2 Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita.
3 Membuat Akta Persetujuan Pengalihan Hak Penyertaan Modal pada
perusahaan lain dari Penanggung Pajak kepada Pejabat, salinannya disampaikan kepada perusahaan tempat penyertaan modal.
H. Jurusita Pajak
Jurusita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan
penyanderaan.
9
1. Syarat Jurusita Pajak
Jurusita Pajak diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk penagihan pajak pusat atau Gubernur atau
BupatiWalikota untuk penagihan pajak daerah.
Jurusita dalam melaksanakan tugasnya merupakan pelaksanaan eksekusi dan putusan yang sama kedudukannya dengan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap. Oleh karena itu, untuk dapat diangkat sebagai Jurusita Pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang
setingkat dengan itu; b.
Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur MudaGolongan IIa; c.
Berbadan sehat; d.
Lulus pendidikan dan latihan Jurusita Pajak; e.
Jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian.
9
Ibid, hal 34
2. Pemberhentian Jurusita Pajak
Jurusita Pajak diberhentikan apabila : a.
Meninggal dunia b.
Pensiun c.
Karena alih tugas atau kepentingan lainnya d.
Ternyata lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugas e.
Melakukan perbuatan tercela f.
Melanggar sumpah atau janji Jurusita Pajak g.
Sakit jasmani atau rohani terus menerus
3. Tugas Jurusita Pajak
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, yang menjadi tugas dari Jurusita Pajak adalah :
a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus.
b. Memberitahukan Surat Paksa, maksudnya menyampaikan Surat Paksa
secara resmi kepada Penanggung Pajak dengan pernyataan dan penyerahan salinan Surat Paksa.
c. Melaksanakan Penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan. d.
Melaksanakan Penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan, yaitu sesuai dengan izin yang diberikan oleh Menteri atau Gubernur.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Pada pembahasan mengenai Analisa dan Evaluasi ini, penulis akan menganalisa suatu data mengenai tunggakan pajak yang dilakukan tindakan
Penagihan Pajak serta pencairannya dengan menggunakan Surat Paksa guna meningkatkan penerimaan pajak yang melibatkan Wajib Pajak yang tidak
memenuhi kewajiban perpajakannya.
A. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa
Dengan menganut Self Assessment System, yang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajaknya untuk menghitung sendiri jumlah pajak terutangnya,
pihak Direktorat Jenderal Pajak mengharapkan agar penerimaan Negara dari sektor pajak tersebut dapat meningkat. Sehingga dalam hal ini peranan Wajib
Pajak sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan sistem perpajakan tersebut.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu dalam hal pelunasan
utang pajaknya. Untuk Wajib Pajak dalam cakupan wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai ini sendiri, masih banyak Wajib Pajaknya
yang tidak menghiraukan atas diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak dan selanjutnya pihak aparatur pajak harus menerbitkan Surat Teguran dan
kemudian diikuti dengan Surat Paksa apabila Wajib Pajak tidak juga melunasi utang pajaknya.