Mutu Inti Sawit TINJAUAN PUSTAKA

Pemisah Biji Dan Cangkang Hydrocyclone Setelah inti masuk ke kernel drum di proses ke hydrocyclone untuk mengutip kembali inti yang masih terikut atau tercampur dengan cangkang yang mengurangi kehilangan inti pada cangkang dan kadar kotoran menurut berat jenis yang kemudian akan masuk ke kernel silo. Penyimpanan Inti Kernel Silo Kernel Silo digunakan untuk mengeringkan inti yang hingga air sekitar 7 . Penurunan kadar air yang terkandung dalam inti dengan pemanasan uap menggunakan blower. Pengeringan ini dilakukan dengan meniupkan udara panas dari alat pemanas yang disusun bertingkat pada silo dengan temperatur bagian atas 70 o C, bagian tengah 60 o C, dan bagian bawah 50 o C dengan lama pengeringan 12 jam. Dari kernel silo ini kemudian ke kernel transport yang selanjutnya akan ke kernel storage atau penyimpanan inti. Penyimpanan Inti Kernel Storage Kernel storage berfungsi sebagai tempat untuk penyimpanan inti sementara yang akan menuju gedung inti yang akan dikirim kepada pelanggan dengan menggunakan truk yang disediakan oleh pihak kedua atau luar.

2.4. Mutu Inti Sawit

Minyak inti sawit diperoleh dari inti kelapa sawit Elaeis guinensis JACQ dan sangat menyerupai komposisi minyak kelapa. Kandungan minyak inti sawit berada antara 44-53 terhadap inti kering. Mutu minyak inti sawit dan pellet makanan ternak, terutama dipengaruhi oleh mutu inti Universitas Sumatera Utara sawit itu sendiri. Spesifikasi mutu inti sawit agar dapat dipasarkan, inti sawit yang dihasilkan harus memenuhi spesifikasi mutu sebagai berikut: Tabel 2.6. Standar Mutu Minyak Inti Sawit dan Inti Sawit Karakteristik Inti Sawit Minyak Inti Sawit Keterangan Asam lemak bebas 3,5 3,5 maksimal Kadar kotoran 0,02 0,02 maksimal Kadar zat menguap air 7,5 0,15 maksimal Bilangan peroksida - 2,2 meq maksimal Bilangan Iodine - 10,5-18,5 mggr - Kadar logam Fe,Cu - 5 dan 0,3 Ppm maksimal Lovibond - - - Kadar minyak 47 - minimal Kontaminasi 6 - maksimal Kadar pecah 15 - maksimal Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan, 1995 Inti sawit yang bermutu rendah, akan menghasilkan minyak dengan keasaman yang tinggi, warna gelap dan sulit dipucatkan. Sedangkan ampasnya mempunyai nilai gizi yang rendah sebagai makanan pakan ternak. Kenaikan asam lemak bebas pada inti juga disebabkan oleh proses hydrolisa auto udara katalis dan hydrolisa enzimatis. Proses hydrolisa enzimatis pemecah lemak fat splitting enzymes yang dihasilkan oleh mikroba yang terkontaminasi pada inti sawit. Kadar ALB yang tinggi akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi dalam proses pemucatan. Dalam perdagangan internasional apabila kadar ALB 5 penjual akan kena klaim denda sedang apabila 5 akan mendapatkan premi meski dari Universitas Sumatera Utara kebun, tandan yang dipanen bermutu baik apabila transportasi kurang baik, terlalu lama diperjalanan dan lama tertumpuk di pabrik otomatis akan menaikkan ALB. Bahan logam seperti besi, perunggu yang terdapat dalam minyak sawit dapat mendorong terjadinya oksidasi. Meski pada minyak sawit terdapat antioksidan alami tocopherol, namun jika kadar logam terlalu tinggi tidak akan mampu menahan oksidasi sehingga mutu minyak akan cepat menurun dalam penyimpanan. Upaya mengurangi kadar logam ini terutama dilakukan dengan menggunakan sebanyak mungkin alat pemerosesan yang terbuat dari bahan anti karat stainless steel, pelapisan dinding tangki dengan bahan anti karat seperti epoxy. Tingginya kadar ALB akan meyebabkan bau yang tidak enak pada minyak sebagai minyaklemak yang dapat di makan “edible oil”, karena terbentuknya bahan- bahan ketengikan. Penguraian minyak dan lemak secara hydrolysis akan menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Standar mutu pabrik harus berada dibawah standar perdagangan karena pemeriksaan dilakukan dipelabuhan pembeli sehingga makin baik mutu yang dihasilkan di pabrik akan memberikan kemungkinan lebih baik pula sesampainya di tempat tujuan. Menurut Loncin dan Jacobsberg 1965 bahwa inti sawit yang segar dan baru diolah mempunyai kadar ALB di bawah 0,05 sebagai asam laurat. Pada umumnya, keasaman meningkat mencapai 1 - 1,5 setelah pengeringan dan terus meningkat pada waktu penimbunan inti digudang. Keaktifan dari pada “fat splitting enzymes” yang menyebabkan pemecahan lemak menjadi asam lemak bebas dan glycerol, dapat terjadi bila struktur sel inti sawit telah mengalami kerusakan physis. Universitas Sumatera Utara Peningkatan kadar ALB dalam minyak inti disebabkan oleh: 1. Proses liposa atau hidrolisa, yakni suatu reaksi dari air terhadap gliserida- gliserida yang khususnya dikatalisir oleh enzim-enzim pemecah lemak 2. Otokatalisis hidrolisa secara spontan dari minyak nabati Banyaknya inti sawit yang pecah akibat perlakuan-perlakuan mekanis, terutama pada saat pemecahan biji sawit dapat menyebabkan bertambahnya proses liposa. Mungkin karena hal ini memberikan kesempatan pada fungi dan ragi untuk berkembang biak di atas permukaan inti sebelum maupun selama permulaan dari proses pengeringan inti sawit. Faktor penting lainnya yang mempengaruhi kenaikan ALB selama penimbunan inti sawit adalah: kadar air yang tinggi pada inti sawit lebih dari pada 7 yang bukan saja mengakibatkan kelanjutan dari proses hydrolisa, tetapi dapat juga mendorong pertumbuhan fungi dan ragi. Penimbunan Inti Sawit Inti sawit sering ditimbun pada tempat yang tidak sesuai dengan persyaratan pergudangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik sehingga kelembaban relative RH dan suhu udara tinggi, yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba dan menybabkan terjadinya proses fermentasi dan menurunkan mutu minyak dan protein yang terkandung dalam inti sawit. Kemudian ada juga diisi dalam goni lalu ditimbun,penimbunan goni harus diatur sedemikian rupa sehingga kenaikan suhu penimbunan relative rendah. Kenaikan suhu yang tinggi akan merusak mutu inti sawit, yaitu terjadinya proses auto katalitik yang dapat mempercepat kenaikan ALB minyak yang terkandung. Universitas Sumatera Utara Kenaikan ALB dalam penimbunan tergantung dari: 1. Asam Lemak Bebas ALB inti sawit sebelum ditimbun. 2. Persentase inti pecah, semakin tinggi kadar inti pecah semakin cepat naik kadar ALB-nya 3. Kadar air inti sawit, karena air merupakan media reaksi yang sangat baik untuk proses hydrolisa. 4. Lamanya penimbunan. 5. Kadar kotoran inti sawit, karena kotoran berperan sebagai katalisator dan sebagai media dari mikroba untuk berkembang. Pada proses pengolaha tidak semua minyak dapat terambil dan sebagian akan terbuang atau tercampur dengan bahan sisa atau buangan. Namun demikian batasan maksimum yang hilang perlu dipedomani. Makin rendah angka kerugian maka efisiensi pabrik makin tinggi. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Bahan

- Inti sawit - Larutan standar KOH 0,1 N - N-hexan - Alkohol 96 - Indikator Brom Thimol Blue BTB

3.2. Alat

- Gilingan Intikernel - Piring aluminium - Gelas ukur 100 ml - Moisture analyzer - Buret automatic - Erlenmeyer 150 ml - Magnetic stirer - Neraca analitik - Kertas saring whatman GFB - Desicator - Oven Mitsubishi - Pipet mata - Martil kecil - Meja sortir Universitas Sumatera Utara