BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam
pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian Hadi, 2000. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional, yaitu
menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain dan memperoleh informasi mengenai taraf hubungan
yang terjadi Azwar, 2009. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kecerdasan emosi dengan kreativitas pada musisi band yang berada di Taman
Budaya Sumatera Utara.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diuji yakni masing- masing satu variabel bebas dan variabel terikattergantung. Variabel-variabel
yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel bebas : Kecerdasan Emosi
2. Variabel Tergantung : Kreativitas
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk
menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari, serta merupakan kemampuan
individu untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain empati dan kemampuan untuk
membina hubungan kerjasama dengan orang lain. Kecerdasan emosi diukur berdasarkan aspek kecerdasan emosi Goleman, yang terdiri dari;
mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan, yang disusun dalam
skala kecerdasan emosional.
2. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan individu untuk mencipta sesuatu baik yang bersifat baru maupun yang kombinasi, berbeda, unik tergantung dari
pengalaman yang diperoleh berbentuk imajinasi yang menjurus prestasi dan dapat memecahkan masalah secara nyata untuk mempertahankan cara
berpikir yang asli, kritis, serta mengembangkan sebaik mungkin untuk menciptakan hubungan antara diri individu dan lingkungannya dengan
baik. Kreativitas diukur dengan Tes Kreativitas Figural TKF. Kreativitas
yang diukur dalam TKF memiliki pengertian sebagai kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang diberikan
yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam memberi gagasan serta kemampuan untuk mengembangkan, merinci, dan
memperkaya elaborasi suatu gagasan. Tes ini dapat diberikan secara individual maupun secara kelompok. Tes inivmengukur aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Munandar 1988 kelancaran,vkelenturan, fleksibilitas, originalitas, elaborasi. Waktu yang diberikan untuk
mengerjakan tes kreativitas figural adalah 10 menit. Bentuk tes inivberupa lingkaran-lingkaran dimana siswa diminta membuat macam-macam
gambar dari sejumlah lingkaran yang diberikan sebagai rangsang.
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Menurut Hadi 2000 populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh individu yang dikategorikan sebagai musisi band yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara
2. Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian populasi, dimana seluruh individu yang dikategorikan sebagai musisi band dan berada di Taman Budaya
Sumatera Utara adalah subjek penelitian. Berdasarkan studi kancah dan dengan berdasarkan definisi musisi band yang digunakan, jumlah populasi
musisi band yang berada di Taman Budaya Sumatera Utara adalah 78 orang dengan latar belakang aliran musik yang berbeda. Teknik ini
digunakan karena jumlah populasi musisi band di Taman Budaya Sumatera Utara cenderung sedikit.
D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Skala Kecerdasan Emosional
Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode skala. Metode skala digunakan karena data yang
ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan
dalam bentuk aitem-aitem pernyataan. Hadi 2000 menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam
penelitian berdasarkan asumsi-asumsi berikut: -
Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. -
Hal-hal yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
- Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain empati, dan membina hubungan Goleman, 2009 yang berguna untuk
mengukur sejauhmana kecerdasan emosional sampel penelitian.
Skala kecerdasan emosional disusun dengan menggunakan skala Likert yang memiliki 5 alternatif jawaban dengan sistem penilaian sebagai berikut:
a. Aitem Favorabel: sangat setuju 5, setuju 4, netral 3, tidak setuju
2, sangat tidak setuju 1. b.
Aitem Unfavorabel: sangat setuju 5, setuju 4, netral 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1
Berikut blue print dan distribusi aitem skala kecerdasan emosi yang terdiri dari 60 aitem
Tabel 1. Blue print Skala Kecerdasan Emosional
No. Aspek
Aitem Jumlah
Bobot Unfavorable
Favorable
1. Mengenali Emosi Diri
7 5
12 20
2. Mengelola Emosi Diri
6 6
12 20
3. Memotivasi Diri
Sendiri 6
6 12
20
4. Mengenali Emosi
Orang Lain empati 5
8 13
21,7
5. Membina Hubungan
6 5
11 18,3
Jumlah 30
30 60
100
Tabel. 2. Distribusi Aitem Skala Kecerdasan Emosional sebelum Uji Coba
No. Aspek
Aitem Jumlah
Bobot Unfavorable
Favorable
1. Mengenali Emosi Diri
2,16,32,40,4 6,48
1,3,17,31,47 12
20
2. Mengelola Emosi Diri
4,6,20,42,44, 50
5,19,21,33,49, 51
12 20
3. Memotivasi Diri
Sendiri 8,22,24,34,5
2,54 7,9,23,37,41,5
3 12
20
4. Mengenali Emosi
Orang Lain empati 10,12,26,38,
56 11,25,27,35,3
9,43,55,57 13
21,7
5. Membina Hubungan
14,28,36,30, 58,60
13,15,29,45,5 9
11 18,3
Jumlah 30
30 60
100
2. Tes Kreativitas Figural
Metode tes merupakan suatu metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam bidang psikologi. Dalam hubungannya dengan hal ini
Suryabrata 1994 menyatakan bahwa tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dikerjakan berdasarkan bagaimana testee menjawab pertanyaan-
pertanyaan dan melakukan perintah-perintah yang ada dalam tes, kemudian peneliti mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar
atau dengan testee lain. Walgito Fitryah, 2005 menambahkan bahwa tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang
menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas lain yang telah distandardisasikan.
Adapun alasan penggunaan metode tes dalam penelitian ini karena sudah adanya alat tes baku yang sudah diketahui validitas dan reliabilitasnya
serta telah distandarisasikan. Penelitian ini menggunakan tes kreativitas figural, untuk mengukur kreativitas subjek. Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan oleh Munandar 1999, kesahihan tes kreativitas figural dapat dilihat dengan mengkorelasikan figural defergent productivity measure
Torrence Circless Test dengan figural convergent thinking word relation dan dengan verbal divergent thinking. Hasil analisis statistik menggunakan
rumus product moment menunjukkan kolerasi antara Circless Test dengan figure exclusion sebesar 0,23 ; p 0,01. Sedangkan kolerasi antara cricle test
dan word relation sebesar 0,45 ; p 0,01. Dari penelitian Munandar tersebut maka tes kreativitas figural dari Torrance yang telah dimodifikasikan oleh
Munandar 1999 cukup sahih untuk mengungkap kreativitas. Tes kreativitas figural merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dikerjakan. Tes ini dikembangkan oleh Munandar 1999 yang mempunyai materi terstruktur terdiri dari 65 lingkaran dengan diameter 2 cm. Subjek
membuat beberapa gambar atau objek yang berbeda-beda dengan lingkaran sebagai stimulus, lingkaran tersebut bukan sebagai frame tetapi merupakan
bagian dari gambar.
Hasil tes kreativitas figural diukur dengan mengacu pada aspek-aspek kreativitas, yaitu:
1. Fluenci kelancaran, adalah kesigapan, kelancaran untuk menghasilkan gagasan, dilihat dari kuantitas atau jumlah gambar yang relevan yang
dihasilkan subjek dalam waktu 10 menit, jika pengulangan berarti tidak relevan. Jadi yang diperlukan bukan kuantitas gambar.
2. Fleksibilitas, adalah kemampuan untuk menggunakan bermacam pendekatan. Sedangkan pemecahan-pemecahan masalah yang unik
terhadap setiap masalah harus disertai dengan adanya bukti-bukti yang baru. Skor ini diperoleh dengan menjumlahkan kategori respon yang
berbeda yang diperoleh berdasarkan klasifikasi jawaban. Kategori jawaban merupakan kategori yang telah disusun oleh Munanadar. Jika ada kategori
baru yang tidak termasuk dalam kategori yang sudah ada maka dibuat kategori baru yang disebut x1 untuk kategori baru pertama dan x2 untuk
kategori kedua dan seterusnya. 3. Originalitas, adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang asli.
Norma yang dikemukakan oleh Munandar yaitu berdasarkan tabulasi jawaban yang sudah tersedia, jawaban yang diberikan oleh 10 atau lebih
subjek mendapat skor 0. Jawaban yang diberikan oleh 5 sampai 9 dari subjek mendapat skor 1. Jawaban yang diberikan oleh 2 sampai 4 dari
subjek mendapat skor 2. Jawaban yang tidak termasuk dalam daftar ini mendapat skor 3.
4. Bonus originalitas, yaitu kemampuan untuk menambahkan nilai pada gagasan yang asli. Poin diberikan untuk jawaban yang mengkombinasikan
2 atau lebih lingkaran. Dengan ketentuan: •
Menggabung 2 lingkaran mendapat 2 bonus poin. •
Menggabung 3-5 lingkaran mendapat 5 bonus poin. •
Menggabung 6-10 lingkaran mendapat 10 bonus poin. •
Menggabung 11-15 lingkaran mendapat 15 bonus poin. •
Menggabung semua lingkaran mendapat 25 bonus poin. 5. Elaborasi, adalah kemampuan untuk melakukan hal yang detail. Untuk
melihat gagasan atau detail yang nampak pada objek respon disamping gagasan pokok yang muncul, misalnya subjek menulis jeruk tanpa
menambahkan apa-apa maka jawaban ini mendapat skor 0 untuk elaborasi. Tetapi jika ia menambahkan tangkai, daun dan ular pada gambar jeruk
maka ia mendapatkan skor 3 untuk elaborasi. Jadi untuk setiap gagasan yang ditambahkan diberi skor 1 untuk elaborasi.
Keuntungan dari tes kreativitas figural adalah mudah dalam penggunaanya, hanya memerlukan waktu 10 menit untuk mengerjakannya,
dapat diberikan secara individual dan kelompok
E. METODE ANALISIS ALAT UKUR
1. Validitas
Menurut Sutrisno Hadi 2000 Validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan benar gejala atau sebagian gejala yang
hendak diukur, artinya tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat
ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi alat ukur ditentukaan melalui pendapat profesional
professional judgement. Dalam penelitian ini yang menjadi professional judgement adalah dosen pembimbing.
Selanjutnya peneliti melakukan uji daya beda aitem untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok
individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis butir pernyataan ini adalah dengan
memilih butir-butir pernyataan yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih butir pernyataan
yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan Azwar, 2004.
Pengujian daya beda butir pernyataan ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi Pearson Product Momen. Besarnya
koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi item maka
koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00 Azwar, 2004. Batasan nilai indeks daya beda item dalam penelitian ini adalah 0,3,
sehingga setiap item yang memiliki harga kritik ≥ 0,3 sajalah yang akan
digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama Azwar, 1997. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach. Dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows.
Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas r
xx
` yang angkanya berada dalam rentang dari 0-1,00. Semakin tinggi reliabilitas
mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas. Sebaliknya, semakin rendah reliabilitas mendekati angka 0 berarti semakin
rendah koefisien reliablitas Azwar, 2004.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR
Uji coba skala kecerdasan emosional dilakukan terhadap 220 musisi band yang tersebar di beberapa studio band di Kota Medan. Pada uji coba alat ukur
aitem yang diberikan sejumlah 60 aitem. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dan uji daya beda aitem terhadap
data uji coba yang telah diperoleh dengan menggunakan program SPSS version 17.0 For Windows, maka diperoleh koefisien alpha untuk skala kecerdasan emosi
sebesar 0,879
Berdasarkan uji daya beda item, diperoleh 26 aitem yang gugur atau tidak dapat digunakan lagi karena memiliki nilai korelasi aitem total atau indeks daya
beda aitem kurang dari 0,30 sehingga jumlah aitem yang akan digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya adalah sebanyak 34 aitem. Aitem - aitem
tersebut selanjutnya akan disusun kembali untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel. 3. Distribusi Aitem Skala Kecerdasan Emosi sebelum Uji Coba
No. Aspek
Aitem Jumlah
Bobot Unfavorable
Favorable
1. Mengenali Emosi Diri
2,16,32,40,4 6,48
1,3,17,31,47 12
20
2. Mengelola Emosi Diri
4,6,20,42,44, 50
5,19,21,33,49,
51 12
20
3. Memotivasi Diri
Sendiri
8,22,24,34,5 2,54
7,9,23,37,41,5 3
12 20
4. Mengenali Emosi
Orang Lain empati
10,12,26,38,
56
11,25,27,35,3 9,43,55,57
13 21,7
5. Membina Hubungan
14,28,36,30, 58,60
13,15,29,45,5 9
11 18,3
Jumlah 30
30 60
100 Keterangan:
Penebalan : nomor aitem yang lolos
Selanjutnya, aitem yang dinyatakan lolos disusun kembali menjadi alat ukur skala kecerdasan emosional yang akan digunakan dalam pengambilan data.
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kecerdasan Emosional setelah Uji Coba
No. Aspek
Aitem Jumlah
Bobot Unfavorable
Favorable
1. Mengenali Emosi Diri
11,19,26 1,12,25
6 17,65
2. Mengelola Emosi Diri
2,4,13,24,27 3,20
7 20,58
3. Memotivasi Diri
Sendiri 14,21,29
5,6,15,28 7
20,58
4. Mengenali Emosi
Orang Lain empati 8
7,16,23,30,31 6
17,65
5. Membina Hubungan
10,17,22,18, 32,34
9,33 8
23,53
Jumlah 18
16 34
100
Tabel 5. Blue print Skala kecerdasan emosi setelah uji coba
No. Aspek
Aitem Jumlah
Bobot Unfavorable
Favorable
1. Mengenali Emosi Diri
3 3
6 17,65
2. Mengelola Emosi Diri
5 2
7 20,58
3. Memotivasi Diri
Sendiri 3
4 7
20,58
4. Mengenali Emosi
Orang Lain empati 1
5 6
17,65
5. Membina Hubungan
6 2
8 23,53
Jumlah 18
16 34
100
F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN