KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalah yaitu : 1. Proses Peradilan anak pelaku tindak pidana pada tahap penyidikan di Polres Karo, penuntutan di Kejaksaan Negeri Kabanjahe dan dan persidangan di Pengadilan Negeri Kabanjahe masih belum sepenuhnya melaksanakan prosedur dan tata cara sebagaimana diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Masih ada beberapa hal yang belum sesuai dengan undang-undang tersebut sehingga terjadi pelanggaran terhadap Undang Undang Pengadilan anak dan Undang-undang Perlindungan Anak. Pelanggaran tersebut dapat dilihat pada proses peradilan anak sebagai berikut : a. Dari hasil penelitian dan pembahasan digambarkan bahwa masih terjadi pelanggaran prosedur dan tata cara penanganan perkara anak pelaku tindak pidana dalam proses penyidikan oleh aparat kepolisian sebagaimana diatur dalam UU No. 3 Tahun 1997 yang berimplikasi pada pelanggaran hak-hak anak. Misalnya anak ditempatkan di rutan dan disatukan dengan orang dewasa, padahal hendaknya anak pelaku tindak pidana tidak digabungkan dengan narapidana dewasa, karena akan memberikan pengaruh buruk pada anak atau lamanya masa penahanan anak atau anak pelaku tindak pidana langsung dijemput ke rumahnya. Universitas Sumatera Utara Selain itu Polres Karo baru memiliki unit PPA sejak tahun 2009 sehingga pada tahun-tahun sebelumnya penyidik anak adalah penyidik umum. b. Pada tahap penuntutan, pihak kejaksaan negeri Kabanjahe sudah melaksanakan sesuai dengan prosedur UU Perlindungan Anak dan UU Pengadilan anak namun karena kurangnya tenaga ahli yang berkompeten dalam menangani masalah anak- anak mengakibatkan penuntutan terhadap anak sering sekali disamakan dengan orang dewasa dan kurang mempertimbangkan hak-hak asasi anak sehingga anak pelaku tindak pidana seringnya ditahan dipenjara dan masa penahanannya juga masih lama. c. Sedangkan pada tahap persidangan, hampir semua prosedur pelaksanaan peradilan anak pelaku tindak pidana sudah sesuai dengan UU pengadilan anak dan UU perlindungan anak. Namun seharusnya persidangan anak pelaku tindak pidana dinyatakan tertutup untuk umum dan hanya pada saat putusan dinyatakan terbuka untuk umum. Hasil penelitian ditemukan bahwa kasus anak pelaku tindak pidana dinyatakan terbuka untuk umum dan dalam tindakan hakim dalam memutuskan suatu perkara, sebagian besar anak pelaku tindak pidana penjara diputuskan dengan pidana penjara. 2. Pelaksanaan konsep diversi dan Restorative justice pada proses peradilan anak pada tahap penyidikan di Polres Karo, Penuntutan di Kejaksaan Negeri Kabanjahe dan Persidangan di Pengadilan Negeri Kabanjahe masih belum dilaksanakan. Padahal demi kepentingan terbaik bagi anak sudah selayaknya Universitas Sumatera Utara dalam proses peradilan anak menerapkan konsep diversi dan Restorative justice karena menghormati dan tidak melanggar hak anak. Konsep diversi dan Restorative justice bermanfaat bagi anak yang melakukan tindak pidana terhindar dari proses hukum formal karena dianggap belum matang secara fisik dan psikis serta belum mampu mempertanggungjawabkan perbuatan pidananya di depan hukum. Hal ini terjadi karena pihak penyidik anak, jaksa penuntut hukum dan hakim tidak menggunakan kewenangan diskresinya untuk melakukan diversi dan Restorative justice. Hal ini terjadi karena aturan hukum yang belum jelas dan tegas dalam pelaksanaan diversi serta kurangnya pemahaman dan pengetahuan aparat penegak hukum dan masyarakat mengenai diversi dan Restorative justice.

B. SARAN

Dokumen yang terkait

Pengembangan Konsep Diversi Dan Restorative Justice Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Di Indonesia

1 45 675

PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN KEJAHATAN PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM PERSPEKTIF RESTORATIVE JUSTICE (Studi Kasus Penganiyayaan di Kota Malang)

0 3 34

PELAKSANAAN DIVERSI PADA TAHAP PENUNTUTAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN OLEH PELAKU ANAK (Studi Kejaksaan Negeri Bandar Lampung)

0 5 45

PENERAPAN PRINSIP RESTORATIVE JUSTICE DALAM PERKARA TINDAK PIDANA LALU LINTAS DENGAN PELAKU ANAK

1 33 93

IMPLEMENTASI RESTORATIVE JUSTICE DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN DENGAN PELAKU ANAK (STUDI Implementasi Restorative Justice Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Penganiayaan Dengan Pelaku Anak (Studi Kasus Di Polresta Surakarta).

0 2 19

PENERAPAN KONSEP DIVERSI DAN RESTORATIVE JUSTICE OLEH KEPOLISIAN DALAM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 1 1

Penerapan Diversi Pada Tahap Penyidikan Untuk Mewujudkan Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Pelaku Tindak Pidana.

0 0 23

Penerapan Restorative Justice dalam Memberikan Perlindungan terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana

0 0 96

BAB II DIVERSI SEBAGAI SUATU KEWAJIBAN DI DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA ANAK A. Konsep Diversi dan Restorative Justice Pada Sistem Pengadilan Anak - Penerapan Diversi Di Dalam Penyelesaian Perkara Pidana Anak

0 0 33

BAB II PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE DALAM PERADILAN PIDANA ANAK 2.1. Pendekatan Restorative Justice dalam Penyelesaian Perkara Pidana Anak - RESTORATIVE JUSTICE TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 36