Penjernihan Minyak Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

12 polyurethane Sudradjat 2007. Hasil penelitian Sahirman 2008 melaporkan bahwa biodiesel dari minyak nyamplung sebagian besar sudah memenuhi persyaratan SNI 04-7182-2006 yaitu massa jenis, angka setana, titik nyala, korosi kepngan tembaga, air dan sedimen, kandungan belerang, kandungan fosfor, kadar gliserol, kadar alkil ester dan angkan iodium. Meskipun bilangan asam, viscositas, residu karbon dan titik kabut beberapa parameter masih belum memenuhi syarat. Di beberapa negara Eropa dan Amerika, saat ini minyak nyamplung sudah dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan sudah diperjualbelikan secara bebas. Salah satu merk dagang yang menggunakan minyak nyamplung adalah True Tamanu dengan harga 29,95 per 1 oz setara dengan 29,5 ml. Menurut Soerawidjaja 2008, minyak nyamplung mengandung koumarin, diantaranya; calophyllolide, inofilolid dan calophyllic acid yang berkhasiat sebagai anti radang anti inflammatory, anti koagulan, anti bakteri, serta 4-phenylcoumarin yang berkhasiat sebagai canser chemopreventive agent.

2.7 Penjernihan Minyak

Penjernihan minyak dilakukan untuk menghilangkan rasa dan bau tidak enak, warna yang tidak menarik, meningkatkan kualitas dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Penjernihan minyak dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah adsorben ke dalam minyak. Jenis adsorben yang digunakan antara lain tanah pemucat bleaching earth, lempung aktif activated cley dan arang bleaching carbon , arang aktif atau bahan kimia Ketaren 1986. Kemampuan karbon aktif sebagai bahan penjernihpemucat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain; ukuran partikel, porositas, kadar mineral yang terikut pada karbon aktif dan berat atau ringannya senyawa molekul zat yang diserap misalnya bilangan iod yang bermolekul ringan akan mudah diserap karbon aktif. Bila adsorben memiliki berat jenis tinggi, ukuran partikel halus dan pH mendekati normal akan lebih efektif dalam mengadsorbsi warna Ketaren 1986. 13 III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Kayu dan Energi Biomasa Puslitbang Hasil Hutan Bogor, Lab. Kimia Hasil Hutan, Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Kimia FMIPA UPI Bandung, Lab. Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2009.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempurung biji nyamplung dan minyak nyamplung kasar yang diperoleh dari Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Bahan kimia yang digunakan antara lain iodin, benzena, Na 2 S 2 O 3 , larutan kanji 1, KOH, H 3 PO 4 dan bahan kimia analisis lainnya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah; reaktor pirolisis untuk pengarangan, retort listrik untuk pembuatan arang aktif, timbangan analitik, oven, spektrofotometer FTIR Fourier Transform Infra Red merk Shimadzu 8400, SEM Scaning Electron Microscopy merk Evo 50, dan XRD X-ray Difractometer merk Shimadzu 7000 series, GCMS Gas Chromatography Mass Spectrometry Pyrolisis merk dan GCMS merk Shimadzu QP 5050 A, spektroskopi UV-VIS 1700 series dan peralatan gelas untuk analisa kimia. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Analisa Tempurung Biji