Pengertian Tindak Pidana Korupsi

berupa melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada hakikatnya, ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan dikategorikan sebagai kaidah hukum pajak yang menjadi koridor untuk berbuat atau tidak berbuat. Dengan demikian, melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan di bidang perpajakan tergolong sebagai kejahatan dibidang perpajakan ketika memenuhi rumusan kaidah hukum pajak. 25 Korban kejahatan dibidang perpajakan tidak selalu tertuju kepada pada negara, melainkan wajib pajak dapat pula menjadi korban. Ketika korban dari kejahatan tertuju pada negara berarti pihak yang melakukan kejahatan itu adalah pegawai pajak atau wajib pajak. Contoh pegawai pajak dengan maksud menguntungkan diri sendiri melawan hukum dengan menyalahgunakan kekuasaan memaksaseseorang dengan memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri dengan tindakan atau perbuatan itu dapat menimbulkan kerugian atau pendapatan negara, atau wajib pajak menyampaikan surat pemberitahuan, tetapi substansinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulka kerugian pada pendapatan negara. 26

4. Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Istilah Korupsi berasal dri satu kata bahasa latin, yakni corupptio atau corruptus yang disalin dalam bahas Inggris menjadi corruptio atau corrupt, dalam bahasa Perancis menjadi corruptio dan dalam bahasa Belanda disalin menjadi corruptie korruptie. 27 Arti harfiah dari kata korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. 28 25 Muhammad Djafar Saidi, Eka Merdekawati Djafar, Kejahatan Di Bidang Perpajakan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 2. 26 Ibid, hlm. 3. 27 Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Nasional dan Internasional,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 4. 28 Ibid Universitas Sumatera Utara Baharuddin Lopa, mengatakan corruption adalah the offering and accepting of bribes penawaranpemberian dan penerimaan hadiah-hadiah berupa suap. 29 Syamsul Anwar mengutip beberapa pengertian dari para ahli, Syed Hussein Alatas, 30 menegaskan bahwa esensi korupsi adalah pencurian melalui penipuan dalam situasi yang menghianati kepercayaan. Dalam Webster’s Third New International Dictionary, korupsi didefinisikan sebagai ajakan dari seorang pejabat publik dengan pertimbangan- pertimbangan yang tidak semestinya untuk melakukan pelanggaran tugas. 31 Tindak Pidana korupsi selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merupakan pelanggara terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa. Selain itu, akibat perbuatan tindak pidana yang merugikan keuangan maupun pekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dankelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi yang tinggi. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1971 Pemerintah telah mengeluarkan suatu peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 Tentang Pemberantaan Tindak Pidana Korupsi. Namun Undang-Undang ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat, sehingga oerlu diganti dengan Undang- Undang Pemberantaan Tindak Pidana Korupsi yang baru dengan harapan dapat lebih efektif dalam mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi. Oleh karena itu untuk lebih menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi, maka Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999. Kemudian Dewan Perwakilan Rakyat bersama Presiden Pemerintah 29 Baharudin Lopa, Masalah Korupsi dan Pemecahann, Jakarta: PT Kipas Putih Askara, 1997, hlm. 1 30 H.M. Nurul Irfan, Op.Cit., hlm. 34. 31 Ibid Universitas Sumatera Utara mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang berkaitan dengan penambahan beberapa pasal baru serta perubahan penyesuaian pada pasal-pasal yang telah ada sesuai dengan perkembangan hukum yang terjadi dimasyarakat. 32

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Perpajakan Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Dalam Memberantas Tindak Pidana Perpajakan Dihubungkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberan

0 79 114

Tinjauan Normatif Terhadap Pembatasan Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan dan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi Dalam Penyelesaian Kasus Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan Uang Merugikan Keuangan Negara.

0 0 36

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA BAGI WAJIB PAJAK YANG MELANGGAR KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN.

0 0 114

Efektivitas Sanksi Pidana Bagi Wajib Pajak Yang Melanggar Ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

0 1 114

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ( KUP ) Undang-undang nomor 28 tahun 2007

0 0 46

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA PAJAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (Studi di Pengadilan Pajak Jakarta)

0 0 9

Bab II - Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Perpajakan Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Dalam Memberantas Tindak Pidana Perpajakan Dihubungkan Dengan Undang-Undang N0. 20 Tahun 2001 Tentang

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Perpajakan Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Dalam Memberantas Tindak Pidana Perpajakan Dihubungkan Dengan Undang-Und

0 1 18

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA BAGI WAJIB PAJAK YANG MELANGGAR KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SKRIPSI

0 0 49

EFEKTIVITAS SANKSI PIDANA BAGI WAJIB PAJAK YANG MELANGGAR KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SKRIPSI

0 0 49