18
3.3.4 Karakteristik pola struktur arang dan arang aktif
Untuk mengetahui pola struktur arang dan arang aktif aktif digunakan peralatan:
1. FTIR Fourier Transform Infra Red; digunakan untuk mengetahui perubahan
gugus fungsi contoh akibat kenaikan suhu pada proses pirolisis dan aktivasi. Caranya adalah dengan mencampur serbuk arang dengan KBr menjadi bentuk
pelet. Selanjutnya diukur serapannya pada bilangan gelombang 60-4000 cm
-1
2. SEM Scaning Electron Microscopy; digunakan untuk mengetahui topografi
permukaan dan ukuran pori contoh. 3.
XRD X-ray Difractometer; untuk mengetahui derajat kristalinitas, tinggi, lebar, jarak dan jumlah lapisan aromatik yang dilakukan dengan cara
menginterpretasikan pola difraksi dari hamburan sinar X pada contoh. Penetapan derajat kristalinitas, tinggi Lc, lebar La, jarak d dan jumlah
lapisan aromatik N dilakukan menurut Kercher Nagle 2003; Schukin et al.
2002 yaitu: Derajat kristalinitas X =
Bagian kristalin x 100 Bagian kristalin + bagian amorf
Jarak antar lapisan aromatik d
002
: = 2 d sin θ dan d =
Tinggi lapisan aromatik Lc pada θ 24-25: Lc
002
= Lebar lapisan aromatik La pada
θ 43 : La
100
= Jumlah lapisan aromatik N : N =
= 0,15406 nm panjang gelombang dari radiasi sinar Ca β = intensitas ½ tinggi dan lebar intensitas difraksi radian
K = Tetapan untuk lembaran graphene 0,89 θ = sudut difraksi
X = derajat kristalinitas
19
3.3.5 Aplikasi Arang Aktif pada pemurnian minyak nyamplung
Sampel arang aktif yang memiliki nilai analisa fisiko-kimia terbaik diuji cobakan pada minyak nyamplung. Arang aktif terlebih dahulu dicuci dengan air
suling sampai pH air cuciannya netral, lalu ditiriskan dan dihaluskan hingga lolos saringan 120 mesh, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 105
°C. Penjernihan minyak dilakukan dengan mencampur arang aktif dengan
konsentrasi 0, 5, 10, 15 dan 20 bb ke dalam 100 g minyak lalu diaduk dengan shaker selama 1 jam. Minyak hasil pencampuran didiamkan selama ± 24 jam
kemudian disaring dengan kertas saring. Minyak sebelum dan sesudah perlakuan dianalisa sifat fisiko-kimianya yaitu; kadar air, bilangan asam, bilangan peroksida,
bilangan iod dan kejernihan minyak serta kandungan senyawa minyak. Kemudian dilakukan penelitian pemurnian minyak menggunakan bentonit sebagai
pembanding dengan konsentrasi 5, 10, 15 dan 20.
3.3.6 Pengujian Mutu Minyak Nyamplung