commit to user
adalah kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang bersedia dalam rangka
mencapai tujuannya. Aktor menurut konsep voluntarisme adalah pelaku aktif dan kreatif serta mempunyai kemampuan menilai dan memilih dari
alternatif tindakan.
28
Kesimpulan utama yang dapat diambil adalah bahwa tindakan sosial merupakan suatu proses di mana aktor terlibat dalam pengambilan
keputusan-keputusan subyektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, yang kesemuanya itu dibatasi
kemungkinan-kemungkinannya oleh sistem kebudayaan dalam bentuk norma-norma, ide-ide dan nilai-nilai sosial. Dalam menghadapi situasi
yang bersifat kendala baginya itu, aktor mempunyai sesuatu di dalam dirinya berupa kemauan bebas.
29
2. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik secara khusus menggunakan teori- teori perspektif dari Helbert Blumer. Interaksionisme simbolik aliran
sosiologi Amerika yang lahir dari tradisi psikologi.
30
Menurut Blumer Interaksionisme Simbolik bertumpu pada tiga premis:
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka.
28
Ibid: 48-49
29
Ibid: 49-50
30
Margaret M. Poloma. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2000: 254
commit to user
2. Makna tersebut berasal dari ”interaksi sosial seseorang dengan orang lain”.
3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial berlangsung.
31
Helbert Blumer seorang tokoh modern dari Teori Interaksionisme Simbolik ini menjelaskan perbedaan antara teori ini dengan behaviorisme
sebgai berikut. Menurut Blumer istilah Interaksionisme Simbolik menunjuk kepada sifat khas dari interaksi antar manusia. Kekhasannya
adalah bahwa manusia saling menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan seseorang
terhadap orang lain. Tanggapan seseorang tidak dibuat secara langsung terhadap tindakan orang lain, tetapi didasarkan atas ”makna” yang
diberikan terhadap tindakan orang lain itu. Interaksi antar individu, diantarai oleh penggunaan simbol-simbol, interpretasi atau dengan saling
berusaha untuk saling memahami maksud dari tindakan masing-masing. Jadi, dalam proses interaksi manusia itu bukan suatu proses di mana
adanya stimulus secara otomatis dan langsung menimbulkan tanggapan atau respon. Tetapi antara stimulus yang diterima dan respon yang terjadi
sesudahnya, diantarai oleh proses interpretasi oleh si aktor. Jelas proses interpretasi ini adalah proses berpikir yang merupakan kemampuan yang
khas yang dimiliki manusia.
32
31
Ibid: 258
32
Ibid: 52
commit to user
Proses interpretasi yang menjadi penengah antara stimulus dan respon menempati posisi kunci Teori Interaksionisme Simbolik. Benar
penganut teori ini mempunyai perhatian juga terhadap stimulus dan respon. Tetapi perhatian mereka lebih ditekankan kepada proses
interpretasi yang diberikan oleh individu terhadap stimulus yang datang itu. Dan masalah ini pula yang membedakan antara mereka dengan
penganut behaviorisme.
33
Kesimpulan utama yang perlu diambil dari uraian tentang substansi Teori Interaksionisme Simbolik ini adalah kehidupan bermasyarakat
terbentuk melalui proses interaksi dan komunikasi antar individual dan antar kelompok dengan menggunakan simbol-simbol yang dipahami
maknanya melalui proses belajar. Tindakan seseorang dalam proses interaksi itu bukan semata-mata merupakan suatu tanggapan yang bersifat
langsung terhadap stimulus yang datang dari lingkungannya atau dari luar dirinya. Tetapi tindakan itu merupakan hasil dari pada proses interpretasi
terhadap stimulus. Jadi, merupakan proses belajar, dalam arti memahami simbol-simbol, dan saling menyesuaikan makna dari simbol-simbol itu.
Meskipun norma-norma, nilai-nilai sosial dan makna dari simbol-simbol itu memberikan pembatasan tindakannya, namun dengan kemampuan
berpikir yang dimilikinya manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan tindakan dan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya.
34
33
Ibid: 52
34
Ibid: 58-59
commit to user
Sejalan dengan Teori Aksi dan Teori Interaksionisme Simbolik, penelitian ini memandang individu atau kelompok sebagai aktor yang
mempunyai cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannya melalui proses interaksi baik individu maupun kelompok dengan menggunakan
simbol-simbol yang dipahami maknanya. Hal ini berarti bahwa tindakan manusia bersifat subyektif dalam mengadakan kegiatan sebagai upaya
melestarikan dan membudayakan bertransportasi dengan sarana sepeda onthel,. Dalam landasan teori seperti itulah penelitian ini dilakukan,
dengan tujuan dapat mengetahui suatu gambaran pemaknaan JOC terhadap sepeda onthel dan bagaimana peran JOC melalui aksi komunitas dalam
melestarikan sepeda onthel di Kota Yogyakarta. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan sesuai dengan kerangka pemikiran yang tergambar melalui 4
skema, yaitu pemaknaan, aksi, eksistensi dan kelestarian.
G. Definisi Konseptual