Lesi prekanker Lesi pada rongga mulut

antaranya disertai dengan kista dan mempunyai resiko tinggi bertransformasi menjadi ganas sehingga tidak sesuai untuk menganggap kista sebagai lesi pre-kanker. 9,10

2.1.3. Lesi prekanker

Lesi prekanker didefinisikan sebagai perubahan morfologi dari jaringan dimana kanker cenderung terjadi pada jaringan yang normal. 18 Lesi prekanker adalah kondisi penyakit yang secara klinis belum menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada lesi ganas, namun di dalamnya sudah terjadi perubahan-perubahan patologis yang dapat menyebabkan terjadinya keganasan. 18,19 Lesi ini merupakan suatu reaksi akibat iritasi kronis yang secara mikroskopis dijumpai perubahan sel berupa metaplasia dan displasia. Keparahan lesi prekanker biasanya dilihat melalui stadium displasia lesi tersebut secara histologi. Displasia terbagi kepada tiga stadium yaitu stadium ringan, sedang dan berat. Keadaan ini masih bersifat reversibel dan iritasi kronis dihilangkan maka sel ini dapat kembali ke bentuk normal tapi pada keadaan irirtasi yang terus menerus, sel displasia dapat mengalami perubahan menjadi sel anaplasia yang dikategorikan sebagai karsinoma. 7,12 The WHO Collaboration Reference centre for Oral Precancerous centre 2008 menyebutkan beberapa perubahan berikut sebagai bagian dari displasia epitel yaitu hilangnya polaritas sel basal, adanya lebih dari satu lapisan sel yang mempunyai bentuk basaloid, bertambahnya rasio nuklear-sitoplasmik, processusrete berbentuk tetesan, lapisan epitel yang tidak teratur, bertambahnya jumlah mitosis, tampak juga sejumlah mitosis abnormal juga terlibat, adanya hasil mitosis pada beberapa bagian superfisial dari epithelium, pleomorpism seluler, inti hipokromatik, nukleoli yang membesar, berkurangnya kohesi selular dan keratinisasi dari sel tunggal atau kelompok sel pada lapisan sel spinal. 4, 9,10 Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Gambaran mikroskopis lesi prekanker Leukoplakia. 9 Beberapa faktor yang merupakan etiologi dari lesi prekanker di rongga mulut adalah: 1. Faktor lokal, penggunaan tembakau menyirihmenyuntil, merokok, alkohol, oral hygiene buruk, iritasi gigi tiruan, kandidiasis, sinar matahari; dan 2. Faktor sistemik, defisiensi vitamin, anemia kekurangan zat besi, sipilis. 6,7,18 Kedua faktor di atas saling berkaitan dan secara bersamaan sebagai agenbahan yang mengiritasi dan merangsang perubahan sel normal jaringan epitel ke bentuk abnormal. 11 Istilah lesi pre-kanker digunakan untuk kelainan dari mukosa mulut yang dapat berdegenerasi menjadi kanker mulut. Sebagian karsinoma skuamous rongga mulut terlihat sebagai lesi yang secara klinis tidak dapat dibedakan dari keratosis idiopati atau friksional. Antara lesi-lesi prekanker yang berpotensi berubah menjadi kanker rongga mulut adalah: 1. Leukoplakia; 2. Eritroplakia; 3. Sifilis Tertier; 4. Oral Submukus Fibrosis; 5. Kronik Kandidiasis; 6. Liken Planus; 7. Discoid Lupus Erythematosus. 3 Universitas Sumatera Utara Pada salah satu penelitian yang dilakukan oleh A. Ariyawardana dkk. 2007 tentang prevalensi kanker rongga mulut dan lesi pre-kanker serta faktor risiko yang berkaitan pada 12 716 orang pekerja ladang di Sri Lanka menunjukkan bahwa sekitar 1159 orang terdeteksi menderita lesi rongga mulut. Kebanyakan kasus ditemui pada golongan perempuan 57,9 dengan rentang umur 41-55 tahun. Faktor yang menyebabkan terjadinya lesi rongga mulut adalah kebiasaan buruk pekerja yaitu menyirih, merokok, dan pengkonsumsian alkohol dengan proposi 92, 31 dan 61. Angka prevalensi kebiasaan buruk tergantung kepada jenis kelamin dimana diketahui pada studi ini, perempuan paling banyak menyirih manakala laki-laki paling banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol. Tidak ada proliferarive verrucous leukoplakia yang terdeteksi pada studi tersebut. Golongan laki-laki 62,5 lebih banyak menderita leukoplakia dibandingkan golongan perempuan 33,7. Namun demikian, lebih banyak perempuan 167 orang menderita oral submucoses fibrosis dibandingkan dengan laki-laki 42 orang. Selain itu, lesi prekanker yang lain seperti eritroplakia, keratosis palatal dan lichen planus turut ditemukan sebanyak 878 orang 6,72. Sekitar 14 orang dengan usia sekitar 40 tahun terdeteksi menderita karsinoma. Hal yang menyebabkan terjadinya karsinoma tersebut adalah oral leukoplakia dengan jumlah deteksi lebih dari 50. 13 dari 14 kasus karsinoma dideritai oleh pekerja yang mempunyai kebiasaan menyirih. 20

2.1.4. Neoplasma Rongga Mulut