Kejahatan di Bidang Perpajakan

Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan persyaratan wajib pajak yang dapat diberikan penghapusan sanksi administrasi dalam rangka penerapan Pasal 37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

1. Kejahatan di Bidang Perpajakan

Perkembngan pergaulan dalam bernegara tidak hanya menimbulkan pengaruh yang bersifat positif, tetapi termasuk pengaruh yan besifat negatif. Kedua pengaruh ini harus dihadapi dan bahkan memerlukan pencegahan atau penanggulangan melalui isntrumen hukum. Pengaruh yang bersifat positif sangant menunjangkelangsungan pemerintah negara untuk mensejahterakan warganya sebagaimana yang diamanatkan dalam pembuknaan Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 36 . Pengaruh yang bersifat negatif merupakan hambatan atau kendala yang dihadapi oleh negara untuk mencapai tujuananya. Misalnya, kejahatan di bidang perpjakan yang dapat memperngaruhi kelangsungan pembiayaan negara sehingga negara tidak mampu menciptakan kesejahteraan. Kejahatan di bidang perpajakan berada dala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara . kejahatan di bidang perpajakan sangat terkait dengan penerapan hukum pajak yang mengararahkan pegawai pajak, waib pajak, pejabat pajak, atau pidhak lain agar menaati ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Hal ini didasarkan bahwa hukum pajak tidak dapat memberikan suatu kegunaan kemanfaatan bila pihak-pihak dalam kedudukan sebagai stakeholder tidak memeliki rasa keadilan dalam menunaikan atau melaksanakan tugas maupun kewajiban hukum masing-masing. 37 Ketika Kejahatan di bidang perpajakan telah memenuhi unsur-unsur delik pajak, berarti pelaku kejahatan wajib dikenakan sanksi pidana sebagaimana ditentukan dalam kaidah hukum pajak. 38 Apabila ditelusuri sanksi pidana sebagai suatu ancaman hukuman yang 36 Muhammad Djafar Saidi, Kejahatan Di Bidang Perpajakan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 1. 37 Ibid, hlm. 2. 38 Ibid Universitas Sumatera Utara ditujukan kepada pelaku kejahatan yang memenuhi rumusan kaidah hukum pajak, hanya berupa hukuman penjara, hukuman kurungan dan hukuman denda. 39 Ketiga jnis hukuman ini berada pada tataran hukuman pokok. Dalam arti ketika ditelusuri ancaman hukuman yang boleh dikenakan kepada pelaku kejahatan di bidang perpajakan, ternyata tidak mengaitkan hukuman tambahan sebagaimana dikenal pada Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. 40 Adapun jenis hukuman yang diatur pada Pasal 10 KUHP, adalah sebagai berukut: 1. Pidana Pokok, terdiri dari: 41 a. pidana mati; b. pidana penjara; c. pidana kurungan; dan d. denda. 2. Pidana Tambahan, terdiri dari: 42 a. pencabutan hak-hak tertentu; b. perampasan barang-barang tertentu; dan c. pengumuman putusan hakim. Lain lagi halnya, bila pelaku kejahatan di bidang perpajakan berstatus atau berkedudukan sebagai pewagai negari sipil, seperti pegawia pajak dapa dikenakan hukuman disiplin pegawai negeri sipil. Karena, ketentuan yang berlaku bginya dibolehkan berdasarkan Pasal 36 ayat 2 UUKUP. 43 Hal itu pun, terlebih dahulu harus diadukankepada lembaga yang khusus diadakan pada kementrian keuangan untuk pengenaan hukuman disiplin berdasarkan 39 Ibid 40 Ibid, hlm. 4. 41 Ibid, hlm. 5. 42 Ibid 43 Ibid Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil PP NO. 5 Taun 2010. 44 Adapun tingkat dan jenis hukuman didipli pegawai negeri sipil sebagaimana ditentukan dalam PP NO. 53 Tahun 2010, adalah sebagai berikut. 1. Hukuman disiplim ringan, terdiri dari: 45 a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan c. pernyataan tidak puas secara tertulis. 2. Hukuman disiplin sedang, terdiri dari: 46 a. penundaan kenaikan gaji berkala selama satu tahun; b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 satu tahun; dan c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 satu tahun. 3. Hukuman disiplin, berat terdiri dari: 47 a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah salam 3 tiga tahun; b. pemindaan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c. pembebasan dari jabatan; d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai negeri sipil; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pewagai negeri sipil. Begitu pula, ketika pelaku kejahatan di bidang perpajakan dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dengan kedudukan sebagai pegawai negeri sipil, hanya boleh dikenakan hukuman berdasarkan kaidah hukum pajak yang berlaku baginya berupa hukuman pokok. Sementara hukuman tambahan sebagaimana ditentukan pada Pasal 10 KUHP tidak boleh 44 Ibid 45 Ibid 46 Ibid, hlm. 6. 47 Ibid Universitas Sumatera Utara dikenakan karena tidak ditentukan dalam UUKUP. Namun, hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam PP No. 53 Tahun 2010 boleh dikenakan terhadap wajib pajak orang pribadi dalam kedudukan sebagai pegawai negeri sipil berdasarkan pertimbangan bahwa telah melanggar sumpahjanji sebagai pegawai negeri sipil. 48 Perundang-undangan perpajkan dengan jelas menyebutkan perbuatan pidana di b idang perpajakan dengan istilah “Tindak Pidana Perpajakan”. Tindak pidana itu meliputi: 49 a. Tindak Pidana Surat Pemberitahuan SPT; b. Tindak Pidana NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak; c. Tindak Pidana Pembukuan; d. Tindak Pidana tidak Menyetorkan Pajak yang telah dipotong atau dipungut; e. Tindak Pidana Pembocoran Rahasia; Tindak Pidana di bidan perpajakan atau dalam peristilah lain disebut tindak Pidana Fiskal antara lain: 50 a. Perbuatan yang dilakukan oleh orang atau oleh badan melalui orang; b. yang memenui perumusan Undang-Undang; c. yang oleh Undang-Undang diancam dengan pidana; d. yang melaan atau bertentangan dengan hukum; e. yang merugikan masyarakat oarang f. yang dilakukan dibidang perpajakan

2. Kaidah Hukum Pajak

Dokumen yang terkait

Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Perpajakan Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Dalam Memberantas Tindak Pidana Perpajakan Dihubungkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberan

0 79 114

Tinjauan Normatif Terhadap Pembatasan Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan dan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi Dalam Penyelesaian Kasus Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan Uang Merugikan Keuangan Negara.

0 0 36

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA BAGI WAJIB PAJAK YANG MELANGGAR KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN.

0 0 114

Efektivitas Sanksi Pidana Bagi Wajib Pajak Yang Melanggar Ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

0 1 114

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ( KUP ) Undang-undang nomor 28 tahun 2007

0 0 46

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA PAJAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (Studi di Pengadilan Pajak Jakarta)

0 0 9

Bab II - Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Perpajakan Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Dalam Memberantas Tindak Pidana Perpajakan Dihubungkan Dengan Undang-Undang N0. 20 Tahun 2001 Tentang

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Perpajakan Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Dalam Memberantas Tindak Pidana Perpajakan Dihubungkan Dengan Undang-Und

0 1 18

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA BAGI WAJIB PAJAK YANG MELANGGAR KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SKRIPSI

0 0 49

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA BAGI WAJIB PAJAK YANG MELANGGAR KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SKRIPSI

0 0 49