Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pontianak
a. Lokasi SMP Negeri 2 Pontianak Lingkungan Budaya
Penerapan nilai-nilai seni budaya tradisi melalui bahan ajar Tari Nimang Padi diaplikasikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri
2 Pontianak. Sekolah tersebut beralamat di Jalan Selayar Kelurahan Akcaya Kecamatan Pontianak Selatan Kota Baru Pontianak Propinsi
Kalimantan Barat. Menurut kepala sekolah yang menjabat saat ini yaitu Bapak Dede Rukadi, S.Pd., SMP Negeri 2 Pontianak didirikan
pada tahun 1958 wawancara tanggal 5 April 2012. Bapak Dede mengatakan, semenjak awal berdirinya hingga sekarang, sarana dan
prasarana yang ada di sekolah ini khususunya untuk bidang seni baru berupa alat-alat musik seperti alat band lengkap, keyboard, 10 pianika,
dan 3 tar. Hal ini secara tidak langsung menuntut guru bidang studi Seni Budaya khususnya untuk seni tari serta pengajar ekstrakurikuler
seni untuk bisa lebih kreatif dalam memberikan materi ajar. Pada tahun 2005, berdasarkan SKEPMEN DIKNAS No.
818.aC3Kep2007 SMP ini telah terakreditasi A serta berpredikat sebagai Sekolah Standar Nasional SSN yang mulai berlaku pada Juli
2007. SMP Negeri 2 Pontianak ini termasuk sekolah favorit ketiga setara dengan SMP Negeri 10 Pontianak, walaupun lokasinya
berdekatan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi. Dua sekolah di atasnya dianggap lebih unggul dari segi sistem manajemen
dan prestasi serta nilai akreditasi, seperti SMP Negeri 3 Pontianak
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
yang saat ini sudah terakreditasi A serta berpredikat sebagai Sekolah Standar Internasional SSI. Sekolah lainnya yaitu SMP Negeri 1
Pontianak yang saat ini sedang dalam pantauan dan binaan Walikota
Pontianak.
Prestasi yang pernah diraih SMP Negeri 2 Pontianak ini juga tak kalah saingnya dengan SMP yang lainnya. Sayangnya potensi
yang mereka miliki belum semuanya tergali dan terolah dengan baik. Dalam hal ini faktor kesempatanpeluang yang menjadi dominan
keterbatasan bergerak bagi SMP Negeri 2 ini.
Beberapa guru bidang studi Seni Budaya yang mengajar di SMP Negeri 2 ini memiliki latar belakang pendidikan yang tidak
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Seperti halnya kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini dipegang oleh guru yang
berlatar belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS dan bukan dari pendidikan seni. Hal ini dikarenakan di sekolah tersebut
tidak memiliki guru yang berlatar belakang pendidikan seni. Guru seni yang bertugas mengajar seni budaya tersebut dipilih berdasarkan skill
keterampilan serta minatnya dalam bidang seni, selain itu ia juga sebagai pembina dalam kegiatan ekstrakurikuler tari. Kebijakan
kepala sekolah yang memberikan kebebasan guru untuk kreatif dalam mengelola mata pelajaran tersebut menjadi satu keuntungan oleh guru
dalam mengembangkan materi di kelas.
Imma Fretisari, 2012 Pembelajaran Tari Nimang Padi Untuk Meningkatkan Apresiasi Terhadap Nilai - Nilai Seni Budaya
Lokal Di SMPN 2 Pontianak Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Melihat fenomena tersebut, tentu saja dalam proses pembelajaran seperti metode dan strategi serta pengolahan bahan ajar
dan kelas dalam menyampaikan materi belajar akan sangat berbeda dengan guru yang memiliki latar belakang sesuai dengan bidangnya.
Keterbatasan guru tersebut mengakibatkan tingkat penyerapan materi oleh siswa untuk memahaminya juga terbatas, sehingga aplikasi
pembelajaran tersebut hanya sebatas siswa dapat mengetahui dari materi yang dipelajari. Bahkan tidak jarang para siswa hanya dapat
sampai pada tingkat pemahaman terhadap konten materi yang
diajarkan.
Untuk itu selayaknya seorang guru bidang studi harus mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya dianjurkan untuk dipegang oleh guru seni pula. Bukan hanya sekedar
skill keterampilan serta minat saja yang diperlukan tetapi knowledge pengetahuan terhadap bidangnya tersebut yang menjadi modal dasar
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Manajemen Sekolah