14
3.3.2 Pembuatan Arang
Tempurung biji nyamplung yang sudah kering diarangkan dalam retort pirolisis listrik Gambar 2. Tempurung biji nyamplung ditempatkan di dalam
tabung wadah silinder, kemudian dipasang di tengah retort. Selanjutnya labu berleher tiga dipasang pada pipa pembuangan gas dan alat destilasi untuk
menampung senyawa hidrokarbon berberat molekul tinggi, tar dan cuka tempurung. Tahap berikutnya listrik dihidupkan dan proses berjalan selama
sekitar 5 jam. Hasil arang kemudian dianalisa rendemen, kadar air, zat terbang, abu, karbon terikat, daya jerap terhadap iodin dan benzena menggunakan standar
BSN SNI 01-1682-1996.
Gambar 2. Retort pyrolisis listrik 1. Rendemen arang
Rendemen arang ditetapkan dengan menghitung perbandingan berat arang terhadap berat bahan baku awal.
Rendemen = Berat arang x 100 Berat bahan baku
2. Kadar air Contoh sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan porselin, lalu
dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C selama 24 jam. Setelah didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang sampai beratnya tetap.
Kadar air = Berat contoh awal – berat contoh akhir x 100 Berat
contoh awal
15
3. Kadar zat terbang Contoh kering oven ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam
cawan porselin yang telah diketahui beratnya, lalu dimasukkan ke dalam tanur listrik pada suhu 950
o
C selama 10 menit. Setelah didinginkan dalam desikator ditimbang sampai beratnya tetap.
Kadar zat terbang = Berat contoh awal – berat contoh sisa x 100 Berat
contoh awal
4. Kadar abu Contoh kering oven ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam
cawan porselin yang sudah diketahui beratnya, kemudian dimasukkan ke dalam tanur listrik pada suhu 700
o
C selama 5 jam. Setelah didinginkan dalam desikator ditimbang sampai beratnya tetap.
Kadar abu = Berat contoh sisa x 100
Berat contoh awal 5. Kadar karbon terikat
Kadar karbon terikat dihitung dengan cara pengurangan dari kadar abu dan zat terbangnya.
Kadar karbon terikat = 100 - kadar abu + kadar zat terbang 6. Nilai kalor
Contoh kering oven ditimbang 1 gram, lalu diikat dengan kawat halus. Kemudian dimasukkan ke dalam tempat pembakaran pada alat kalorimeter dan
ditutup dengan rapat agar tidak ada udara yang masuk. Dicatat perubahan kalor yang terjadi. Percobaan diulang sebanyak 3 kali.
7. Daya jerap terhadap iodin Contoh kering oven ditimbang 1 gram dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer bertutup dan ditambahkan 25 ml larutan iod 0,1 N dan dikocok selama 15 menit pada suhu kamar, selanjutnya larutan disaring. Larutan hasil saringan
dipipet 10 ml dan dititer dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 N sampai berwarna kuning, lalu ditambahkan larutan kanji 1 sebagai indikator sehingga larutan berwarna
biru. Selanjutnya larutan dititer kembali sampai warna biru hilang. Daya jerap iod mgg = [10 – ml contoh x N Na
2
S
2
O
3
] x 126,93 x fp Berat
contoh g
8. Daya jerap terhadap uap benzena Contoh kering oven ditimbang 1gram dan dimasukkan ke dalam petridish,
lalu ditimbang lagi, kemudian diletakkan di dalam eksikator yang berisi uap benzena. Diamati pada jam ke-24 dan 48 dengan cara mengangkat petridish, lalu
dibiarkan ± 15 menit lalu ditimbang. Daya jerap uap benzena = Berat contoh akhir – berat contoh awal x 100
Berat contoh
awal
3.3.3 Pembuatan Arang Aktif