kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata”.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wistawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata dalam jangka waktu tertentu dan
bersifat sementara.
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya wisata adalah suatu bentukan dan aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke
suatu daerah tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik
wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Misalnya penyediaan aksesibilitas atas fasilitas. Oleh karena itu suatu daya tarik dapat dimanfaatkan
sebagai daya tarik wisata. Objek daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivation
dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya.
Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.
Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan, jika di suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata.
Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam system klasisfikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke
dalam tiga klasifikasi dalam Happy, 2002:78 : 1.
Daya tarik alam 2.
Daya tarik budaya 3.
Daya tarik buatan manusia Walaupun demikian ada yang membagi jenis objek dan daya tarik wisata ini
ke dalam dua kategori saja, yaitu : 1.
Objek dan daya tarik wisata alam 2.
Objek dan daya tarik wisata sosial budaya. Dari uraian di atas maka ditarik kesimpulan bahawa objek dan daya tarik
wisata adalah suatu unsur penting dalam pengembangan kepariwisataan karena mampu menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke daerah tersebut.
2.4 Pengertian Produk Wisata
Menurut Muljadi 2009:46 mendefinisikan produk wisata adalah suatu bentukan yang nyata dan tidak nyata, dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan
yang hanya dapat dinikmati apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi yang melakukan perjalanan tersebut.
Suwantoro 1997:49, berpendapat: “...produk wisata merupakan keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia
meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula...”.
Ciri-ciri suatu produk wisata Suwantoro,1997:48 adalah : 1.
Hasil atau produk wisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu dalam penjualannya tidak mungkin produk itu dibawa kepada
konsumen, sebaliknya konsumen wisatawan yang harus dibawa ketempat dimana produk itu dihasilkan.
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada tempat dan saat yang sama.
Tanpa adanya konsumen yang membeli produkjasa maka tidak akan terjadi produksi.
3. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi
menggunakan standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria tertentu.
4. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu
sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.
5. Hasil atau produk wisata itu banyak tergantung pada tenaga
manusia dan hanya sedikit yang mempergunakan mesin. 6.
Produk wisata merupakan usaha yang mengandung risiko besar. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari beberapa jasa yang saling
terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan segi ekonomis, jasa masyarakat segi sosial psikologis dan jasa alam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam produk pariwisata dalam Happy, 2002:113 :
a. Kualitas, dalam arti memenuhi persyaratan yang dikehendaki dan
merupakan pengharapan konsumen atas produk. b.
Value atau nilai produk, sejauh mana kegunaan produk tersebut bagi konsumen. Nilai produk ini juga dapat tercermin dalam harga
secara langsung atau tidak langsung.
c. Variasi produk, jangan sampai hal ini menjadi konflik yang sering
kali terjadi antara fungsi marketing terutama untuk perluasan pasar dengan mempertinggi produksi dengan pihak pelaksana,
dimana pihak ini ingin memaksimalkan efisiensi proses produksi untuk memenuhi permintaan konsumen dengan tepat.
Dari beberapa pengertian di atas maka ditarik kesimpulan bahwa produk wisata adalah keseluruhan pelayanan yang di dapat wisatawan selama melakukan
perjalanan wisata.
2.5 Pengertian Industri Pariwisata