commit to user
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi pesan, ide, gagasan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata lisan yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-
gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal. Seiring perkembangan jaman, proses komunikasi tidak hanya
melalui lisan atau gerak tubuh, melainkan menggunakan media. Adapun media tersebut untuk memudahkan kita berkomunikasi jarak jauh dan
mampu menjangkau khalayak luas. Dalam hal ini terdapat bebagai macam media, yaitu media cetak dan media elektronik. Sejalan dengan semakin
pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi dan kegiatan bisnis, semakin membutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan
konsumen dan pelanggan. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah komunikasi pemasaran marketing communication.
Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu: advertising, sales promotion,
commit to user public relations, personal selling, dan direct selling. Demikian pula halnya
dengan event dan exhibition, keduanya merupakan bagian dari marketing communication mix yang dikembangkan oleh bagian sales promotion.
Bauran pemasaran komunikasi selalu dikaitkan dengan sejumlah penyampaian pesan tentang: barang, jasa, pelayanan, pengalaman
kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas cakupan kegiatan pemasaran ini tidak terlepas dari peran komunikasi.
Pengaruh media dalam proses komunikasi sangat besar dalam kegiatan komunikasi PMI Cabang Kota Surakarta. Hal ini disebabkan
karena media mampu menjangkau khalayak luas. Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan. Media
adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat dengan tingkat ekonomi
rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi
karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa,
termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Dalam hal ini PMI Cabang Kota Surakarta dalam sosialisasi donor darah kepada khalayak baik menggunakan media ataupun secara langsung
commit to user kepada khalayak guna meningkatkan pemahaman kepada masyarakat akan
donor darah serta supaya masyarakat mau berpartisipasi untuk donor darah secara sukarela. Salah satu media yang digunakan dalam sosialisasi
kegiatan tersebut adalah media cetak. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan;
bahan baku
dasarnya maupun
sarana penyampaian
pesannya menggunakan kertas. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal
tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya, contoh : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster.
www.edwias.com Dalam sosialisasinya, PMI tidak semata-mata meminta masyarakat
untuk donor darah. PMI lebih mengutamakan service untuk masyarakat dengan memberi fasilitas kepada masyarakat seperti pelayanan ambulans
gratis dalam kota, pelatihan PPGD bagi para pendonor aktif, sertifikat untuk akreditasi sekolah-sekolah. Dengan harapan masyarakat mau
mendonorkan darahnya secara sukarela. Donor darah adalah proses dimana penyumbang darah secara suka
rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah, dan sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah. Donor darah biasa dilakukan rutin di
pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa waktu, akan dilakukan acara donor darah di tempat-tempat keramaian, misalnya di pusat berbelanja,
kantor perusahaan besar, tempat ibadah, serta sekolah dan universitas. Pada acara ini, para calon pendonor dapat menyempatkan datang dan
commit to user menyumbang tanpa harus pergi jauh atau dengan perjanjian. Selain itu
sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk dijadikan tempat menyumbang. Biasanya bank darah memiliki banyak mobil darah. Tidak
ada manfaat langsung menjadi donor darah. Namun dengan mendonorkan darah secara rutin setiap tiga bulan sekali, maka tubuh akan terpacu untuk
memproduksi sel-sel darah baru, sedangkan fungsi sel-sel darah merah adalah untuk oksigenisasi dan mengangkut sari-sari makanan.
Dengan demikian fungsi darah menjadi lebih baik sehingga donor menjadi sehat. Selain itu, kesehatan pendonor akan selalu terpantau karena setiap
kali donor dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana dan pemeriksaan
uji saring darah terhadap infeksi yang dapat ditularkan lewat darah.
Sekantong darah yang didonorkan seringkali dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Darah adalah komponen tubuh yang berperan membawa
nutrisi dan oksigen ke semua organ tubuh, termasuk organ-organ vital seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Jika darah yang beredar di
dalam tubuh sangat sedikit oleh karena berbagai hal, maka organ-organ tersebut akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Akibatnya, dalam waktu
singkat terjadi kerusakan jaringan dan kegagalan fungsi organ, yang berujung pada kematian. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pasokan
darah dari luar tubuh. Jika darah dalam tubuh jumlahnya sudah memadai, maka kematian dapat dihindari.
Palang Merah Indonesia dalam visinya menetapkan agar dikenal secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan
commit to user pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu
dengan semangat kenetralan dan kemandirian, maka diperlukannya sosialisasi donor darah kepada khalayak, guna memperkenalkan dan
memasyarakatkan lagi kebiasaan donor darah. Untuk memenuhi visi dan misi PMI sebagai satu-satunya organisasi yang bertugas dibidang donor
darah, maka perlu diadakannya sebuah kegiatan komunikasi dalam donor darah. PMI mensosialisasikan donor darah melalui media massa guna
meningkatkan jumlah pendonor darah sukarela. Dalam peran ini, P2D2S PMI Cabang Kota Surakarta melakukan berbagai macam cara untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat akan donor darah supaya masyarakat mau berpartisipasi untuk menjadi pendonor darah sukarela
serta dapat meningkatkan jumlah pendonor darah sukarela, khususnya di Surakarta salah satunya dengan publikasi melalui media massa dengan
harapan supaya dapat menjangkau khalayak luas dan pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak luas. Dengan berbagai unsur
komunikasi, yaitu : pengirim pesan komunikator, penerima pesan komunikan dan pesan itu sendiri, seperti yang dilakukan PMI Cabang
Kota Surakarta dalam sosialisasi donor darah kepada khalayak. Unsur komunikasi di sini sangat berpengaruh dalam sebuah kegiatan komunikasi
dalam suatu perusahaan. Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan sebuah pengertian dan pemahaman dalam menerima
setiap informasi yang telah disampaikan.
commit to user
Grafik : I.1 Pemasukan dan Pengeluaran Darah 5 Tahun Terakhir
Berdasarkan grafik di atas, terdapat peningkatan jumlah pengadaan darah tiap tahun dan selalu terpenuhinya pengeluaran darah oleh PMI
Cabang Kota Surakarta dengan adanya peningkatan jumlah darah masuk. Dengan adanya grafik di atas, peneliti ingin mengetahui apakah ada
hubungan yang signifikan antara kegiatan komunikasi PMI dengan peningkatan jumlah pendonor darah sukarela. Akan tetapi hal lain yang
menjadi pertimbangan adalah dimana kegiatan tersebut apakah menimbulkan pemahaman dari masyarakat akan donor darah yang
sebelumnya mendapatkan sosialisasi donor darah dari PMI. Dari sosialisasi ini, adakah reaksi dari masyarakat untuk berpartisipasi menjadi
pendonor darah sukarela.
commit to user Dalam hal ini, segmen dari penelitian ini adalah mahasiswa FISIP
UNS sampai dengan tahun 2009. Keputusan untuk ikut donor darah sukarela tidak mudah bagi mahasiswa FISIP UNS. Peneliti ingin
mengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas mahasiswa FISIP UNS dalam mengikuti kegiatan komunikasi PMI Cabang Kota Surakarta dengan
partisipasi mahasiswa sebagai pendonor darah sukarela. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini
penulis mengambil judul Kegiatan Komunikasi Dan Partisipasi Donor Darah Sukarela Studi Korelasi Antara Aktivitas Mahasiswa Dalam
Mengikuti Kegiatan Komunikasi Pencari Pelestari Donor Darah Sukarela P2D2S PMI Cabang Kota Surakarta Dengan Partisipasi Mahasiswa
FISIP UNS Sebagai Pendonor Donor Darah Sukarela. Diharapkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas mahasiswa dalam mengikuti
kegiatan komunikasi Pencari Pelestari Donor Darah Sukarela P2D2S PMI Cabang Kota Surakarta dengan partisipasi mahasiswa sebagai
pendonor darah sukarela. Dalam hal ini agar terjadi peningkatan jumlah pendonor darah sukarela.
B. Rumusan Masalah