Manajemen Sekolah Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pontianak

Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Melihat fenomena tersebut, tentu saja dalam proses pembelajaran seperti metode dan strategi serta pengolahan bahan ajar dan kelas dalam menyampaikan materi belajar akan sangat berbeda dengan guru yang memiliki latar belakang sesuai dengan bidangnya. Keterbatasan guru tersebut mengakibatkan tingkat penyerapan materi oleh siswa untuk memahaminya juga terbatas, sehingga aplikasi pembelajaran tersebut hanya sebatas siswa dapat mengetahui dari materi yang dipelajari. Bahkan tidak jarang para siswa hanya dapat sampai pada tingkat pemahaman terhadap konten materi yang diajarkan. Untuk itu selayaknya seorang guru bidang studi harus mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya dianjurkan untuk dipegang oleh guru seni pula. Bukan hanya sekedar skill keterampilan serta minat saja yang diperlukan tetapi knowledge pengetahuan terhadap bidangnya tersebut yang menjadi modal dasar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah di SMP Negeri 2 Pontianak memiliki struktur organisasi yang sama dengan sekolah menengah pertama lainnya. Adanya Kepala Sekolah oleh Dede Rukadi ,S.Pd., para wakil kepala sekolah, guru-guru kelas dan bidang studi, staf administrasi, Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu serta yang terpenting adanya komunikasi yang sangat erat dengan komite sekolah. Komite sekolah yang terdiri dari lingkungan luar sekolah dalam hal ini adalah masyarakat sekitar, dan orang tua siswa serta para stakeholder lainnya. Pada dasarnya Bapak Dede Rukadi selaku Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Pontianak ini sangat mendukung bahkan merespon secara aktif dalam setiap aktivitas seni di lingkungan sekolah. Dukungan yang diberikan sekolah tersebut seperti media pembelajaran berupa tape, VCD, CD, serta ruang multi media yang multifungsi. Ruang multi media inilah yang biasanya digunakan dalam segala aktivitas seni khususnya seni tari sebagai tempat apresiasi dan berlatih termasuk eksplorasi. Bukan hanya itu saja, lapangan sekolah yang luas juga merupakan salah satu tempat untuk siswa berlatih. Pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni budaya yang tidak memerlukan tempat yang luas, biasanya guru cukup dengan hanya menggunakan ruang kelas siswa saja.

c. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Dalam pelaksanaannya guru seni budaya mengacu pada kurikulum tersebut. Hanya saja materi ajar yang diberikan masih terpaku pada buku panduan atau buku pegangan guru dan belum disesuaikan dengan seni Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu tradisi yang terdapat di daerahnya. Secara keseluruhan materi yang diajarkan di kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX khususnya seni tari hanya sebatas pengetahuan tentang tari-tarian yang sesuai dengan tingkatan kelasnya. Tentu saja materi tersebut sesuai dengan isi dari buku panduan atau buku pegangan guru. Materi tari daerah setempat yang diberikan di kelas VII, secara garis besar dirasakan belum memenuhi semua rambu-rambu yang tercantum dalam SK dan KD dari KTSP. Pemberian materi hanya sebatas pengetahuan yang bersumber dari buku, sedangkan untuk materi prakteknya tidak semua siswa mendapatkannya. Materi tersebut hanya didapat oleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Materi tersebut hanya pemberian tarian tradisi yang sudah ada dan tarian hasil kreasi guru. Dalam hal ini pengolahan terhadap pergerakan siswa untuk berkreasi seperti terbatasi. Akibatnya siswa hanya mengetahui apa yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran, sedangkan tingkat pemahaman kemungkinan tidak semua siswa dapat memahaminya, apalagi sampai pada tingkat kreativitas. Berarti permasalahan di sekolah ini tidak hanya pada materi namun juga penerapan materi untuk mencapai Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD secara maksimal. Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Subjek Penelitian