F. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Diversi dan Restorative Justice
a. Konsep Diversi
Konsep adalah Rancangan ; ide atau pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek, proses, ataupun yang ada di luar
bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
4
Pengertian diversi terdapat banyak perbedaan sesuai dengan praktek pelaksanaannya. Menurut sejarah perkembangan hukum pidana, kata “diversion”
pertama kali dikemukakan sebagai kosa kata pada laporan pelaksanaan peradilan anak yang disampaikan Presiden Komisi Pidana President’s Crime Commision
Australia di Amerika Serikat pada tahun 1960.
5
Sebelum dikemukakannya istilah diversi praktek pelaksanaan yang terbentuk seperti diversi telah ada sebelum
tahun 1960 ditandai dengan berdirinya peradilan anak children’s courts sebelum abad ke-19 yaitu diversi dari sistem peradilan pidana formal dan formalisasi
polisi untuk melakukan peringatan police cautioning. Prakteknya telah berjalan di negara bagian Victoria, Australia pada tahun 1959 diikuti oleh negara bagian
Queensland pada tahun 1963.
6
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007 hlm.588
5
Marlina, Pengantar Konsep Diversi dan Restorative Justice Dalam Hukum Pidana, USU Press, Medan, 2010, hlm.10 selanjutnya disebut Marlina I
6
Ibid.
Saat itu ketentuan diversi dimaksudkan mengurangi jumlah anak yang masuk ke peradilan formal.
Menurut Jack E. Bynum dalam bukunya Juvenile Delinquency a Sociological Approach, menyatakan :
Universitas Sumatera Utara
Diversion is “an attempt to divert, or channel out, youthful offenders from the juvenile justice system”diversi adalah sebuah tindakan atau perlakuan
untuk mengalihkan atau menempatkan pelaku tindak pidana anak keluar dari sistem peradilan pidana.
7
Pengertian diversi juga dimuat dalam United Nation Standart Minimum Rules for the Administration of Juvenile Justice The Beijing Rules
8
Pertimbangan dilakukan diversi oleh pengadilan yaitu filosofi sistem peradilan pidana anak untuk melindungi dan merehabilitasi protection and
rehabilitation anak pelaku tindak pidana. butir 6 dan
butir 11 terkandung pernyataan mengenai diversi yakni sebagai proses pelimpahan anak yang berkonflik dengan hukum dari sistem peradilan pidana ke proses
informal seperti mengembalikan kepada lembaga sosial masyarakat baik pemerintah atau non pemerintah.
9
Menurut sejarah hukum di Amerika Serikat pengertian diversi adalah memberikan jalan alternatif kepada anak yang diproses pada peradilan orang
dewasa atau yang akan ditempatkan di lembaga pemasyarakatan. Diversi di Amerika Serikat dikemukakan juga dengan istilah neighborhood program.
Program ini dirancang untuk mempertimbangkan anak yang beresiko tinggi berada dalam sistem peradilan pidana daripada anak lain anak tertentu untuk
memberikan tindakan alternatif diversi dari peradilan. Kedua kebijakan baik diversi atau neighborhood dibangun dari tradisi pelayanan masyarakat. Program
Tindakan diversi juga dilakukan sebagai upaya pencegahan seorang pelaku anak menjadi pelaku kriminal dewasa.
7
Ibid.
8
Ibid., hlm. 11
9
Ibid,. hlm.11
Universitas Sumatera Utara
ini dilakukan dengan tujuan mengurangi delikuensi dengan menyediakan kegiatan konselingbimbingan mental, tindakan kesehatan, kesempatan untuk bekerja,
rekreasi dan aktivitas akademik dan sosial dalam beberapa model dan cara tertentu yang dinggap baik bagi anak. Program pelayanan masyarakat diberikan dengan
memperhatikan prinsip perilaku yang sesuai bagi anak berdasarkan penelitian dan metode ilmiah. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendapatkan jenis program
yang tepat sesuai kondisi masing-masing anak.
10
Menurut pendapat Peter C. Kratcoski, ada tiga jenis pelaksanaan program diversi yang dapat dilaksanakan yaitu:
11
a. Pelaksanaan kontrol secara sosial social control orientation, yaitu aparat
penegak hukum menyerahkan pelaku dalam tanggung jawab pengawasan atau pengamatan masyarakat, dengan ketaatan pada persetujuan atau
peringatan yang diberikan. Pelaku menerima tanggung jawab atas perbuatannya dan tidak diharapkan adanya kesempatan kedua kali bagi
pelaku oleh masyarakat. b.
Pelayanan sosial oleh masyarakat terhadap pelaku social service orientation, yaitu melaksanakan fungsi untuk mengawasi, mencampuri,
memperbaiki dan menyediakan pelayanan pada pelaku dan keluarganya. Masyarakat dapat mencampuri keluarga pelaku untuk memberikan
perbaikan atau pelayanan. c.
Menuju proses restorative justice atau perundingan balanced or restorative justice orientation, yaitu melindungi masyarakat, memberi
kesempatan pelaku bertanggung jawab langsung pada korban dan
10
Ibid. hlm.12-13
11
Ibid., hlm. 15
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dan membuat kesepakatan bersama antara korban pelaku dan masyarakat. Pelaksanaannya semua pihak yang terkait dipertemukan untuk
bersama-sama mencapai kesepakatan tindakan pada pelaku.
Pada TR Kabareskrim Polri No. Pol.: TR1124XI2006 terdapat pengertian tentang diversi yakni suatu pengalihan bentuk penyelesaian dari penyelesaian
yang bersifat proses pidana formal ke alternatif penyelesaian dalam bentuk lain yang di nilai terbaik menurut kepentingan anak.
12
b. Restorative Justice