yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman”. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990,”Pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang ini sehingga orangwisatawan datang untuk mengunjunginya”. Sedangkan pengertian pariwisata menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 adalah,”Berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”. Di lain
sisi, WTO dalam Muljadi 2009:9 mendefinisikan pariwisata sebagai “...the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one concecutive years for leisure, business, and other purposes...”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jangka waktu
tertentu, untuk menikmati perjalanan dan di luar kegiatan rutin sehari-hari dengan berbagai fasilitas yang disediakan.
2.2 Pengertian Wisatawan
Karena pariwisata merupakan suatu fenomena yang relatif masih baru maka banyak masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas. Salah satu masalah tersebut
adalah mengenai siapa yang dianggap sebagai wisatawan dan siapa yang tidak. Adanya berbagai alasan bagi seseorang untuk pergi ke negara asing, mengakibatkan
ditetapkannya definisi mengenai wisatawan. Dalam perkembangannya masing- masing negara menggunakan definisi yang berbeda-beda tentang wisatawan.
Definisi yang digunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam organisasi OECD Organization for
Economic Cooperation and Development menggunakan definisi yang dikeluarkan oleh The Comittee of Statistical
Experts of The League of Nations dalam Erawan,1994:25 yang menyatakan bahwa :
1. Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu
negara lain selain negara di mana dia biasa tinggal, dan dengan periode setidak-tidaknya selama 24 jam.
2. Yang berikut ini adalah yang biasa dianggap sebagai
wisatawan : a.
Orang-orang yang bepergian untuk tujuan bersenng- senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dan lain
sebagainya.
b. Orang-orang yang bepergian untuk mengadakan pertemuan
atau mewakili kedudukan sebagai diplomat, misi keagamaan, orang-orang yang bepergian dengan alasan
dagang.
c. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya,
sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam. 3.
Yang berikut ini tidak bisa dianggap sebagai wisatawan : a.
Orang-orang yang dating baik dengan dasar kontrak maupun tidak, untuk mencari kerja atau yang bekerja pada
suatu aktivitas usaha di negara tersebut.
b. Orang-orang lain yang dating untuk menetap menjadi
penduduk di negara tersebut.
Pada tahun 1967 suatu kelompok ahli mengenai perjalanan internasional yang dikumpulkan oleh “Komisi Satistik Perserikatan Bangsa-Bangsa”menyarankan
untuk menggunakan definisi mengenai pengunjung visitor yang pertama-tama dipertimbangkan dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perjalanan
internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963. Dalam definisi ini istilah pengunjung untuk tujuan statistik dinyatakan sebagai berikut, ”visitor adalah setiap
orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang
menguntungkan di negara yang dikunjungi”. Definisi yang dinyatakan di dalam Konferensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa mengenai pengunjung visitor mencakup dalam Erawan,1994:26 :
1. Pelancong excursionist adalah seorang visitor yang tinggal
kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi. 2.
Wisatawan tourist adalah visitor yang tinggal paling sedikit selama 24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan
perjalanannya itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menggunakan waktu luang yakni rekreasi, liburan, kesehatan,
studi, olah raga dan keagamaan. b.
Dagang, keluarga, misi dan pertemuan. Instruksi Presiden Republik Indonesia No.9 Tahun 1969 dalam Soekadijo
1997:17 tertulis dalam Bab I pasal 1, bahwa “wisatawan tourist adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan
menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Defenisi ini sifatnya konseptual, tidak operasional. Ada kejanggalan bahwa juga disebutkan “dengan menikmati kunjungan
dan perjalanan itu”. Definisi pengunjung visitor dalam Muljadi 2009:10 menurut The
Internasional Union of Office Travel Organization IUOTO dan World Tourism Organization WTO adalah:“...any person who travels to a country other than that in
which shehe has hisher usual residence but outside hisher usual environment for a period not exceeding 12 months and whose main purpose of visit is other than the the
exercise of an activity renumerated from within the country visited...”.
Norval dalam Soekadijo 1997:13, mendefinisikan wisatawan sebagai berikut, ”adalah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya
bukan untuk menetap atau untuk bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara di mana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain
tempat”. Pada perkembangan selanjutnya, dua lembaga internasional, yaitu Komisi
Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB dan Komisi Fasilitas Internasional Civil Aviation Organization ICAO, tidak dapat menerima batasan pengertian dari Liga Bangsa-
Bangsa tersebut dan menyiapkan batasan arti sendiri. Batasan pengertian tourist yang diambil dalam konvensi PBB tahun 1954 dan diratifikasi oleh lebih dari 70 negara
dalam Muljadi 2009:10 ialah “...setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan lain untuk bermigrasi dan yang tinggal paling sedikit 24 jam, serta paling lama
6 bulan dalam tahun yang sama...”. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dalam
Muljadi 2009:12, pengertian wisatawan masih sama dengan pengertian pada undang- undang sebelumnya, sedangkan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan,
“wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan wisata adalah
kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata”.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wistawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata dalam jangka waktu tertentu dan
bersifat sementara.
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata