commit to user
xvi
xvi
awal dalam pelestarian antara lain dengan mengetahui informasi morfologi dan genetika tanaman mata kucing D.malesianus, khususnya kromosom.
Belum diketahuinya informasi genetik, khususnya yang erat kaitannya dengan kromosom tanaman mata kucing D.malesianus, merupakan
hambatan dalam pemuliaan tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian guna mempelajari kromosom tanaman mata kucing. Studi
kromosom tanaman mata kucing merupakan aspek penting yang dapat berkontribusi sebagai dasar pemuliaan tanaman tersebut.
B. Perumusan Masalah
Pengetahuan tentang informasi genetik tanaman mata kucing akan membantu mengetahui hubungan kekerabatan tanaman guna mempermudah
pengembangan pemuliaan tanaman lebih lanjut sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas tanaman mata kucing. Studi tentang susunan genetik
tanaman tersebut, dapat memberikan informasi jumlah, ukuran, dan bentuk serta kariotipe.
Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini:
1. Bagaimanakah susunan kromosom tanaman mata kucing Dimocarpus malesianus?
2. Apakah susunan kromosom tanaman mata kucing mempunyai kemiripan dengan kelengkeng Dimocarpus longan yang termasuk dalam satu genus
marga yang sama?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari susunan kromosom tanaman mata kucing Dimocarpus malesianus yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar program kegiatan pada pemuliaan tanaman tersebut.
commit to user
xvii
xvii
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Mata kucing Dimocarpus malesianus Leenh.
1. Taksonomi dan morfologi mata kucing
Menurut Anonim 2005 secara taksonomi tanaman mata kucing, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Sapidales
Familia : Sapindaceae
Genus : Dimocarpus
Species : Dimocarpus malesianus Leenh.
Dimocarpus malesianus merupakan nama latin tanaman mata kucing. Nama mata kucing digunakan karena isi buah dan bijinya mirip dengan
mata kucing yang bersinar. Buah ini memiliki beberapa sebutan Ihau Kalimantan, sedangkan masyarakat Dayak Kenyah di Tering Kabupaten
Kutai Barat menyebutnya Buku, Bidare Kalimantan Barat Saraswati, 2009.
Di daerah asalnya, di sepanjang sungai di Kalimantan, tanaman mata kucing Dimocarpus malesianus merupakan pohon yang dapat
tumbuh dengan ketinggian mencapai 30–50 meter. Tajuk pohonnya kompak mirip dengan kelengkeng diamond river. Diameter batangnya
hingga sekitar 1 meter gambar 1. Berdaun majemuk, dengan 2-6 pasang anak daun. Daunnya berwarna hijau terang, lanset, dan panjang tetapi tepi
commit to user
xviii
xviii
daun tidak bergelombang seperti diamond river. Perbungaan terminal, panjang 8 - 40 cm, berbulu padat; braktea nyata. Bunga coklat kuning,
mahkota bunga berbulu padat sampai gundul, benang sari 6 - 10. Buah tanaman ini mirip kelengkeng Paimin, 2003, dengan bentuk buah pelok,
bergaris tengah 1 - 3 cm, bulat; kulit buah halus sampai berbintilan, kadang-kadang berbutiran, coklat kekuningan. Biji bulat dengan testa yang
coklat kehitaman mengkilat, ditutupi daging buah tipis yang berwarna putih bening Prohati,2011
.
Gambar 1. Pohon mata kucing Helmina, 2007 2. Daerah penyebaran mata kucing
Di Indonesia diduga terdapat 329 jenis buah-buahan terdiri dari 61 suku dan 148 marga terdiri dari jenis asli Indonesia maupun pendatang
introduksi. Di kawasan Asia Tenggara dilaporkan terdapat sekitar 400 jenis buah-buahan yang dapat dimakan. Dengan demikian lebih dari tiga
perempatnya jenis-jenis buah-buahan yang dilaporkan terdapat di kawasan Asia Tenggara tersebut telah ditemukan di Indonesia Rifai, 1986.
commit to user
xix
xix
Salah satu tanaman buah asli Indonesia yang belum banyak dikenal dan dimanfaaatkan secara maksimal adalah mata kucing, buah ini
merupakan buah langka asli Kalimantan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, pada Maret 2007 dalam Tahan uji nya yang
dipublikasikan dalam Biodiversitas mempublikasikan Mata kucing termasuk dalam salah satu keanekaragaman jenis buah-buahan Indonesia
yang berpotensi untuk dikembangkan. Mata kucing tumbuh tersebar di seluruh kawasan di Indo Cina dan
Malesia, variasi yang paling besar terdapat di Kalimantan. Menurut Uji, T. 2007 merupakan tanaman khas Kalimantan Timur tetapi tidak menutup
kemungkinan tersebar di hutan-hutan Indonesia. Jenis pohon ini tumbuh terutama di hutan-hutan primer ataupun di hutan sekunder dengan curah
hujan berkisar dari 2500 - 4000 mm atau lebih per tahun dengan rata-rata suhu udara 25 - 30°C dan kelembaban relatif 65 - 95. Di Sarawak, pohon
ini tumbuh di tanah aluvial, sering kali juga di pinggir-pinggir sungai. Di daerah lainnya pohon Ihau tumbuh pada berbagai tipe tanah dengan pH
berkisar 4,5 - 6,5Prohati, 2011.
B. Kromosom