commit to user
xxxiv
xxxiv
bermacam-macam dalam setiap sel, baik bentuk maupun panjang, tapi macamnya itu selalu tetap pada setiap spesies.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kromosom mata kucing tidak ditemukan adanya satelit kromosom. Keberadaan satelit lekukan
sekunder pada kromosom sering digunakan sebagai salah satu kriteria dalam mengidentifikasi kromosom Parjanto et al., 2003 .
D. Kariotipe
Kariotipe adalah pengaturan kromosom secara standar berdasarkan panjang, jumlah, dan bentuk kromosom dari sel somatis suatu individu
Kartasapoetra, 1991 cit. Wulandari et al., 2006. Pengertian karyogram menurut Parjanto et al., 2003 adalah penyusunan kromosom secara berurutan
dari ukuran terpanjang sampai terpendek dengan memasangkan masing-masing kromosom pada kromosom homolognya. Pasangan kromosom homolog
ditentukan berdasarkan kemiripan bentuk dan ukuran kromosom. Susunan kariotipe tanaman mata kucing D.malesianus dalam bentuk karyogram dan
ideogram ditunjukkan pada gambar 3 dan 4. Kromosom tanaman mata kucing D.malesianus terdiri dari 7 pasang
kromosom dan tiap pasang tersusun dari 2 set kromosom homolog. Kromosom yang dipasangkan dengan homolognya mempunyai kemiripan bentuk dan
ukuran. Kemiripan beberapa pasangan kromosom menimbulkan kesulitan dalam penentuan pasangan kromosom homolog.
Permasalah tersebut dapat diatasi dengan mengidentifikasi kromosom menggunakan teknik pemitaan kromosom chromosome banding. Melalui
pemitaan kromosom, identifikasi kromosom secara individual dapat dilakukan sehingga penentuan pasangan homolog dapat dilakukan lebih akurat Parjanto
et al., 2003.
commit to user
xxxv
xxxv
Gambar 5. Karyogram kromosom tanaman mata kucing D.malesianus Idiogram disusun berdasarkan pada rata-rata panjang absolut dan
bentuk kromosom dari 6 sel somatik. Berdasarkan hasil penelitian jumlah, ukuran, dan bentuk tanaman mata kucing D.malesianus, maka tanaman
tersebut memiliki rumus kariotipe yaitu 2n = 14 = 14 m, berarti 14 kromosom berbentuk metasentrik.
Kartasapoetra 1991 menyatakan bahwa perbedaan kariotipe pada spesies yang sama tetapi varietas berbeda sangat mungkin terjadi karena
meskipun kromosom merupakan suatu pembawa sifat yang diturunkan dari induk, tetapi tetap bisa mengalami perubahan. Perubahan susunan kariotipe
dapat terjadi karena adanya perubahan struktural pada kromosom, yaitu akibat dari
fragmentasi pematahan,
defisiensi pengurangan,
duplikasi penggandaan, inversi pembalikan, dan translokasi pemindahan. Dalam
kondisi tertentu dapat terjadi penyimpangan pada kromosom, sehingga morfologinya dapat berubah, namun pada dasarnya kariotipe kromosom suatu
individu adalah konstan Sybenga, 1992 cit. Setyawan dan Sutikno, 2000. Sifat morfologi kromosom juga sering dideskripsikan berdasarkan
derajat simetri kariotipe yaitu indeks asimetri intrakromosomal dan indeks asimetri interkromosomal Parjanto et al., 2003. Berdasarkan perhitungan
dengan rumus Romero cit. Chen dan Roath 1995 cit. Parjanto et al., 2003, indeks asimetri intrakromosomal A1 tanaman mata kucing D.malesianus
adalah 0.28± 0.03. Nilai A1 tanaman mata kucing yang kecil menunjukan
commit to user
xxxvi
xxxvi
bahwa kromosom tanaman mata kucing seluruhnya mempunyai bentuk metasentrik.
Nilai indeks asimetri interkromosomal A2 digunakan untuk mengetahui penyimpangan dispersi ukuran kromosom dalam satu kariotipe.
Nilai A2 yaitu 0.16 ± 0.03. Nilai A2 yang kecil menunjukkan bahwa penyimpangan dispersi ukuran dalam satu kariotipe tidak terlalu besar.
Gambar 6. Idiogram kromosom tanaman mata kucing D.malesianus disusun berdasarkan rata-rata panjang dan bentuk kromosom
E. Perbandingan Kromosom Mata Kucing D.malesianus dan Kelengkeng