Rasio Keuangan Untuk Mengetahui Tingkat Kemandirian dan

commit to user 26 3. Operating ratio adalah angka rasio yang penyusunannya datanya bersumber diambil dari laporan rugi laba. 4. Micelleneoaus ratio adalah angka-angka rasio yang sumber datanya diambil dari berbagai sumber, misalnya datanya dari neraca, laporan rugi laba, laporan laba yang ditahan, atau laporan perubahan modal dan lain sebagainya. Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan antara lain: 1. Rasio-rasio likuiditas yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. 2. Rasio-rasio solvabilitas yaitu rasio-rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. 3. Rasio-rasio rentabilitas yaitu rasio-rasio yang dipakai untuk mengukur rentabilitas perusahaan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. 4. Rasio-rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dipakai untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dana yang tersedia.

K. Rasio Keuangan Untuk Mengetahui Tingkat Kemandirian dan

Pertumbuhan Koperasi. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah Nomor 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit commit to user 27 Simpan Pinjam Koperasi untuk mengetahui tingkat kemandirian dan pertumbuhan koperasi menggunakan rasio-rasio antara lain : 1. Rasio Rentabilitas Aset Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset, Jadi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut: Rentabilitas asset = X 100 . Ket: SHU = Menurut UU No.25 tahun 1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut: SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan SHU sebelum pajak = Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya penyusutan dan kewajiban lain kecuali pajak Total Aset = Seluruh kekayaanharta yang di miliki oleh koperasi commit to user 28 Tabel 2.1 Standar Perhitungan Skor Untuk Rasio Rentabilitas Asset Rasio rentabilitas aset Nilai Bobot Skor Kriteria 5 25 3 0,75 Tidak mandiri 5 x 7,5 50 3 1,50 Kurang mandiri 7,5 x 10 75 3 2,25 Cukup mandiri 10 100 3 3,00 Mandiri Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Rasio rentabilitas aset menurut riyanto 1994 bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan seluruh total kekayaan pada suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Jadi dapat disimpulkan semakin besar rentabilitas aset maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh bankkoperasi dari keseluruhan aset yang digunakan. 2. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total modal sendiri. Jadi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No.20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Rentabilitas modal sendiri = X 100 commit to user 29 Ket: SHU bagian anggota = SHU bagian anggota adalah SHU sesudah pajak dikalikan pembagian SHU bagian anggota menurut ADART dari koperasi. SHU sesudah pajak = SHU sesudah pajak adalah SHU sebelum pajak dikurangi dengan tarif pajak sesuai dengan Tarif PPh Badan Pasal 17 ayat 1 huruf b, dan Pasal 31e UU Nomor 36 Tahun 2008. Pada Pasal 17 ayat 1 huruf b UU Nomor 36 Tahun 2008 disebutkan : “b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen”. Kemudian pada Pasal 31 huruf e di sebutkan “Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50 lima puluh persen dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 huruf b dan ayat 2a yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah”. Pada Pasal 17 ayat 4 UU Nomor 36 Tahun 2008 disebutkan : “Untuk keperluan penerapan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, jumlah penghasilan kena pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh”. commit to user 30 Tabel 2.2 Pembagian Komponen SHU Sesuai ADART Koperasi Sarana Aneka Jasa Komponen Pembagian Cadangan Modal 45 SHU bagian anggota untuk simpanan 15 SHU bagian anggota untuk Pinjaman 15 Pengurus 10 Karyawan 7,5 Cadangan Pendidikan 2,5 Cadangan Sosial 2,5 SHU Pembangunan Perkoperasian 2,5 Sumber : ADART Koperasi Sarana Jasa Modal Sendiri = Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi Bab 1 Pasal 1 adalah jumlah dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha dan dalam kaitannya dengan penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50 modal penyertaan. commit to user 31 Tabel 2.3 Standar Perhitungan Skor untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Rasio rentabilitas modal sendiri Nilai Bobot Skor Kriteria 5 25 3 0,75 Tidak mandiri 5 x 7,5 50 3 1,50 Kurang mandiri 7,5 x 10 75 3 2,25 Cukup mandiri 10 100 3 3,00 Mandiri Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Jadi rentabilitas modal sendiri bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan Riyanto. 1994. 3. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio kemandirian operasional yaitu SHU kotor dibandingkan dengan biaya beban usaha ditambah dengan beban perkoperasian. Jadi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No.20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan = commit to user 32 X 100 Ket: SHU Kotor = Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain kecuali pajak dalam tahun buku yang bersangkutan Beban usaha = Beban usaha adalah beban yang terjadinya dalam rangka penyelenggaraan usaha koperasi dan kegiatan penunjang lainnya. Beban perkoperasian = Menurut PSAK nomor 27 beban perkoperasian adalah beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. Tabel 2.4 Standar Perhitungan Skor Untuk Rasio Kemandirian Operasional Koperasi Rasio Kemandirian Operasional Nilai Bobot Skor Kriteria 100 Tidak Mandiri 100 100 4 4 Mandiri Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Rasio kemandirian operasional pelayanan bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu koperasi dalam melakukan kegiatan commit to user 33 operasional koperasi. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha koperasi simpan pinjam adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman. Sehingga bagian beban jasabunga dan hasil jasabunga merupakan bagian terbesar dalam koperasi simpan pinjam. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio kemandirian dan operasional koperasi maka akan lebih baik, karena SHU kotor dapat menutup biaya usaha dan biaya perkoperasian. commit to user 34

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KSP Sarana Aneka Jasa

1. Sejarah Singkat Perkembangan KSP Sarana Aneka Jasa

Koperasi simpan pinjam adalah salah satu lembaga usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan non bank mempunyai kedudukan yang sangat penting, khususnya dalam menunjang kegiatan usaha di sektor riil dan mikro baik yang diusahakan oleh masyarakat anggota dan calon anggota maupun pemerintah. Sebagai lembaga keuangan mikro, koperasi dituntut mempunyai kinerja yang baik dan profesional sehingga secara otomatis kepercayaan masyarakat dapat terpupuk dan akan berdampak pada gerak langkah dalam usaha menghimpun dana dari anggota dan calon anggota maupun dalam penyalurannya tidak menemui hambatan, KSP Sarana Aneka Jasa diharapkan kinerjanya memenuhi syarat kehati-hatian sehingga KSP Sarana Aneka Jasa bisa menjadi koperasi yang sehat. Berkaitan dengan ini maka UU No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disusun untuk mempertegas jatidiri, kedudukan, permodalan dan pembinaan koperasi sehingga dapat menjamin kehidupan koperasi sebagaimana diamanahkan oleh pasal 33 UUD 1945. Oleh karena itu KSP Sarana Aneka Jasa sebagai mediasi dan mobilisasi dana di masyarakat harus benar-benar memperjuangkan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggota.