Kariotipe STUDI KROMOSOM TANAMAN MATA KUCING (Dimocarpus malesianus Leenh ) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BUAH

commit to user xxxiv xxxiv bermacam-macam dalam setiap sel, baik bentuk maupun panjang, tapi macamnya itu selalu tetap pada setiap spesies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kromosom mata kucing tidak ditemukan adanya satelit kromosom. Keberadaan satelit lekukan sekunder pada kromosom sering digunakan sebagai salah satu kriteria dalam mengidentifikasi kromosom Parjanto et al., 2003 .

D. Kariotipe

Kariotipe adalah pengaturan kromosom secara standar berdasarkan panjang, jumlah, dan bentuk kromosom dari sel somatis suatu individu Kartasapoetra, 1991 cit. Wulandari et al., 2006. Pengertian karyogram menurut Parjanto et al., 2003 adalah penyusunan kromosom secara berurutan dari ukuran terpanjang sampai terpendek dengan memasangkan masing-masing kromosom pada kromosom homolognya. Pasangan kromosom homolog ditentukan berdasarkan kemiripan bentuk dan ukuran kromosom. Susunan kariotipe tanaman mata kucing D.malesianus dalam bentuk karyogram dan ideogram ditunjukkan pada gambar 3 dan 4. Kromosom tanaman mata kucing D.malesianus terdiri dari 7 pasang kromosom dan tiap pasang tersusun dari 2 set kromosom homolog. Kromosom yang dipasangkan dengan homolognya mempunyai kemiripan bentuk dan ukuran. Kemiripan beberapa pasangan kromosom menimbulkan kesulitan dalam penentuan pasangan kromosom homolog. Permasalah tersebut dapat diatasi dengan mengidentifikasi kromosom menggunakan teknik pemitaan kromosom chromosome banding. Melalui pemitaan kromosom, identifikasi kromosom secara individual dapat dilakukan sehingga penentuan pasangan homolog dapat dilakukan lebih akurat Parjanto et al., 2003. commit to user xxxv xxxv Gambar 5. Karyogram kromosom tanaman mata kucing D.malesianus Idiogram disusun berdasarkan pada rata-rata panjang absolut dan bentuk kromosom dari 6 sel somatik. Berdasarkan hasil penelitian jumlah, ukuran, dan bentuk tanaman mata kucing D.malesianus, maka tanaman tersebut memiliki rumus kariotipe yaitu 2n = 14 = 14 m, berarti 14 kromosom berbentuk metasentrik. Kartasapoetra 1991 menyatakan bahwa perbedaan kariotipe pada spesies yang sama tetapi varietas berbeda sangat mungkin terjadi karena meskipun kromosom merupakan suatu pembawa sifat yang diturunkan dari induk, tetapi tetap bisa mengalami perubahan. Perubahan susunan kariotipe dapat terjadi karena adanya perubahan struktural pada kromosom, yaitu akibat dari fragmentasi pematahan, defisiensi pengurangan, duplikasi penggandaan, inversi pembalikan, dan translokasi pemindahan. Dalam kondisi tertentu dapat terjadi penyimpangan pada kromosom, sehingga morfologinya dapat berubah, namun pada dasarnya kariotipe kromosom suatu individu adalah konstan Sybenga, 1992 cit. Setyawan dan Sutikno, 2000. Sifat morfologi kromosom juga sering dideskripsikan berdasarkan derajat simetri kariotipe yaitu indeks asimetri intrakromosomal dan indeks asimetri interkromosomal Parjanto et al., 2003. Berdasarkan perhitungan dengan rumus Romero cit. Chen dan Roath 1995 cit. Parjanto et al., 2003, indeks asimetri intrakromosomal A1 tanaman mata kucing D.malesianus adalah 0.28± 0.03. Nilai A1 tanaman mata kucing yang kecil menunjukan commit to user xxxvi xxxvi bahwa kromosom tanaman mata kucing seluruhnya mempunyai bentuk metasentrik. Nilai indeks asimetri interkromosomal A2 digunakan untuk mengetahui penyimpangan dispersi ukuran kromosom dalam satu kariotipe. Nilai A2 yaitu 0.16 ± 0.03. Nilai A2 yang kecil menunjukkan bahwa penyimpangan dispersi ukuran dalam satu kariotipe tidak terlalu besar. Gambar 6. Idiogram kromosom tanaman mata kucing D.malesianus disusun berdasarkan rata-rata panjang dan bentuk kromosom

E. Perbandingan Kromosom Mata Kucing D.malesianus dan Kelengkeng