Pada salah satu penelitian yang dilakukan oleh A. Ariyawardana dkk. 2007 tentang prevalensi kanker rongga mulut dan lesi pre-kanker serta faktor risiko yang
berkaitan pada 12 716 orang pekerja ladang di Sri Lanka menunjukkan bahwa sekitar 1159 orang terdeteksi menderita lesi rongga mulut. Kebanyakan kasus ditemui pada
golongan perempuan 57,9 dengan rentang umur 41-55 tahun. Faktor yang menyebabkan terjadinya lesi rongga mulut adalah kebiasaan buruk pekerja yaitu
menyirih, merokok, dan pengkonsumsian alkohol dengan proposi 92, 31 dan 61. Angka prevalensi kebiasaan buruk tergantung kepada jenis kelamin dimana
diketahui pada studi ini, perempuan paling banyak menyirih manakala laki-laki paling banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol. Tidak ada proliferarive verrucous
leukoplakia yang terdeteksi pada studi tersebut. Golongan laki-laki 62,5 lebih banyak menderita leukoplakia dibandingkan golongan perempuan 33,7. Namun
demikian, lebih banyak perempuan 167 orang menderita oral submucoses fibrosis dibandingkan dengan laki-laki 42 orang. Selain itu, lesi prekanker yang lain seperti
eritroplakia, keratosis palatal dan lichen planus turut ditemukan sebanyak 878 orang 6,72. Sekitar 14 orang dengan usia sekitar 40 tahun terdeteksi menderita
karsinoma. Hal yang menyebabkan terjadinya karsinoma tersebut adalah oral leukoplakia dengan jumlah deteksi lebih dari 50. 13 dari 14 kasus karsinoma
dideritai oleh pekerja yang mempunyai kebiasaan menyirih.
20
2.1.4. Neoplasma Rongga Mulut
Neoplasma adalah massa jaringan atau populasi sel abnormal dengan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara tidak terkendali.
4,14
Neoplasma didefinisikan sebagai massa
abnormal dari jaringan yang terjadi ketika sel-sel
membelah lebih dari yang seharusnya atau tidak mati ketika mereka seharusnya mati.
4
Neoplasma dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat dan histogenesisnya. Berdasarkan sifatnya neoplasma diklasifikasikan menjadi: 1. Neoplasma jinak
benign dan 2. Neoplama ganas malignant.
4,14
Neoplasma jinak, pertumbuhan selnya lambat, bersifat ekspansi, berkapsul, tidak bermetastatis, derajat
Universitas Sumatera Utara
differensiasinya tinggi, sitologi normal, mitosis sedikit dan jarang nekrosis. Neoplasma ganas, pertumbuhannya cepat, bersifat ekspansi dan invasi, tidak
berkapsul, metastasis, differensiasinya bervariasi dari differensiasi baik sampai anaplastik, hilangnya kutup, nuklear dan seluler yang pleomorfik, macam-macam
mitosis yang kebanyakan bersifat abnormal dan sering nekrosis.
13
Gambar 6. Gambaran mikroskopis neoplasma rongga mulut, A. Neoplasma Jinak; B. Neoplasma Ganas.
13
Berdasarkan histogenesis jaringan asal, lesi neoplasma berasal dari: 1 Epitel; 2. Mesoderm; 3. Jaringan saraf; dan 4 Pigmented Epithelium. Contoh neoplasma
yang berasal dari pelapis epitel permukaan tumor jinak adalah papiloma, dan adenoma, sedangkan tumor jinak yang berasal dari mesoderm adalah fibroma,
myxoma, lipoma, kondroma, osteoma, hemangioma dan limfangioma. Semua neoplasma ganas yang berasal dari pelapis epitel disebut karsinoma, misalnya
karsinoma sel skumosa, dan adenokarsinoma. Tumor ganas yang berasal dari mesoderm adalah fibrosarkoma, liposarkoma, kondrosarkoma, osteosarkoma,
leimiosarkoma, rhabdomiosarkoma, hemangiosarkoma, limfangiosarkoma. Semua tumor ganas jaringan limfoid adalah limfoma Hodgkin.
13
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya neoplasma jinak maupun ganas adalah: A. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi yang
kronis, karies, tambalan menggantung dan gigi tiruan yang tidak baik; B. Faktor luar, meliputi karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya, tembakau,
alkohol, agen fisik, radiasi, ionisasi, virus, sinar matahari, infeksi virus; dan C. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi, imunologi, pola hidup, pekerjaan
dan genetik.
21,22,23,24,25
Menurut Joel Epstein dan Isaac Van Der Waal 2006, laki-laki lebih banyak menderita kanker rongga mulut yaitu sebanyak 4 dibandingkan dengan perempuan
sebanyak 2. Angka kematian yang disebabkan oleh kanker rongga mulut pada laki- laki adalah 2 sedangkan dengan perempuan 1. Data yang ditemukan hampir sama
di Utara Amerika, namun di Prancis, insidensi kanker rongga mulut adalah sekitar 17,9, populasi dan angka yang cukup tinggi ditemukan di India yaitu 40,6. Di
Singapura 2001, perempuan mencapai angka yang tertinggi menderita kanker rongga mulut 5,8. Kebanyakan kasus yang ditemui adalah squamous cell cancers
sekitar 95 ditemukan pada golongan umur 40 tahun ke atas, diikuti dengan kanker lidah, dasar mulut dan tonsil.
8
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kerangka Teori