Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dayak  merupakan  suku  asli  kalimantan  yang  sebagian  besar  bermata pencaharian  bertani  dan  berladang,  khususnya  pada  masyarakat
pedalaman.  Dahulu  masyarakat  Dayak  ini  merupakan  masyarakat yang  nomaden.  Mereka  selalu  berpindah  tempat  untuk  terus
memenuhi kebutuhan hidup mereka, sampai akhirnya mereka menetap di  suatu  tempat.  Hal  inilah  yang  menyebabkan  kehidupan  komunitas
mereka menyebar termasuk di Propinsi Kalimantan Barat. Walaupun  pada  masa  sekarang  masyarakat  Dayak  tidak  lagi
hidup  secara  nomaden  khususnya  bagi  masyarakat  Dayak  Kanayatn, sebagian besar mereka masih bermata pencaharian sebagai petani dan
berladang.  Mereka  percaya  akan  kekuatan  alam  sebagai  pendamping hidup mereka yang diberikan oleh Jubata untuk memenuhi kehidupan
mereka.  Sebagai  ungkapan  rasa  syukur  atas  hasil  alam  yang  mereka peroleh,  secara  tradisi  setiap  tahunnya  selalu  diadakan  upacara  adat
besar yang disebut dengan Upacara Adat Naek Dango.
b. Upacara Adat Naek Dango
Berdasarkan hasil penelitian Fretisari 2009, dijelaskan bahwa upacara  tradisional  merupakan  kearifan  lokal  melalui  kegiatan  sosial
yang padat dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan masyarakat pendukungnya.  Hal  itu  dikarenakan  upacara  tradisonal  berkaitan
dengan sistem kepercayaan atau religi yang pada umumnya dilakukan untuk  menghormati,  mensyukuri  karunia  Tuhan  Yang  Maha  Kuasa
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
serta  berusaha  menjaga  keseimbangan  semesta  dan  isinya  termasuk makhluk halus dan leluhurnya.
Salah  satu  seni  budaya  Nusantara  yang  memiliki  fungsi  ritual yaitu  Upacara  Naek  Dango  oleh  masyarakat  Dayak  Kanayatn  di
Propinsi  Kalimantan  Barat.  Upacara  Naek  Dango  adalah  kegiatan upacara yang dilakukan untuk mensyukuri hasil panen yang diperoleh.
Upacara  ini  merupakan  upacara  puncak  perladangan  tradisional  yang hingga kini masih dilakukan oleh masyarakat Dayak Kanayatn secara
turun temurun.
Pada  hakekatnya  kegiatan  ini  bersifat  ritual,  karena  dalam pelaksanaannya  secara  keseluruhan  mengungkapkan  keyakinan  akan
adanya  kebesaran  Tuhan  Yang  Maha  Kuasa  Jubata,  yang  dapat menurunkan berkat serta rahmat, dan dapat pula diyakini menurunkan
kutukan  serta  bencana  yang  secara  harfiah  berkaitan  dengan kelangsungan  hidup  mereka  sebagai  peladang.  Selain  itu,  upacara  ini
juga  untuk  menghormati  arwah  para  nenek  moyang  yang  telah meninggal  sebagai  ungkapan  balas  budi  dari  anak  cucu  terhadap
leluhur  yang  telah  berjasa  memberikan  tempat  tinggal  dan  mata
pencaharian bagi mereka.
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Gambar 8 Penyajian Tari Nmang Padi pada Upacara Adat Naek Dango ke-27
foto Imma, 2012
Berdasarkan hasil
kesepakatan yang
dilakukan oleh
Masyarakat  Adat  Dayak  Kanayatn  yang  diwakili  oleh  para  dewan, Nomor:  XVKepMusdat.DK.Kab.Ptk85  serta  disesuaikan  dengan
kalender  wisata  Propinsi  Kalimantan  Barat  maka  diputuskanlah tentang  pelaksanaan  Upacara  Naek  Dango  yang  dirayakan  setiap
tahunnya  tepat  pada  tanggal  27  April  Ajisman,  1999:  43.  Menurut masyarakatnya penetapan tanggal ini sudah sesuai, hal ini dikarenakan
bertepatan  dengan  selesainya  panen  padi  pada  masyarakat  Dayak Kanayatn itu sendiri. Ketentuan tanggal dan bulan tersebut ditetapkan
oleh Dewan Adat. Pada saat ini, Naek Dango diikuti oleh peserta dari kecamatan-kecamatan pangonyokng yang terdapat di tiga kabupaten
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
yaitu  kabupaten  Pontianak,  Kabupaten  Kuburaya,  dan  Kabupaten Landak.
Pelaksanaan Upacara Adat Naek Dango dilaksanakan langsung oleh  kecamatan  yang  terpilih  menjadi  tuan  rumah,  dan  diawasi
langsung oleh kabupaten di bawah perlindungan Propinsi Kalimantan Barat.  Pesertanya  pun  tidak  sebatas  hanya  pihak  keluarga  dan
tetangganya  saja,  melainkan  diikuti  oleh  beberapa  kecamatan  di  tiga kabupaten  tersebut.  Dimana  dari  masing-masing  perwakilan
kecamatan  wajib  membawa  plantar  dari  hasil-hasil  panen  pertanian dan  perkebunan  mereka.  Selain  itu  setiap  kecamatan  juga  wajib
mengikuti  seluruh  kegiatan  Upacara  Naek  Dango  ini,  mulai  dari pembukaan,  acara inti,  acara hiburan, sampai pada penutupan. Untuk
mengadakan  upacara  tersebut  diperlukan  biaya  yang  tidak  sedikit. Jadi,  bisa  dibilang  Upacara  Naek  Dango  ini  termasuk  salah  satu
upacara ritual yang mahal. Naek  Dango  merupakan  salah  satu  bentuk  aktualisasi  budaya
adat  Suku  Dayak  Kalimantan  Barat.  Budaya  dan  nilai-nilai  spritual yang  diyakini  memiliki  misi  membangun  kebersamaan  di  tengah
masyarakat  serta  sebagai  perwujudan  rasa  terima  kasih  atas perlindungan dan berkah dari Yang Maha Kuasa. Kegiatan ini sangat
penting dan strategis dalam konteks pembangunan dan pengembangan nilai-nilai  budaya  bangsa.  Hal  ini  sejalan  dengan  kebijakan  dalam
Program  Pembangunan  Nasional  yang  menggariskan  arah  kebijakan
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
pembangunan  kebudayaan,  kesenian  dan  pariwisata  meliputi pengembangan dan pembinaan kebudayaan nasional, perumusan nilai-
nilai  budaya  Indonesia  yang  antara  lain  berupa  pelestarian  serta apresiasi  nilai  kesenian  dan  kebudayaan  tradisional  sebagai  wahana
pengembangan pariwisata
dan ekonomi
rakyat berdasarkan
pemberdayaan masyarakat.
Dalam  proses  pelaksanaan  Upacara  Naek  Dango  tersebut,  tari memiliki  peran  penting.  Mulai  dari  pembukaan  dan  kegiatan  inti
upacara  selalu  disertai  dengan  gerak-gerak  tari,  bahkan  sampai  pada acara  hiburan  pun  tari-tarian  selalu  menjadi  bagian  dalam  kegiatan
tersebut. Maka sudah pasti dalam prosesi upacara adat tersebut selalu disertai  dengan  berbagai  iringan  musik  khas  Dayak  yang  disertai
dengan  gerakan-gerakan  tari  yang  masing-masing  memiliki  arti makna, simbol serta fungsi tertentu.
Salah  satu  tarian  yang  wajib  dilaksanakan  dalam  proses Upacara  Naek  Dango  adalah  Tari  Nimang  Padi.  Tarian  ini  termasuk
bagian  yang  penting  dalam  upacara  tersebut,  karena  inti  dari pelaksanaan  Upacara  Naek  Dango  teletak  pada  Tari  Nimang  Padi  itu
sendiri,  yaitu  pengungkapan  rasa  syukur  kepada  Jubata  dengan disimbolkan persembahan padi  yang tergambar dalam tarian tersebut.
Kesan  ritus  yang  ada  di  dalamnya  pun  sangat  kental.  Hukum  adat yang  mengatur  hal  ini  pun  sangat  kuat,  ini  terlihat  dari  seberapa
pentingnya pelaksanaan Tari Nimang Padi pada Upacara Naek Dango.
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tari  ini  terdapat  di  dalam  Upacara  Naek  Dango  sekaligus merupakan inti ritual dari upacara tersebut. Secara tradisi, upacara ini
dipercaya  sebagai  pengungkapan  keyakinan  atas  kebesaran  Tuhan Yang  Maha  Kuasa  yang  disebut  Jubata  oleh  masyarakat  Dayak
Kanayatn.  Jubata  dipercaya  dapat  menurunkan  berkat  serta  rahmat, dan  dapat  pula  diyakini  menurunkan  kutukan  serta  bencana  yang
secara  harfiah  berkaitan  dengan  kelangsungan  hidup  mereka  sebagai peladang.
Sesuai  dengan  motto  sebagai  filosofi  masyarakat  Dayak Kanayatn
sendiri yaitu “Adil Ka Talino, Ba Curamin Ka Saruga, Ba Semgat  Ka  Jubata
”,  yang  artinya  yaitu  “Adil  Sesama  manusia, Bercermin  ke  Surga,  Nafas  Kita  Milik  Tuhan.  Filosofi  tersebut
mengandung  makna  nilai  yang  begitu  dalam.  Nilai-nilai  yang terkandung  dalam  filosofi  tersebut  diwujudkan  dalam  setiap  kegiatan
yang  dilakukan  oleh  masyarakatnya  antara  lain  sikap  toleransi  dan menghargai,  saling  kerjasama,  selalu  berbuat  baik,  serta  beribadah.
Manusia  sebagai  masyarakatnya  dituntut  untuk  selalu  berbuat  baik dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan, yaitu dengan cara berbuat
adil  sesama  baik  itu  sesama  manusia  sebagai  masyarakat  serta  alam sekitar  untuk  penunjang  kelangsungan  hidup  mereka  agar  nantinya
tujuan akhir hidup mereka adalah kekal abadi di surga.
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Disamping itu mereka juga selalu diingatkan bahwa ada kuasa Jubata    yang  selalu  mengawasi  mereka  dalam  setiap  tindakan  serta
dapat  memberikan  imbalan  dari  apa  yang  mereka  lakukan.  Jika masyarakat berbuat baik, maka imbalan yang mereka terima akan baik
pula, begitu sebaliknya jika mereka berbuat buruk atau merusak, maka imbalan  yang  mereka  terima  juga  akan  sama  buruknya.  Untuk  itu
sebagai  rasa  syukur  dan  penghormatan  terhadap  Jubata  yang  mereka percaya  sebagai  penguasa  alam  semesta  termasuk  isinya,  maka
masyarakat selalu mengadakan upacara-upacara ritual setiap tahunnya termasuk upacara Naek Dango.
Gambar 9 Ritual penyambutan Gubernur Kalimantan Barat oleh Masyarakat
Dayak Kanayatn pada Upacara Naek Dango ke-27 Foto Imma, 2012
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Nilai-nilai  dalam  filosofi  tersebut  juga  tergambar  dalam kegiatan  Upacara  Adat  Naek  Dango  khususnya  pada  Tari  Nimang
Padi.  Setiap gerak tari  yang mereka lakukan menggambarkan  adanya keselarasan  hidup  dalam  masyarakat  yang  disesuaikan  dengan  fungsi
dan peran masing-masing, selain itu juga sebagai ungkapan balas budi dari anak cucu terhadap leluhur yang telah berjasa memberikan tempat
tinggal  dan  mata  pencaharian  bagi  mereka  serta  penghormatan terhadap arwah para nenek moyang yang telah meninggal.
Dari  berbagai  nilai-nilai  budaya  yang  terkandung  dalam  Tari Nimang  Padi  ini,  terdapat  beberapa  nilai  yang  dapat  dijadikan  dasar
dalam  pembentukan  identitas  dan  karakter  siswa  melalui  pendidikan seni, yaitu sebagai berikut.
1 “Adil  Katalino”  yaitu  adil  sesama  manusia,  maksudnya
sebagai  sesama  umat  manusia  harus  selalu  berlaku  adil  dan bijaksana. Sikap saling  menghormati dan menghargai  sangat
dibutuhkan  bagi  seseorang  dalam  bersikap.  Tidak  hanya kepada sesama manusia saja, kepada alam sekitar pun sebagai
manusia  ciptaan  Tuhan  harus  bisa  menghargai  dengan  cara memelihara  dan  tidak  berbuat  pengrusakan  ekosistem
didalamnya.
2 “Ba  Curamin  Ka  Saruga”  yaitu  bercermin  ke  surga,
maksudnya  sebagai  umat  manusia  ciptaan  Tuhan  haruslah selalu  berbuat  baik  antar  sesama.  Jangan  pernah  melakukan
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
perbuatan  yang  tidak  baik  karena  itu  dianggap  sebagai kesalahan.  Kalimat  “Ba  Curamin  Ka  Saruga”  sebagai
pengingat  bagi  manusia  untuk  menjaga  dan  berhati-hati dalam  bersikap.  Mereka  percaya  bahwa  apa  yang  mereka
lakukan  di  dunia  akan  diberikan  imbalan  yang  setimpal dengan apa yang telah mereka lakukan.
3 “Ba Semgat Ka Jubata” yang artinya nafas kita milik Tuhan,
ini dimaksudkan bahwa  kita sebagai umat manusia ini harus selalu  ingat  akan  adanya  sang  pencipta  yang  mengatur
semuanya dengan sempurna.
Nilai-nilai yang
terkandung dalam
filosofi tersebut
mengandung  makna  yang  sangat  bermanfaat  dalam  kehidupan manusia,  serta  dapat  juga  sebagai  dasar  dalam  pembentukan  karakter
diri  manusia  itu  sendiri  khususnya  siswa  sebagai  objek  penerapan materi  ini.  Selain  nilai-nilai  budayanya,  dari  upacara  tersebut  juga
terdapat  rangkaian  kegiatan  yang  dapat  digunakan  sebagai  salah  satu cara untuk internalisasi pembiasaan, meningkatkan afeksi nilai.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti memilih Tari Nimang Padi  untuk  dijadikan  materi  dalam  penerapan  nilai-nilai  seni  budaya
tradisi.  Hal  ini  dikarenakan  peneliti  merasa  bahwa  nilai-nilai  yang terkandung  di  dalamnya  dirasakan  sudah  cukup  untuk  mewakili  seni
tradisi  setempat  yang  lainnya.  Untuk  itu  Tari  Nimang  Padi  dalam
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Upacara  Adat  Naek  Dango  berpotensi  untuk  dijadikan  bahan  ajar  di sekolah khususnya pada materi tari daerah setempat.
Disamping  itu,  seni  tersebut  sangat  mendukung  dalam  proses tahapan  aplikasi  penerapan  nilai-nilai  seni  budaya  tradisi.  Hal  ini
dikarenakan  pada  semester  ini  bertepatan  dengan  pelaksanaan perayaan  tahunan  masyarakat  Dayak  Kanayatn  yaitu  Upacara  Adat
Naek  Dango  yang  mana  Tari  Nimang  Padi  ini  merupakan  salah  satu bagian  terpenting  dalam  upacara  tersebut.  Siswa  tidak  hanya  dapat
mengapresiasi tari tersebut melalui media audio visual saja, melainkan siswa  dapat  berpartisipasi  langsung  dan  merasakan  bagaimana
kegiatan  seni  tersebut  berlangsung.  Kegiatan  ini  disebut  dengan apresiasi aktif. Tentu saja proses penyerapan nilai-nilai budaya tradisi
secara  pengamatan  langsung  akan  lebih  bermakna  dibandingkan hanya sekedar melihatnya melalui media audio visual.
Pengalaman yang dirasakan oleh siswa saat mengapresiasi seni budaya tradisi secara live langsung menjadi suatu pembelajaran yang
akan  terus  melekat  dalam  ingatan  siswa  tersebut.  Dalam  hal  ini strategi  dalam  mengarahkan  serta  membimbing  siswa  dalam  proses
analisis  hasil  pengamatan  serta  penyerapannya  disusun  dengan  arah yang  jelas  agar  tidak  salah  alur.  Salah  satu  dampaknya  akan  terlihat
dari perubahan sikap dan karakter siswa  yang akan terekspresi dalam
bentuk hasil kreasi.
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pontianak