Bahan dan Alat Cara Kerja Penelitian

commit to user xxvi xxvi METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2010 sampai Maret 2011, bertempat di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta .

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Penelitian a. Bahan utama : Benih mata kucing yang dikecambahkan. b. Bahan kimia : Aquades, asam asetat glacial 45, HCl, larutan aceto orcein 2, gliserin, cat kuku, dan minyak imersi. 2. Alat a. Penanaman : polibag ukuran 18 x 25 cm, saringan, pengaduk tanah, dan alat penyiram b. Perlakuan : botol flakon, gelas beker, pipet tetes, gunting c. Pembuatan preparat kromosom : gelas benda, gelas penutup, jarum pentul, pensil berpenghapus karet, kuas, pipet tetes, pinset, lemari pendingin, kertas tisu, kertas label dan mikroskop cahaya.

C. Cara Kerja Penelitian

Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan analisis sitologi yang disajikan secara deskriptif dengan metode squash. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Benih mata kucing D. malesianus dikecambahkan dalam polibag. Pengambilan bahan Bahan sediaan diambil dengan cara memotong bagian akar yang meristematis, yaitu sekitar 5 mm dari ujung akar. Pemotongan akar dilakukan pada pagi hari, pukul 07.00–09.00 WIB. commit to user xxvii xxvii Pra-perlakuan Cuplikan akar yang telah dipotong dan dicuci bersih kemudian direndam dalam botol flakon yang berisi aquades selama ± 24 jam, dalam refrigerator dengan suhu ± 5 C. Sebelum difiksasi cuplikan akar dicuci sebanyak 3 kali menggunakan aquades. Fiksasi Fiksasi dilakukan dengan merendam cuplikan akar tersebut dalam larutan asam asetat 45 asam asetat 45 ml dan 55 ml aquades diaduk hingga larut dan disimpan dalam suhu kamar selama 1 jam, kemudian setelah proses perendaman dalam larutan fiksasi selesai, dilakukan pencucian yaitu dengan membuang larutan asam asetat 45 dari botol flakon berisi potongan ujung akar tersebut, selanjutnya dicuci untuk menghilangkan atau mencuci preparat dengan aquades sebanyak 3 kali pencucian, dilanjutkan dengan tahap hidrolisis. Hidrolisis Hidrolisis dilakukan dengan cara merendam cuplikan akar tersebut dalam HCl 1 N HCl pekat 1 bagian ditambah 11 bagian aquades, digojok hingga larut disimpan dalam suhu kamar selama 5- 10 menit. Kemudian dicuci dengan aquades 3 kali, lalu dilakukan pewarnaan. Pewarnaan Pewarnaan yaitu dengan merendam cuplikan akar dalam larutan aceto orcein 2 asam asetat glacial 45ml dipanaskan perlahan hingga hampir mendidih 90–100 C, ditambah 2 gram orcein, didihkan ± 10 menit, sambil diaduk, dinginkan, lalu tambahkan 55ml aquades, dan digojok hingga larut selama ± 24 jam, dalam suhu kamar. Squashing Pemencetan Selanjutnya squashing, ujung akar diambil sebanyak 1-2 buah dengan kuas, diletakkan di atas gelas benda dan dipotong hingga tersisa 1-2 mm dari ujung akar. Potongan tersebut ditetesi dengan gliserin, ditutup gelas penutup dan diketuk-ketuk hingga hancur commit to user xxviii xxviii merata, lalu dilakukan penyegelan. Kelebihan gliserin ditepi gelas penutup dibersihkan dengan kertas tissue. Untuk melindungi preparat, gelas penutup disegel dengan cat kuku bening Anggarwulan et al., 1999. Pengamatan Mengamati jumlah kromosom, panjang kromosom, pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya. Penghitungan jumlah kromosom dilakukan dengan perbesaran 1000 kali. Variabel Pengamatan a. Jumlah kromosom Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya. Pengamatan kromosom dilakukan dengan perbesaran 1000 kali. Pengamatan jumlah kromosom dapat dilakukan, dengan menghitung langsung ketika kromosom tampak jelas pada mikroskop cahaya atau dapat dengan menghitungnya melalui hasil pemotretan. b. Ukuran kromosom Setelah didapatkan gambar kromosom yang diamati dengan mikroskop cahaya, maka didapat panjang lengan panjang q, panjang lengan pendek p, dan panjang total kromosom q+p. c. Bentuk kromosom Ditentukan berdasarkan rasio panjang lengan kromosom r=qp, mengacu pada cara Ciupercescu et al. 1990 cit. Parjanto et al., 2003, yang tertuang pada tabel 1. Tabel 1. Bentuk kromosom berdasarkan rasio lengan kromosom Bentuk kromosom Rasio lengan Metasentrik m Submetasentrik sm Akrosentrik t Telosentrik T 1,0 r ≤ 1,7 1,7 r ≤ 3,0 3,0 r ≤ 7,0 ≥ 7,0 d. Kariotipe Penyusunan kariotipe kromosom tanaman mata kucing dinyatakan dalam bentuk karyogram dan idiogram. Karyogram commit to user xxix xxix merupakan penyusunan kromosom secara berurutan dari ukuran terpanjang sampai terpendek dan memasangkan masing-masing kromosom pada kromosom homolognya, sedangkan idiogram disusun dengan menyatukan pasangan kromosom berdasarkan rata-rata panjang total dan bentuk kromosom. Selanjutnya rumus kariotipe kromosom tanaman mata kucing dapat ditentukan. Analisis Data Data sitologi dianalisis dan ditampilkan secara deskriptif. Hasil analisis data sitologi dinyatakan dalam sifat-sifat morfologi kromosom jumlah, ukuran, serta bentuk kromosome, kariotipe, dan idiogram. Kariotipe disusun dengan cara masing-masing kromosom pada setiap sel dipotong dan ditata berurutan dari ukuran terpanjang sampai terpendek berdasarkan kemiripan yaitu atas dasar nisbah lengan panjang dan lengan kromosom. Idiogram disusun berdasar rata-rata data pengamatan panjang dan nisbah lengan masing-masing kromosom. Untuk mempelajari kemiripan susunan kromosom tanaman mata kucing dengan kelengkeng dilakukan dengan membandingkan kromosom kedua jenis tanaman tersebut, berdasarkan pustaka yang telah ada. commit to user xxx xxx IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jumlah Kromosom