Kelestarian Sepeda Onthel di Kota Yogyakarta

commit to user budaya yang diselenggarakan di tiap sudut Kota Yogyakarta dan memperingati hari besar Nasional 3 Konatif Pada komponen inilah masyarakat yang melihat kegiatan JOC kemudian berperilaku dengan ikut berpartisipasi yang berkaitan secara langsung dalam melestarikan sepeda onthel agar tetap eksis di kota Yogyakarta Sumber: Data Primer

4. Kelestarian Sepeda Onthel di Kota Yogyakarta

Pada pembahasan sebelumnya telah dipaparkan mengenai aksi komunitas dalam melestarikan sepeda onthel di Kota Yogyakarta. Sebagian jalan-jalan di Kota Yogyakarta pada tanggal 10-11 Juli 2010 terlihat penuh sesak ribuan sepeda, kesan gaya hidup sederhana dan sehat pun mencuat. Namun, pemandangan itu bukan realitas sehari-hari, melainkan karnaval sepeda onthel dalam event Djokdja Onthel Carnival DOC dengan pusat karnaval di Benteng Vrederburg, Yogjakarta. Para anggota JOC yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, sangat menjunjung tinggi sepeda onthel untuk mewujudkan kelestarian sepeda onthel yang saat ini mulai luntur akibat diterjang arus modernisasi. Acara ini merupakan gebrakan yang menarik, sehingga ketika memasuki arus globalisasi dan kemajuan teknologi untuk melestarikan sepeda onthel tentu diperlukan adanya kesadaran dengan mempelajari, memperjuangkan, dan menerapkan kebudayaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masyarakat yang tertarik melestarikan sepeda onthel dikarenakan oleh publikasi yang diselenggarakan oleh para anggota JOC melalui event yang berhubungan commit to user dengan sepeda onthel. Berikut temuan yang didapat oleh peneliti, ketika menanyakan kepada informan yang dalam penelitian ini sebagai masyarakat tentang tujuan berdirinya JOC, Bagus Kurniawan mengatakan demikian : “Kurang tau banyak sih mas tapi yang pernah aku lihat JOC itu punya tujuan melestarikan kembali sepeda onthel di kota ini” Dari penyataan tersebut dapat diketahui bahwa perhatian dari masyarakat sangat berperan besar dalam kelestarian sepeda onthel di Kota Yogyakarta, terutama generasi muda harus selalu menghargai tradisi dan sejarah-sejarah jaman dulu. Meskipun upaya itu sangat kecil, tetapi dapat membangkitkan sepeda onthel dari kuburan budaya yang kini terpinggirkan. Salah satu informan lain yang bernama Dhimas Bonus Hartanto mengatakan demikian : “Tau sedikit, kalo JOC itu gak cuman melestarikan sepeda onthel tapi pengen mengajak masyarakat juga mau naik onthel” Berikut ini potongan artikel yang peneliti temukan untuk menguatkan pernyataan tersebut : Bangkitnya Sepeda Onthel dari Kuburan Budaya Fenomena budaya dulu semasa penjajahan Belanda dan Jepang ke Indonesia. terlihat di areal pemukiman atau perumahan Palem Semi Kota Tangerang dengan suatu perkumpulan sepeda onthellawas. Perkumpulan onthel tersebut dinamakan MPOTAN yaitu Masyarakat Pecinta Onthel Tangerang. Pemandangan tersebut terlihat semanjak hadirnya sebuah club sepeda onthel onta yang beranggotakan anak- anak muda yang sangat menghargai tradisi dan sejarah-sejarah jaman dulu. sampai-sampai mereka memakai pakaian-pakaian tempo dulu. Fenomena tersebut sangat jarang sekali kita lihat. sekalinya ada, pasti ontel tersebut hanya sebatas barang koleksi yang di jual dengan harga yang tinggi. 10 10 magazine obsesiedisi3tahun15-20agust2009 commit to user Selain, event DOC 2010, para anggota JOC juga memiliki serangkaian event lainnya dalam rangka melestarikan sepeda onthel di Kota Yogyakarta yang telah dipaparkan sebelumnya. Di samping itu, antusiasme masyarakat untuk menyaksikan event tersebut memang begitu besar, salah satu informan yang bernama Edi Susanto juga mengungkapkan demikian tentang kegiatan yang diikuti JOC sesuai dengan tujuan yang diharapkan : “Saya rasa sesuai karena setiap mereka selalu bersemangat mengikuti kegiatan itu dengan sepeda ontel yang telah menjadi salah satu ikon budaya” Pernyataan dari Edi Susanto tersebut sesuai dengan pendapat dari Bagus Kurniawan, sebagai berikut : “Kegiatan mereka sangat baik dalam rangka melestarikan sepeda onthel dan sangat sesuai dengan tujuan yang diharapkan terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya” Kegiatan atau event yang bertujuan untuk melestarikan sepeda onthel tersebut, lambat laun bergerak perlahan menjadi budaya yang sulit dihilangkan. Menurut E.B. Tylor 1871, kebudayaan adalah kompleks yang mencakup keseluruhan pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. 11 Dalam beberapa hal, budaya merupakan kepribadian masyarakat, oleh sebab itu tidak mudah menentukan batasan-batasannya. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. 11 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005: 172 commit to user Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. 12 Kebudayaan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah JOC yang menjalankan perannya untuk menghasilkan kebudayaan dengan cara melestarikan sepeda onthel di Kota Yogyakarta.

C. Analisis Data