secara simultan)

Ha:bl # 0 (ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan)

2. Dalam penelitian digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel.

3. Dengan F hitung sebesar: R2 l(k –1) Fh" = (1–R~)l(n–k)

Keterangan : Fh;, = hasil F hitung

n = banyaknya sampel Rz =

koefisien determinasi k = jumlah variabel

4. Dari uarian di atas, maka diberikan hipotesis statistic sebagai berikut: Ho diterima jika F hitung <F tabel atau apabila nilai probabilitas> 0.05. Ho ditolak jika F hitting > F tabel atau apabila nilai probabilitas < 0,05.

b. Uji t

Pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial (Xi, X2, dan X3) terhadap Y digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut: I. Ho:bl = 0 (tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas


(57)

45 Ha:bl # 0 (ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel

terikat secara parsial)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat

bebas (n-k), dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel.

3. Dengan F hitung sebesar:

bj thit

se (bj) Keterangan:

thit t basil perhitungan

bj koefisien regresi

se (bj) standart error

4. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho diterima jika F hitting < F tahel atau apabila nilai probabilitas ? 0.05. Ho ditolakjika F hitung > F tabel atau apabila nilai probabilitas < 0,05.


(58)

BAB IV

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah PJB Unit Pembangkit Gresik

Unit Pembangkitan Gresik terbentuk berdasarkan surat keputusan Direksi PLN No.030.K/023/ DIR/1980, tanggal 15 Maret 1980. UP Gresik merupakan unit kerja yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian Timur dan Bali (PLN Kitlur JBT) yg dikenal dgn sebutan Sektor Gresik dengan kapasitas 700 MW (PLTU dan PLTG).

B e r d a s a r k a n s u r a t k e p u t u s a n D i r u t P L N P u s a t No.006.K/023/DIR/1992 tanggal 4 Februari 1992 terbentuk lagi Sektor Gresik Baru dengan kapasitas 1578 MW (PLTGU) dengan lokasi di dalam area Sektor Gresik. Berdasarkan surat keputusan Dirut PLN P.TB TI No.023.K/023/DIR/1996 tanggal 14 Juni 1996 tentang penggabungan unit pelaksana Pembangkitan Sektor Gresik dan Sektor Gresik Baru, maka UP Gresik diubah strukturnya menjadi PT.PLN PJB U Sektor Gresik.

Pada tanggal 30 Mei 1997 Dirut PT.PLN PJB II mengeluarkan surat keputusan No.021/023/DIR/1997 tentang perubahan sebutan Sektor menjadi Unit Pembangkitan. Pada tanggal 24 Juni 1997 Dirut PT PLN PJB II mengeluarkan surat keputusan No.024A.K/023/DIR/1997 tentang pemisahan fungsi pemeliharaan dan fungsi operasi pada PT PLN PJB 1I Unit Pembangkitan Gresik.


(59)

47

Sampai Saat ini Unit Pembangkitan Gresik bertanggung jawab atas 3 macam mesin pembangkit tenaga listrik, yaitu :

1. Pembangkitan Listrik Tenaga Gas (PLTG) kapasitas ±80,4 MW. 2. Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) kapasitas ±600 MW. 3. Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) kapasitas ±1575 MW

Total kapasitas daya yang mampu dibangkitkan PT PJB UP Gresik mencapai ±2255 MW dan diperoleh dari 21 generator termal yang dimiliki. PT PJB UP Gresik mampu memproduksi energi listrik sebesar 12.814 GWh per tahun yang kemudian disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Bali.

4.1.2. Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan

Dalam melaksanakan usahanya PT PJB UP Gresik mengusung filosofi "Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sasaran yang hendak dicapai dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai asset penting bagi perusahaan". Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengelola perusahaan, komitmen tersebut merupakan aspek yang hams selalu dijaga. Dalam menjaga komitmen tersebut PT PJB UP Gresik memiliki visi :

1. Menguasai pangsa pasar di Indonesia 2. Menjadi perusahaan kelas dunia 3. Memiliki SDM yang profesional 4. Peduli lingkungan


(60)

48

Sedangkan mis i yang dius ung PT PJ B UP Gr esik dal a m menjalankan bisnisnya adalah :

1. Menjadi perusahaan yang dinamis

2. Memberikan hasil yang terbaik kepada pemegang saham, pegawai, pelanggan, pemasok, pemerintah dan masyarakat serta lingkugannya. 3. Memenuhi tuntutan pasar

4.1.3. Lokasi Perusahaan

Unit Pembangkitan Gresik merupakan salah satu unit pembangkit tenaga listrik milik PT PJB yang terletak di provinsi Jawa Timur. Unit Pembangkitan ini berlokasi di kota Gresik, kira-kira 20 km arah barat laut kota Surabaya. tepatnya di desa Sidorukun, Jl. Harun Tohir no.1 Gresik, Jawa Timur. Total luas wilayah dimana PT PJB UP Gesik berada mencapai kurang lebih 78 Ha, termasuk wilayah pembuangan lumpur dan luas bangunan. Batas area yang menjadi lokasi PT PJB UP Gresik adalah :

q Utara : Kantor PT. Pertamina Persero

q Timur : Selat Madura

q Selatan : Bengkel Swabina Graha, Selat Madura


(61)

49 G a m b a r 4 . 1

Lokasi PT PJB UP Gresik

4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sejak 2 Januari 1998 struktur organisasi PT PJB UP Gresik telah mengalami berbagai perubahan mengikuti perkembangan organisasi, yaitu perubahan PJB II mcnjadi P1' PJB yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah. Perubahan mendasar dari PT PJB UP Gresik adalah dipisahkannya unit pemeliharaan dan unit operasi. Pemisahan ini membuat unit pembangkit menjadi organisasi yang lean and clean dan hanya mengoperasikan pembangkit untuk menghasilkan energi listrik. Secara garis besar struktur organisasi yang berlaku pada unit-unit kerja yang terdapat di PT PJB Unit Pcmbangkitan Gresik dapat dilihat pada ilustrasi berikut :


(62)

G a m b a r 4 . 2

Struktur Organisasi PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

MANAJER

Pemel haraan _ I

I Kimia & 1K3 I

Sumber: PT PJB Unit Pembangkitan Gresik 1. Sumber Daya Manusia

SDM merupakan asset yang sangat penting bagi perushaan. PJB mempunyai SDM yang berkualifikasi dan menjadi asset yang penting bagi perusahaan. Pelatihan-pelatihan telah diadakan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dari SDM seiring dengan kebutuhan perusahaan. Dengan dukungan dari 395 pegawai, UP Gresik telah menunjukkan pencapaian-pencapaian dalani kegiatan operasinya. Tugas bagian ini adalah menyiapkan kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi seluruh sumber daya manusia unit pembangkitan berdasarkan konsep optimasi biaya dan jumlah tenaga kerja.

2. Kepatuhan

Bagian kepatuhan dipimpin oleh seorang deputi manajer keuangan yang bertugas :

50

PF

L

KEPATUHAN

Umum

Operasi Engineering


(63)

51

a. Melakukan uji kepatuhan atas setiap rancangan kebijakan dalam RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan), RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta Tata Kelola Unit sebagaimana tersurat dalam Uraian Tugas Pokok Unit, Program Kerja, Strategi, Sasaran, Prosedur, kaidah hukum, Peraturan dan Bisnis Proses, terhadap standar maupun potensial resiko;.

b. Melakukan uji kepatuhan terhadap batasan kewenangan dalam pengelolaan usaha maupun pengadaan barang dan jasa berdasarkan check list yang dikembangkan oleh Bidang Kepatuhan.

c. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan (post review) secara berkala atas pelaksanaan basil uji kepatuhan, khususnya kepatuhan terhadap perintah dan larangan, antara lain sebagaimana tertulis dalam SOP (Standing Operation Prosedure).

d. Melakukan uji kepatuhan terhadap aktivitas usaha non core.

e. Bekerja secant independent sehingga mampu mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesi, dengan tidak memihak terhadap kepentingan pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan Unit.

f. Menetapkan langkah-langkah, antara lain menyiapkan prosedur kepatuhan (compliance procedure) pada setiap satuan kerja,


(64)

52

menyesuaikan pcdoman intern unit terhadap setiap perubahan ketentuan yang bertaku di perusahaan dan menyiapkan proses pengambilan keputusan oleh manajemcn.

g. Memberikan saran, masukan serta rekornendasi kepada manajemen untuk penyerripumaan system dan prosedur kerja di Unit', maupun langkan-langkah antisipatif terhadap dampak yang signifikan terhadap operasi Unit, maupun dampak tingkat kesehatan Unit atau yang potensial menimbutkan permasalahan.

h. Membuat laporan dan rekornendasi secara berkala sehingga informasi yang dibutuhkan semua manajemen untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputu^an dapat tersedia dengan cepat dan akurat. i. Melaksanakan tugas-tugas yang dibcrikan atasan.

3. Keuangan

Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut kondisi keuangan pada kas perusahaan. Bagian ini terdiri dari unit anggaran dan keuangan serta unit akuntansi. Bagian keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan yang bertugas :

a. Melaksanakan penyusunan anggaran tahunan untuk dijadikan bahan acuan penggunaan keuangan Unit Pembangkitan.

b. Mengelola administrasi keuangan Unit Pembangkitan sehingga berjalan sesuai dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip mengenai keuangan


(65)

53

c. Menganalisa dan membuat laporan realisasi keuangan, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengadakan kebijakan penggunaan keuangan selanjutnya.

d. Melakukan penilaian investasi Unit Pembangkitan ntuk digunakan s e b a g a i b a h a n a c u a n p e n i l a i a n t e r h a d a p p e n i n g k a t a n kinerja/keuntungan Unit Pembangkitan secara keseluruhan.

e. Mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses audit yang komprehensif sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, untuk mendukung kemampuan perusahaan mencapai hasil kinerja operasional yang maksimum.

f. Memberikan saran-saran perbaikan untuk memastikan semua kehijakan dan ketentuan diiaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan standard atau ketentuan yang berlaku.

g. Mengkoordinasikan pembuatan laporan audit secara berkala sehingga informasi audit yang dibutuhkan semua pihak untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat.

h. Membuat laporan sccara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut.

i. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

4. Umum

Secara umum bagian umum bertanggung jawab atas segala hal yang mcnyangkut kegiatan rutinitas yang terjadi pada penyelenggaraan


(66)

54

perusahaan. Bagian umum dipimpin oleh seorang deputi manajer keuangan yang bertugas :

a. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan, dan rumah tangga perkantoran untuk memperlancar kinerja Unit Pembangkitan. b. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi Anggaran Biaya

Administrasi.

c. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk mtmbina hubungar, serta "community development" dengan stakeholder sehingga menciptakan citra yang baik tentang perusahaan serfa menunjang kinerja unit dan perusahaan.

d. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisnis inti Unit Pembangkitan.

e. Menyelenggarakan kegiatan pengadaan material berdasarkan permintaan fungsi Inventory Control serta pengadaan jasa berdasarkan permintaan fungis Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan untuk mendukune Pemeliharaan Rutin serta kebutuhan material Non Instalasi lainnya.

f. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik sehingga terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi karyawan.

g• Menyelenggarakan kegiatan proses administrasi gudang serta ma t e r i a l ha ndl i n g- nya unt u k s e mua m a t e r i a l M i l i k Uni t Pembangkitan.


(67)

55

h. Membuat laporan secara berkala sebagai Kahan masukan dan pcngambilan keputusan lebih lanjut.

i. Melaksanakan tugas-tugas yang diherikan atasan. 5. Engineering

Bahian engineering merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pelaksanaan segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat teknis yang dilakukan terhadap unit pembangkit tenaga listrik dan unit-unit pendukungnya. Bagian keuangan dipimpin oleh seorang deputi manajer engineering yang bertugas :

a. Mengevaluasi penyelenggarakan O&M pusat pembangkitan tenaga listrik beserta instalasi pendukungnya.

h. Merencartakan resources (expert O&M, referensi, waktu, tempat) untuk kegiatan FAILURE DEFENCE yang meliputi:

> Audit (assesment) dan prioritisasi pemeliharaan peraiatan unit pembangkit (SERP).

> Failure Mode and Effect Analisys (FMEA).

> Root Cause Failure Analisys (RCFA).

Failure Defence Task (EDT) Task Execution

c. Sebagai moderator dan memfasilitasi kegiatan FAILURE DEFENCE peraiatan Unit Pembangkit.

d. Merekomendasikan kegiatan task execution (CONTINOUS IMPROVEMENT beserta KPI-nya berupa:


(68)

56

Perbaikan SOP / 1K bidang O&MPenantbahan JOP/ IK bidang O&M.

Peruhahan design dari peraiatan & proses produksiPenambahan/ pengurangan task preventive maintenance.

Penambahan task predictive maintenancePerbaikan kompetensi personil O&M.

Y Perbaikan kualitas & kuantitas ketersediaan material O&M. Over Haul cycle extention peraiatan pembangkit.

Life extention peratatan pembangkit, termasuk analisis COST BENEFIT

Proses eksekusi dari rekomendasi tersebut, tetap menjadi kewenangan dari Deputy Manajer Operasi dan Deputy Manajer Pemeliharaan dengan jajaran fungsi-fungsi dibawahnya.

e. Mengevaluasi implementasi task execution yang direkomendasikan.

f . M e l a k s a n a k a n k e g i a t a n F A I L U R E D E F E N C E u n t u k mengembangkan dan memperbaiki task execution yang helum berhasil.

Mcnggunakan laporan keberhasilan / kegagalan implementasi task execution sebagai bahan analisa serta program pengembangan secara berkesinarnbungan (proses siklus review dan inovasi).


(69)

57

h. Melakukan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan untuk keperluan analisa pemeliharaan iebih lanjut.

i. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan Iebih lanjut.

j. Merencanakan dan menyusun program Condition Base Monitoring peralatan utama, mengevaluasi dan mcmbuat "work package" program pemeliharaan serta memberikan rekomendasi.

k. Merencanakan dan menyusun dan monitoring implementasi sistem owner, technology owner dan knowledge owner sehingga sistem berjalan optimal serta Iebih menjamin tercapainya kinerja unit pembangkitan yang lebih bait

L Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi penyiapan kebutuhan sistem informasi guna memenuhi kebutuhan "sistem inforrnasi manajemen" yang tepat, akurat serta real time" sehingga menunjang kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan serta pemamtauan kinerja unit pembangkitan.

m. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. 6. Operasi

Untuk meningkatkan tingkat kompetifitas perusahaan melalui peningkatan produktifitas berkesinambungan pada unit pcmbangkit. PJB telah menjadwalkan program-program utama yang terintegrasi sebagai Good Governance Plan. Ada 9 program utama yang telah disetujui untuk diterapkan, yaitu :


(70)

58

a. Rencana Pembangkitan

h. Rencana Peningkatan Reliabilitas c. Perencanaan dan Kontrol Kcrja d. Manajemen Bahan Baku

e. Balance Scorecard f. Manajemen Outage

g. Manajemen Resiko h. Manajemen Kualitas i. Kultur Kcrja

7. Pemeliharaan

Bagian pemeliharaan bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut pemeliharaan seluruh asset perusahaan secara teknis. Analisis spesialis bertanggung jawab untuk menganalisa scgala kemungkinan yang menyangkut pemeliharaan pada seluruh aset teknis dalam pembangkitan tenaga listrik. Rendal pemeliharaan bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeliharaan terhadap seluruh asset teknis dalam pembangkitan tenaga listrik yang dihagi atas asset PULL, PLTG. dan PLTGU. Pada masing-masing asset tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kapasitas pemeliharaan, yaitu:

a. Pemeliharaan Preventi f

M erupakan pe mcli har aan yang bersi fat pencegahan at as kemungkinan kerusakan yang mungkin terjadi, hal ini hersifat


(1)

Hasil penelitian yang diperoleh saat ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yadnyana (2010) dengan hasil faktor-faktor yang membentuk kualitas jasa auditor internal secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern pada hotel berbintang empat dan lima di Bali.

4.4.2. Pengaruh Perbaikan Berkelanjutan Terhadap Fungsi Audit Internal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perbaikan berkelanjutan parsial berpengaruh terhadap fungsi audit. Perbaikan berkelanjutan yang dilakukan secara optimal dan continue dapat memberikan kontribusi yang cukup besar guna menunjang kinerja dari fungsi audit internal, sebab evaluasi yang dilakukan akan dapat berjalan secara maksimal dan tepat sasaran. Hal tersebut didukung dengan teori Purwanto (2003,4-6) perbaikan terus menerus pada kinerja keseluruhan organisasi hams menjadi sasaran permanent organisasi.

Hasil tersebut didukung dengan penelitian Purwanto (2003) dengan kesimpulan kunci keberhasilan dari suatu manajement kualitas terpadu, baik pada TQM atau TQEM adalah penetapan kebijakan dan tujuan perusahaan serta komitmen untuk melaksanakan kebijakan tersebut oleh seluruh pihak dalam organisasi.


(2)

82

tentunya mampu meringankan dan membantu peran dari audit internal dalam melakukan tugasnya karena seluruh karyawan diberikan porsi atau peran guna memberikan report dan evaluasi sehingga fungsi audit internal yang dijalankan akan dapat berjalan lancar.

Nasution (2001), keterlibatkan dalam pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama. Pertama meningkatkan kemungkinan yang dihasilkanya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektii Kedua keterlibatan karyawan juga memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

Hasil penelitian yang diperoleh saat ini sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yadnyana (2010) dengan hasil factor-faktor yang membentuk kualitas jasa auditor internal secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian intern pada hotel berbintang empat dan lima di Bali. Penelitian yang dilakukan Purwanto (2003) dengan kesimpulan kunci keberhasilan dari suatu manajement kualitas terpadu, baik pada TQM atau TQEM adalah penetapan kebijakan dan tujuan perusahaan serta komitmen untuk melaksanakan kebijakan tersebut oleh seluruh pihak dalam organisasi.


(3)

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan basil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel fokus pada pelanggan (X1), perbaikan berkelanjutan (X2), dan pemberdayaan karyawan (X3) sccara simultan berpengaruh terhadap nilai fungsi internal audit (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,000.

2. Variabel fokus pada pelanggan (X1) secare parsial berpengaruh terhadap nilai fungsi internal audit (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,009.

3. Variabel perbaikan berkelanjutan (X2) secara parsial berpengaruh terhadap nilai fungsi internal audit (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,000.

4. Variabel pemberdayaan karyawan (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai fungsi internal audit (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,373.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


(4)

1. Pihak manajemen diharapkan lebih memperhatikan tunjangan karyawan, asuransi jiwa serta kondisi kesehatan mereka sehingga karyawan akan lebih bertanggungjawab dalam pekerjaanya karena diperhatikan kesejahteraanya. Adanya perhatian dari pihak manajemen akan dapat mengoptimalkan keseluruhan aktivitas perusahaan dalam memenuhi harapan pelanggan.

2. Para karyawan diharapkan lebih disiplin dalam bekerja, baik dalam hal teknis seperti hasil kerja maupun non teknis seperti perilaku yang Iebih mematuhi aturan yang ditetapkan perusaaan agar hal tersebut dapat menunjang keberhasilan perusahaan dan mambantu fungsi auditor internal.


(5)

Ariani, D.W, 2003, Manajemen Kualitas Pendekaan Sisi Kualitatif, Penerbit Ghalia lndonesia, Jakarta

Ghozali, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, edisi 11, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Cetakan keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Holmes, Arthur W., Burns, David C., 2000, Auditing Norma dan Prosedur, Editor Marianus Sinaga, Penerbit Erlangga, Jakarta

Kriyantono, Rachmat, 2007, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta

Nasution, M, N, 2001, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Ruchyat Kosasih, 2005, Auditing Prinsip dan Prosedur, Buku empat, Penerbit Palapa, Surabaya

S. Hadibroto, dan Oemat Witarsa, I984, Sistem Pengaµwasan Intern, LPFE VI, Jakarta

Santoso, Singgih. 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT Elex Media. Komputindo, Jakarta

Sugiyono, 2003, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan 5, Penerbit CV. Alphabeta, Bandung

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit UPN "Veteran" Jawa Timur

Tjiptono, Fandy, dan Diana Anastasia, 2001, Total Quality Management, Penerbit ANDI, Yogyakarta

____________2003, Total Quality Management. Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta. Hal 11.


(6)

Jurnal :

Kurnianingsih, Retno dan Nur, Indriantoro, 2001, "Pengaruh Sistena Pengukuran Kinerja dan Sistem Penglaargaaa Terhadap Keefektifmt Penerapan Teknik Total Quality Management (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia)". Jumal Riset Akuntansi Indonesia, Volume4, Nol, Hal 28-43.

Purwanto, Tri Andie, 2003, TQM dan TEQM. Artikel

Supratiningrum & Zulaikha. 2004. Pengaruh Total Quality Management

Terhadap Kinerja Manajerial Dengun Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) SebagaiVariabel Moderating, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4 No.1, Januari, hal. 25-36.


Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25