3 Dasar Yuridis, pelaksanaan perlindungan anak harus didasarkan pada
UUD 1945 dan berbagai peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Penerapan dasar yuridis ini harus secara integrative, yaitu
penerapan terpadu menyangkut peraturan perundang-undangan dari berbagai bidang hukum yang berkaitan.
4. Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana
Menurut KBBI, yang dimaksud dengan pelaku adalah : 1
Orang yang melakukan suatu perbuatan; 2
Pemeran ; pemain; 3
Yang melakukan suatu perbuatan, subjek dalam suatu kalimat, dsb; yang merupakan pelaku utama di perubahan situasi tertentu.
23
Menurut Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No.3 Tahun 1997 pengertian anak nakal adalah :
a. Anak yang melakukan tindak pidana; atau
b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi
anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan. Anak sebagai pelaku tindak pidana sering juga disebut anak yang berkonflik
dengan hukum, atau anak yang berhadapan dengan hukum. Dari berbagai isu yang ada dalam konvensi hak anak salah satunya yang
sangat memprihatinkan adalah Anak yang memerlukan perlindungan khusus
23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007 hlm.628
Universitas Sumatera Utara
Child in Need Special Protection=CNSP secara spesifik lagi adalah bagi anak yang berhadapan dengan hukum.
Anak-anak yang menghadapi kelaparan dan kemiskinan, menjadi korban kekerasan dalam keluarga atau penyalahgunaan, penelantaran atau eksploitasi
serta mereka yang dihadapkan pada kekerasan, alkohol, mejadi korban penyalahgunaan obat, dan lain-lain pada umumnya terpaksa berhadapan dengan
hukum. Anak-anak ini mungkin tidak cukup mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk dapat memecahkan permasalahan dengan positif. Mereka pada
umumnya berhubungan dengan teman-teman atau orang-orang yang memiliki tingkah laku yang mengarah pada kenakalan atau lebih jauh kepada kejahatan atau
tindak pidana. Banyak anak-anak tersebut putus sekolah dan sering sekali mereka tidak mendapat pengaruh positif lain yang dapat mengembalikan mereka ke jalan
positif pula.
24
Pembicaraan anak yang berhadapan dengan hukum mengacu terhadap anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana.
25
1 Yang diduga, disangka, didakwa, atau dijatuhi pidana karena melakukan
tindak pidana; Anak yang
berhadapan dengan hukum adalah anak yang telah mencapai usia 12 dua belas tahun tetapi belum mencapai usia 18 delapan belas tahun dan belum menikah:
24
Jhonathan dan Agam, Perlindungan Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Perspektif Nasional, dalam Mahmul Siregar dkk., Pedoman Praktis Melindungi Anak dengan Hukum Pada
Situasi Emergensi dan Bencana Alam, Pusat kajian dan Perlindungan Anak PKPA, Medan, 2007, hlm. 71.
25
Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 64
Universitas Sumatera Utara
2 Yang menjadi korban tindak pidana atau yang melihat danatau mendengar
sendiri terjadinya suatu tindak pidana.
26
Anak yang berhadapan dengan hukum dapat juga dikatakan sebagai anak yang terpaksa berkontak dengan sistem pengadilan pidana karena:
27
1 Disangka, didakwa, atau dinyatakan terbukti bersalah melanggar hukum;
atau 2
Telah menjadi korban akibat perbuatan pelanggaran hukum tang dilakukan orangkelompok oranglembaganegara terhadapnya; atau
3 Telah melihat, mendengar, merasakan, atau mengetahui suatu peristiwa
pelanggaran hukum. Oleh karena itu jika dilihat ruang lingkupnya maka anak yang berhadapan
dengan hukum dapat dibagi menjadi:
28
1 Pelaku atau tersangka tindak pidana;
2 Korban tindak pidana;
3 Saksi suatu tindak pidana.
Anak sebagai pelaku atau anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang disangka, didakwa, atau dinyatakan terbukti bersalah melanggar hukum, dan
memerlukan perlindungan.
29
26
Ketentuan dalam Kesepakatan Bersama antara Departemen Sosial Republik Indonesia, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Departemen Agama Republik Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Perlindungan dan
Rehabilitasi Sosial Anak yang Berhadapan dengan Hukum Tanggal 15 Desember 2009. Pasal 1 Butir 3
27
Apong Herlina, dkk, Perlindungan terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Buku Saku untuk Polisi, Unicef, Jakarta, 2004, hlm. 17
28
Op. Cit., Pasal 3 ayat 2.
29
Op. Cit
Dapat juga dikatakan anak yang harus harus mengikuti prosedur hukum akibat kenakalan yang telah dilakukannya. Jadi dapat
dikatakan disini bahwa anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang
Universitas Sumatera Utara
melakukan kenakalan, yang kemudian akan disebut sebagai kenakalan anak, yaitu kejahatan pada umumnya dan prilaku anak yang berkonflik dengan hukum atau
anak yang melakukan kejahatan pada khusunya.
G. Metode Penelitian