Teknik Pengumpulan Data Sejarah Singkat Perkembangan KSP Sarana Aneka Jasa

commit to user 7 deskripsianalisissintesis yang terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab permasalahan tersebut.

2. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa cabang kartosuro Jl. Slamet Riyadi 179C, Ngadirejo, Kartasura ,Sukoharjo.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer Data primer merupakan suatu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data. Data primer diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa Jl. Slamet Riyadi 179C, Ngadirejo, Kartasura ,Sukoharjo yang meliputi gambaran umum perusahaan dan laporan mengenai kredit yang dimilki perusahaan tersebut. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan pihak lain. Dalam hal ini berupa arsip-arsip dan buku pedoman tentang perkoperasian dan analisa laporan keuangan.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi Metode observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung sistem kerja dan mengamati komunikasi antara pegawai Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa. commit to user 8 b. Metode Wawancara Metode wawancara ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada para pegawai di Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa, sesuai dengan tugas masing-masing. c. Metode Kepustakaan Metode ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan koperasi dan manajemen keuangan dalam koperasi simpan pinjam guna melengkapi data yang telah dikumpulkan.

5. Teknik penganalisaan data

Teknik penganalisaan ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu proses mengolah, menyusun, dan menganalisa data-data yang diperoleh, data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu hasil observasi pengamatan atas sesuatu hal yang bisa dinyatakan dengan angka Singgih, 2003 .

F. Kerangka Pemikiran

Koperasi simpan pinjam Sarana Aneka Jasa adalah salah satu lembaga usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan non bank. Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa bertujuan mencari laba untuk melanjutkan usahanya, watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota. Untuk mewujudkan tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya, memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan commit to user 9 sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga. Agar keberlangsungan usaha koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik. Salah satu aspek pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem pembukuan yang disebut akuntansi. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi. Untuk mengetahui informasi dari laporan keuangan tersebut maka dilakukan analisis. Salah satu cara menganalisis laporan keunagan yaitu dengan cara analisis rasio. Analisis rasio keuangan juga memperlihatkan efisiensi dan efektivitas usaha dalam suatu periode tertentu yang dalam hal ini dicerminkan melalui perbandingan komponen-komponen pos neraca keuangannya. Untuk mengetahui kemandirian dan pertumbuhan menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi untuk mengetahui tingkat kemandirian dan pertumbuhan koperasi mengunakan rasio-rasio antara lain : 1. rasio rentabilitas aset, 2. rasio rentabilitas modal sendiri 3. kemandirian operasional pelayanan commit to user 10 Skema Kerangka Berpikir Gambar 1.1 Skema kerangka Berpikir Laporan Rugi LAba Neraca Modal Sendiri Modal Luar Sumber Dana Tingkat kemandirian dan pertumbuhan koperasi Rentabilitas Asset Rentabilitas modal sendiri Kemandirian operasional pelayanan commit to user 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Koperasi

Sesuai dengan pengertian awal kata koperasi yaitu kata koco dan operasioperation yang mepunyai arti bersama-sama bekerja, atau dapat diartikan lebih luas lagi yaitu bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama . Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang- orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmani para anggotanya Arifinal Chaniago: 1984. Menurut undang-undang nomor 12 tahun 1967 pasal 3 tentang pokok-pokok perkoperasian, Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Sedangkan pengertian Koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan. Moh. Hatta bapak koperasi Indonesia mendefinisikan koperasi merupakan usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong commit to user 12 oleh keinginan memberikan jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memiliki tujuan bersama yang mementingkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang besrdasar atas asas kekeluargaan.

B. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi

Di dalam UU RI No.25 tahun 1992 pasal 2 dikatakan bahwa “koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan asas kekeluargaan”. Koperasi sebagai suatu usaha bersama, harus mencerminkan ketentuan- ketentuan seperti lazimnya dalam suatu kehidupan keluarga. Usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ini mencerminkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dalam kehidupan keluarga. Usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ini bisanya disebut dengan istilah gotong-royong, yang mencerminkan semangat bersama. Sedangkan tujuan koperasi terdapat dalam Bab II pasal 3 UU RI No.25 tahun 1998 tentang perkoperasian yang dikatakan bahwa “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka commit to user 13 mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”. Maksud dari tujuan koperasi yaitu tujuan utama koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota ,dan apabila koperasi memiliki kemampuan yang lebih, maka usaha koperasi tersebut diperluas dan ikut membantu dalam mensejahterakan masyarakat umum.

C. Ciri, Bentuk, Jenis dan Sifat Kegiatan Koperasi

1. Ciri koperasi a. Perkumpulan orang. b. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa, jasa modal dibatasi. c. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. d. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota. e. Tidak mementingkan pemasukan modalpekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan. f. Dalam rapat anggota, tiap anggota masing-masing satu suara tanpa memperhatikan jumlah modal masing-masing. g. Setiap anggota bebas untuk keluarmasuk anggota berganti sehingga dalam koperasi tidak terdapat modal permanen. h. Seperti halnya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT maka koperasi mempunyai bentuk badan hukum. i. Koperasi menjalankan suatu usaha. j. Penanggung jawab koperasi adalah pengurus. commit to user 14 k. Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesar-besarnya. Akan tetapi, merupakan usaha bersama atas dasar kekeluargaan sehingga setiap anggotanya berkewajiban untuk bekerja sama agar dapat mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para anggota. l. Kerugian dipikul bersama antara anggota. 2. Bentuk Koperasi Dalam pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer dan koperai sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang sekurang-kurangnya terdiri dari 20 orang, sedangkan koperasi sekunder adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari koperasi primer yang sekurang-kurangya terdiri dari 3 koperasi primer. 3. Jenis Koperasi Dalam pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Untuk itu jenis koperasi ditetapkan menurut dua kategori yaitu: a. Menurut Status Keanggotaannya 1 Koperasi produsen yaitu koperasi yang anggotanya para produsen barangjasa dan memiliki rumah tangga usaha sendiri. 2 Koperasi konsumen yaitu koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barangjasa yang ditawarkan oleh para pemasok pasar. commit to user 15 b. Menurut fungsi koperasi 1 Koperasi Konsumsi yaitu koperasi yang menjalankan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota secara khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2 Koperasi penjualan yaitu koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang dan jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai ditangan konsumen dipasar. 3 Koperasi produksi yaitu koperasi yang menyelenggarakan perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja dalam koperasi sebagai pegawaikaryawan. 4 Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya, misalnya jasa simpan pinjam,auditing,asuransi dan sebagainya. 4. Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, Parjimin dan Djabaruddin 1986 membagi koperasi menjadi dua macam yaitu: a. Koperasi Tunggal Usaha Single Purpose, koperasi yang mengusahakan hanya satu macam kesempatan untuk memperluas usaha. Misalnya koperasi kredit. b. Koperasi Serba Usaha Multi Purpose, koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Biasanya koperasi demikian tidak dibentuk sekaligus untuk melakukan bermacam-macam usaha, melainkan melalui perkembangan koperasi dan semakin berkembangnya kebuthan anggota. commit to user 16 Namun tingkat kerumitan mengelola bermacam-macam jenis usaha lebih tinggi dibandingkan dengan hanya mengelola satu macam usaha saja. Tingkat resiko koperasi semakin tinggi dalam lingkungan koperasi itu sendiri.

D. Permodalan Koperasi

Sebagaimana diuraikan pada dalam bab VII pasal 41 UU RI No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, bahwa sumber modal koperasi terdiri dari beberapa jenis yaitu berupa simpanan-simpanan baik pokok,wajib maupun sukarela dan cadangan merupakan kekayaan koperasi. Selain sumber seperti yang diuraikan di atas atau disebut juga modal intern. Koperasi dapat pula menambah modal dari pihak luar atau ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanandeposito dari luar keanggotaan koperasi termasuk pula dalam sumber ekstern ini misalnya berbagai fasilitas dari pemerintah. Simpanan pokok sebagai modal pertama koperasi adalah simpanan yang besarnya sama diwajibkan kepada para calon anggota koperasi saat hendak masuk menjadi anggota koperasi Pandji Anoraga: 1996. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil lagi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi anggota aktif dalam koperasi. Simpanan wajib adalah simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk menyetornya dalam waktu dan kesempatan tertentu Pandji Anoraga: 1996. Simpanan ini dapat ditarik kembali sesuai anggaran dasar, anggaran commit to user 17 rumah tangga dan sesuai keputusan rapat anggota dengan mengutamakan kepentingan koperasi. Simpanan sukarela pada dasarnya dapat diterima dari non anggota. Simpanan tersebut berupa simpanan dalam nilai uang yang diserahkan kepada koperasi baik oleh anggota maupun bukan anggota.

E. Laporan Keuangan

Berbicara mengenai laporan keuangan tidak dapat dipisahkan dengan dari proses akuntansi yaitu “seni daripada pencatatan, penggolongan, dan peringkasan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Laporan keuangan pada dasarnya adalah Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut Munawir: 1986. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun buku yang bersangkutan Baridwan: 1992. Sedangkan Sundjaja dan Barlian 2001 mendefinisikan laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan. Menurut Harnanto 1998, laporan keuangan adalah keadaan keuntungan dan hasil usaha perusahaan serta memberikan rangkuman historis commit to user 18 dari sumber ekonomi, kewajiban perusahaan dan kegiatan yang mengakibatkan perubahan terhadap sumber ekonomi yang dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. Sedangkan tujuan diadakannya laporan keuangan menurut Ikatan Akuntasi Indonesia 1984 yaitu: 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva neto aktiva dikurangi kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan menghasilkan laba. 4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. 5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. commit to user 19 Dari sejumlah pengertian di atas laporan keuangan bermaksud memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah wakil perusahaan dalam menjelaskan kondisi keuangannya.

F. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah perhitungan secara sistematis terhadap data keuangan yang terkumpul yang digunakan untuk menilai posisi keuangan yang telah dicapai di waktu-waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan digunakan untuk mendukung keputusan yang akan diambil Munawir: 1992. Sedangkan Djarwanto 1993 Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Analisis ini digunakan untuk menelaah tentang hubungan dan kecenderungan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaankoperasi memuaskan atau tidak memuaskan. Data keuangan yang dianalisis adalah laporan keuangan koperasi yang berupa neraca dan laporan laba atau rugi. Data keuangan disusun dan disederhanakan kemudian dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang perhatian pada peusahaankoperasi yang bersangkutan, diantaranya kreditur, dan pemerintah. Analisis laporan keuangan mencakup penelaahan hubungan dan tendensi atau kecendurangantrend untuk menentukan posisi keuangan commit to user 20 perusahaan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

G. Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecendurangan trend untuk menentukan posisi keuangan perusahaan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisis dipergunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut, yaitu apabila dibandingkan laporan keuangan dari beberapa periode pada perusahaan yang sama, atau dibandingkan dengan alat pembanding lainnya, misalnya laporan keuangan yang dianggarkan atau laporan keuangan perusahaan lainnya. E. Suharto dkk 2001 tujuan dari metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data, sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama, penganalisis laporan keuangan harus mengidentifikasikan atau mengumpulkan data yang diperlukan, kemudian melakukan pengukuranperhitungan, dan selanjutnya melakukan analisis dan interprestasi sehingga data tersebut lebih berarti sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Sedangkan Munawir 1986 tujuan dari metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data, sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama, penganalisisa laporan keuangan harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, commit to user 21 mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterprestasikan sehingga data ini menjadi lebih dimengerti. Adapun metode dan teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan menurut menurut Munawir 1986 adalah : 1. Analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode dan teknik analisis dengan cara analisis membandingan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan : a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c. Kenaikan atau penurunan dalam angka persen. d. Perbandingan yang dinyatakan dalam suatu rasio atau nisbah. e. Persentase dari total. Analisa dari metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian yang lebih lanjut. 2. Trend atau kecenderungan mengenai posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase trend percentage analysis, adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui kecenderungan daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan kecenderungan tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan keuangan dengan persentase setiap komponen common size statemenet yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui Persentase masing-masing aktiva terhadap total aktiva, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi beban-beban dibandingkan dengan jumlah penjualannya commit to user 22 4. Analisis sumber dan perubahan modal kerja, yaitu suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja dalam periode atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode akuntansi tertentu. 5. Analisis sumber dan perubahan arus kas cash flow statement analysis, yaitu suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan uang kas dalam periode akuntansi tertentu. 6. Analisis Rasio, yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis perubahan laba kotor gross profit analysis yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor atas penjualan suatu perusahaan dari beberapa periode akuntansi atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break even, yaitu suatu metode analisis untuk mengarahui tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Metode dan teknik analisa manapun yang digunakan, semua itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat commit to user 23 digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

H. Pengertian Analisis Rasio

Munawir 1986 mendefinisikan analisis rasio, yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut Jadi analisis rasio adalah suatu alat analisis yang menghubungkan atau membandingkan suatu jumlah tertentu serta menafsirkan hubungan antara keduanya. Misalnya dengan menghubungkanmembandingkan jumlah pos tertentu dengan jumlah pos lain dalam neraca, akan diperoleh perbandingan rasio yang dapat menggambaran baik buruknya posisi keuangan perusahaan tersebut.

I. Tujuan Analisis Rasio Dalam Laporan Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan menggunakan rasio- rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Dari informasi tersebut, manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting dimasa yang akan datang. Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli, menahan commit to user 24 atau menjual saham perusahaan tersebut. Apabila dari hasil analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan kurang baik, maka investor akan lebih berhati-hati. Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain adalah dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan tertentu berada diatas rata-rata, pada rata-rata atau dibawah rata-rata. Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio keuangan. Menurut E Suharto dkk 2001 tujuan analisis rasio laporan keuangan yaitu 1. Untuk menentukan tingkat likuiditasnya yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya tepat pada jatuh temponya 2. Untuk menentukan tingkat solvabilitis perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat perusahaan dibubarkan. 3. Untuk mengukur efektivitas usaha atau efektivitas penggunaan aktiva dalam kegiatan usaha yang dijalankan suatu perusahaan. 4. Untuk mengukur rentabilitas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan, yaitu perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan jumlah modal yang digunakan untuk memperoleh keuntungan. commit to user 25

J. Macam-macam Analisa Rasio

Munawir 1986 pada dasarnya banyak sekali angka rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Namun demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa. Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi: 1. Rasio-rasio neraca Balance sheet ratio yaitu rasio-rasio yang disusun semua datanya berasal dari neraca, seperti misalnya current ratio, acid test ratio, toral asset to debt ratio. 2. Rasio-rasio laporan laba-rugi Income statement ratio yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi, seperti misalnya gross operating margin, net operating margin, dan sales margin. 3. Rasio-rasio antar laporan Inter statement ratio yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari laporan laba rugi, seperti misalnya tingkat perputaran persediaan inventory turn over, dan tingkat perputaran piutang account receivable turn over. Ada beberapa penulis menggunkan istilah-istilah lain dalam penggolongan angka rasio berdasarkan sumber datanya, misalnya Heckert dan Wilson dalam bukunya “Controllership” memberikan penggolongan antara lain : 1. Financial ratio dalam arti angka rasio yang diambil dari neraca 2. Financial operating ratio dalam arti angka rasio yang diambil dari neraca dan laporan rugi laba. commit to user 26 3. Operating ratio adalah angka rasio yang penyusunannya datanya bersumber diambil dari laporan rugi laba. 4. Micelleneoaus ratio adalah angka-angka rasio yang sumber datanya diambil dari berbagai sumber, misalnya datanya dari neraca, laporan rugi laba, laporan laba yang ditahan, atau laporan perubahan modal dan lain sebagainya. Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan antara lain: 1. Rasio-rasio likuiditas yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. 2. Rasio-rasio solvabilitas yaitu rasio-rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. 3. Rasio-rasio rentabilitas yaitu rasio-rasio yang dipakai untuk mengukur rentabilitas perusahaan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. 4. Rasio-rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dipakai untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dana yang tersedia.

K. Rasio Keuangan Untuk Mengetahui Tingkat Kemandirian dan

Pertumbuhan Koperasi. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah Nomor 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit commit to user 27 Simpan Pinjam Koperasi untuk mengetahui tingkat kemandirian dan pertumbuhan koperasi menggunakan rasio-rasio antara lain : 1. Rasio Rentabilitas Aset Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset, Jadi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut: Rentabilitas asset = X 100 . Ket: SHU = Menurut UU No.25 tahun 1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut: SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan SHU sebelum pajak = Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya penyusutan dan kewajiban lain kecuali pajak Total Aset = Seluruh kekayaanharta yang di miliki oleh koperasi commit to user 28 Tabel 2.1 Standar Perhitungan Skor Untuk Rasio Rentabilitas Asset Rasio rentabilitas aset Nilai Bobot Skor Kriteria 5 25 3 0,75 Tidak mandiri 5 x 7,5 50 3 1,50 Kurang mandiri 7,5 x 10 75 3 2,25 Cukup mandiri 10 100 3 3,00 Mandiri Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Rasio rentabilitas aset menurut riyanto 1994 bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan seluruh total kekayaan pada suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Jadi dapat disimpulkan semakin besar rentabilitas aset maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh bankkoperasi dari keseluruhan aset yang digunakan. 2. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total modal sendiri. Jadi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No.20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Rentabilitas modal sendiri = X 100 commit to user 29 Ket: SHU bagian anggota = SHU bagian anggota adalah SHU sesudah pajak dikalikan pembagian SHU bagian anggota menurut ADART dari koperasi. SHU sesudah pajak = SHU sesudah pajak adalah SHU sebelum pajak dikurangi dengan tarif pajak sesuai dengan Tarif PPh Badan Pasal 17 ayat 1 huruf b, dan Pasal 31e UU Nomor 36 Tahun 2008. Pada Pasal 17 ayat 1 huruf b UU Nomor 36 Tahun 2008 disebutkan : “b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen”. Kemudian pada Pasal 31 huruf e di sebutkan “Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50 lima puluh persen dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 huruf b dan ayat 2a yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah”. Pada Pasal 17 ayat 4 UU Nomor 36 Tahun 2008 disebutkan : “Untuk keperluan penerapan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, jumlah penghasilan kena pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh”. commit to user 30 Tabel 2.2 Pembagian Komponen SHU Sesuai ADART Koperasi Sarana Aneka Jasa Komponen Pembagian Cadangan Modal 45 SHU bagian anggota untuk simpanan 15 SHU bagian anggota untuk Pinjaman 15 Pengurus 10 Karyawan 7,5 Cadangan Pendidikan 2,5 Cadangan Sosial 2,5 SHU Pembangunan Perkoperasian 2,5 Sumber : ADART Koperasi Sarana Jasa Modal Sendiri = Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi Bab 1 Pasal 1 adalah jumlah dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha dan dalam kaitannya dengan penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50 modal penyertaan. commit to user 31 Tabel 2.3 Standar Perhitungan Skor untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Rasio rentabilitas modal sendiri Nilai Bobot Skor Kriteria 5 25 3 0,75 Tidak mandiri 5 x 7,5 50 3 1,50 Kurang mandiri 7,5 x 10 75 3 2,25 Cukup mandiri 10 100 3 3,00 Mandiri Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Jadi rentabilitas modal sendiri bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan Riyanto. 1994. 3. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio kemandirian operasional yaitu SHU kotor dibandingkan dengan biaya beban usaha ditambah dengan beban perkoperasian. Jadi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No.20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan = commit to user 32 X 100 Ket: SHU Kotor = Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain kecuali pajak dalam tahun buku yang bersangkutan Beban usaha = Beban usaha adalah beban yang terjadinya dalam rangka penyelenggaraan usaha koperasi dan kegiatan penunjang lainnya. Beban perkoperasian = Menurut PSAK nomor 27 beban perkoperasian adalah beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. Tabel 2.4 Standar Perhitungan Skor Untuk Rasio Kemandirian Operasional Koperasi Rasio Kemandirian Operasional Nilai Bobot Skor Kriteria 100 Tidak Mandiri 100 100 4 4 Mandiri Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Menengah No. 20PerM.KUKMXI2008 Rasio kemandirian operasional pelayanan bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu koperasi dalam melakukan kegiatan commit to user 33 operasional koperasi. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha koperasi simpan pinjam adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman. Sehingga bagian beban jasabunga dan hasil jasabunga merupakan bagian terbesar dalam koperasi simpan pinjam. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio kemandirian dan operasional koperasi maka akan lebih baik, karena SHU kotor dapat menutup biaya usaha dan biaya perkoperasian. commit to user 34

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KSP Sarana Aneka Jasa

1. Sejarah Singkat Perkembangan KSP Sarana Aneka Jasa

Koperasi simpan pinjam adalah salah satu lembaga usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan non bank mempunyai kedudukan yang sangat penting, khususnya dalam menunjang kegiatan usaha di sektor riil dan mikro baik yang diusahakan oleh masyarakat anggota dan calon anggota maupun pemerintah. Sebagai lembaga keuangan mikro, koperasi dituntut mempunyai kinerja yang baik dan profesional sehingga secara otomatis kepercayaan masyarakat dapat terpupuk dan akan berdampak pada gerak langkah dalam usaha menghimpun dana dari anggota dan calon anggota maupun dalam penyalurannya tidak menemui hambatan, KSP Sarana Aneka Jasa diharapkan kinerjanya memenuhi syarat kehati-hatian sehingga KSP Sarana Aneka Jasa bisa menjadi koperasi yang sehat. Berkaitan dengan ini maka UU No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disusun untuk mempertegas jatidiri, kedudukan, permodalan dan pembinaan koperasi sehingga dapat menjamin kehidupan koperasi sebagaimana diamanahkan oleh pasal 33 UUD 1945. Oleh karena itu KSP Sarana Aneka Jasa sebagai mediasi dan mobilisasi dana di masyarakat harus benar-benar memperjuangkan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggota. commit to user 35 KSP Sarana Aneka Jasa berdiri tanggal 9 Januari 1997, perkembangan yang pesat mendorong berdirinya banyak kantor cabang dan kantor cabang pembantu. KSP Sarana Aneka Jasa didirikan atas kerjasama sebuah perusahaan perseroan yaitu PT.Aneka Adhilogam Karya dengan pengusaha-pengusaha perusahaan cor logam di wilayah Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten dengan tujuan tujuan tak lain adalah mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat calon anggota pada umumnya. Koperasi Simpan Pinjam Sarana Aneka Jasa berbadan hukum No 12953BHKWKIXII96 tanggal 31 Desember 1996 akta perubahan No 04BHFDK.IIIV2003 tanggal 21 April 2003 serta No 06PADKJK.IIV2008 tanggal 15 April 2008.

2. Visi dan Misi KSP Sarana Aneka Jasa