Eksistensi Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Di Medan

(1)

EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG

KEPARIWISATAAN DI MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

MELLISA ELIZABETH S

NIM. 092204046

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN

OLEH

MELLISA ELIZABETH S 092204046

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KERTAS KARYA : EKSITENSI KULINER DALAM

MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN

OLEH : MELLISA ELIZABETH S

NIM : 092204046

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001 Drs. Syahron Lubis, M.A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

NIP. 19640821 199802 2 001 Arwina Sufika, S.E., M.Si


(4)

ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul “Eksistensi Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Di Medan”. Karya tulis ini berbicara tentang jenis-jenis kuliner khas Medan dan eksistensinya dalam menunjang kepariwisataan. Teori yang dibicarakan dalam hal ini adalah tentang Pengertian Pariwisata, Wisatawan, Objek dan Tarik Wisata, Produk Wisata, Industri Pariwisata, Sarana dan Prasarana Pariwisata dan Wisata Kuliner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa terdapat 20 jenis kuliner khas Medan yang dianggap menunjang kepariwisataan Kota Medan. Begitupun eksistensi kuliner tersebut sangat berperan dalam menunjang pengembangan kepariwisataan Kota Medan.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang……… 1

1.2Rumusan Masalah……….. 6

1.3Tujuan Penelitian……… 6

1.4Manfaat Penelitian……….. 7

1.5Metode Penelitian………... 7

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN... 8

2.1Pengetian Pariwisata……… 8

2.2Pengertian Wisatawan………. 10

2.3Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata………... 14

2.4Pengertian Produk Wisata……….. 15

2.5Pengertian Industri Pariwisata………. 17

2.6Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata………... 18

2.6.1 Sarana Pariwisata…... 18

2.6.2 Prasarana Pariwisata………... 20


(6)

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN... 25

3.1 Letak Geografis Kota Medan……… 25

3.2 Kepariwisataan Kota Medan………. 27

3.3 Wisata Kuliner Kota Medan………. 32

BAB IV EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN... 36

4.1 Jenis-jenis Kuliner yang Mendukung Kepariwisataan Kota Medan………. 36

4.2 Eksistensi Wisata Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Kota Medan………43

BAB V PENUTUP... 45

5.1 Kesimpulan……….. 45

5.2 Saran……….... 46

DAFTAR GAMBAR……….. 47


(7)

ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul “Eksistensi Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Di Medan”. Karya tulis ini berbicara tentang jenis-jenis kuliner khas Medan dan eksistensinya dalam menunjang kepariwisataan. Teori yang dibicarakan dalam hal ini adalah tentang Pengertian Pariwisata, Wisatawan, Objek dan Tarik Wisata, Produk Wisata, Industri Pariwisata, Sarana dan Prasarana Pariwisata dan Wisata Kuliner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa terdapat 20 jenis kuliner khas Medan yang dianggap menunjang kepariwisataan Kota Medan. Begitupun eksistensi kuliner tersebut sangat berperan dalam menunjang pengembangan kepariwisataan Kota Medan.


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang cukup penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Selain itu, kepariwisataan Indonesia juga didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan diseluruh kepulauan tersebut (Wikipedia Indonesia,2010).

Pada masa Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh secara perlahan. Pemerintah pernah mengadakan program untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang disebut dengan Tahun Kunjungan Indonesia. Program ini meningkatkan kunjungan turis internasional hingga 400.000 orang. Selain itu pada tahun 1992, pemerintah mencanangkan Dekade Kunjungan Indonesia, yaitu tema tahunan pariwisata sampai dengan tahun 2000 (Wikipedia Indonesia, 2010).


(9)

Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Tahun Kunjungan Indonesia 2008 untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia, selain itu program ini sekaligus untuk memperingati 100 tahun kebangkitan nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan untuk program ini sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat. Hasil dari program ini adalah peningkatan jumlah wisatawan asing yang mencapai 6,2 juta wisatawan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,5 juta wisatawan (Wikipedia Indonesia, 2010).

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang juga memiliki potensi kepariwisataan yang sangat memadai. Hampir setiap kabupaten di Sumatera Utara memiliki objek wisata yang cukup menarik. Kepariwisataan di Sumatera Utara juga berkembang secara baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Sumatera Utara.

Berikut adalah data kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera Utara sejak tahun 2006 sampai 2010.

Tahun/Bulan Bandara Udara Polonia

Pelabuhan Laut Belawan

Pelabuhan Laut

Tanjung Balai Asahan

Jumlah

2006 109.574 6.936 5336 121.846

2007 116.614 7.312 10.204 134.130

2008 130.211 7.011 15.271 152.493

2009 148.193 5.075 9.981 163.249

2010 202.296 18.260 14.962 235.518

Januari 11.861 207 922 12.990

Februari 12.042 355 1.010 13.407

Maret 15.983 496 1.170 17.649

April 11.365 1.986 716 14.607

Mei 12.625 2.360 780 15.765


(10)

Juli 12.326 1.893 872 15.091

Agustus 13.298 1.733 928 15.959

September 15.499 642 1.162 17.303

Oktober 15.244 0 963 16.207

November 11.447 1.378 760 13.585

Desember 12.127 1.192 1.463 14.782

* Keterangan : per jiwa

*Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui tiga pintu masuk pada Januari 2010 mencapai 12.990 orang, mengalami penurunan dibanding yang datang pada bulan Desember 2009 yang mencapai 17.649 orang. Namun jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009, jumlah wisman pada Januari 2010 mengalami peningkatan dari 12.877 menjadi 14.782 orang. Rata-rata lama menginap wisatawan asing dan domestik di hotel berbintang di Sumatera Utara pada bulan Januari 2010 mencapai 1,44 hari. Hal ini berarti lama kunjungan mengalami peningkatan 0,05 hari dibandingkan rata-rata lama menginap tamu pada bulan Desember 2009 (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2010).

Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara adalah salah satu kota yang menjadi tujuan wisata. Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk kegiatan kepariwisataan. Dan hal itu menjadi pendorong perkembangan Kota Medan. Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa dengan bermacam-macam suku, diantaranya Suku Jawa, Suku Melayu dan sub etnik dari Suku Batak seperti Karo, Toba, Pak-pak, Simalungun dan Angkola. Di Medan banyak pula orang keturunan etnis India dan Tionghoa (Wikipedia Medan, 2010).


(11)

Pariwisata Kota Medan juga mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan banyaknya hotel-hotel berbintang di kota ini. Seperti menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, tingkat hunian kamar sejak Desember 2011 hingga Januari 2012 di mencapai 46, 63 persen (Mohammed Bintang, 2012).

Alasan wisatawan untuk mengunjungi Kota Medan antara lain untuk menikmati keadaan alamnya, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, mengunjungi tempat ibadah dan tidak yang tak kalah penting adalah mencicipi kuliner khas Medan. Berwisata ke suatu daerah tidak lengkap rasanya apabila tidak mencicipi kuliner khas daerah tersebut. Dengan kata lain berwisata tidak bisa dipisahkan dari kegiatan makan. Sehingga berwisata selalu bergandengan dengan kuliner.

Medan juga merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sangat terkenal akan kulinernya, dan hal ini merupakan potensi dalam pengembangan kepariwisataan Kota Medan. Keberagaman suku yang tinggal dan hidup di Medan inilah yang membuat Kota Medan memiliki kuliner beragam, unik dan khas. Keunikan, keberagaman, dan kelezatan dari setiap jenis kuliner ini juga menjadi salah satu daya tarik kepariwisataan Kota Medan. Kuliner erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari. Dalam arti, setiap orang pasti memerlukan dan mencari makanan. Kini kuliner merupakan sebuah gaya hidup.

Arti wisata ialah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, bertamasya, dsb). Sedangkan kuliner berarti masakan atau makanan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa wisata kuliner memiliki


(12)

pengertian sebagai pemanfaatan dan penyajian jenis makanan khas untuk mendukung perjalanan wisata. Wisata kuliner merupakan perpaduan menikmati suatu makanan sambil menikmati suasana jalan-jalan, bersantai atau sedang berlibur, sehingga meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat (warung) yang menyediakan makanan khas.

Wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan biasanya tidak hanya ingin mengunjungi objek wisatanya saja, namun lebih dari itu mereka juga ingin mencicipi kuliner khas Medan. Kota Medan terkenal sebagai surga kuliner sehingga tidak jarang pula wisatawan berkunjung ke Kota Medan hanya karena ingin merasakan dan menikmati kulinernya.

Berikut adalah lokasi-lokasi yang menyajikan kuliner khas Medan :

1. Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di LapanganMerdeka Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Lama Medan.

2. Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan puasa (Ramadhan) terletak bersebelahan dengan Mesjid Raya Medan.

3. Kuliner Pagaruyung, masakan India & Indonesia di daerah Kampung Keling (Kampung Madras).

4. Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M. Jhoni, berdekatan dengan Kampus ITM dan UMSU.

5. Amaliun Food Court, terletak di Jalan Amaliun, dekat dengan Yuki Simpang Raya.


(13)

6. Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai kafe yang menawarkan beragam hidangan.

7. Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari. 8. Restoran Tip Top di daerah Kesawan Square.

9. Kuliner Selat Panjang, di jalan Selat Panjang.

10.Ucok Durian, di daerah pringgan jalan Iskandar Muda (Wikipedia Medan, 2010).

Keunikan kuliner khas Medan yang sangat beragam dan terkenal dengan kelezatannya merupakan daya tarik tersendiri bukan hanya bagi wisatawan domestik tetapi juga bagi wisatawan mancanegara.

Keberadaan kuliner khas Medan sebagai salah satu daya tarik yang mendukung kepariwisataan Kota Medan ini sangat menarik untuk diteliti, oleh karenanya penulis akan melihat bagaimana keberadaan kuliner khas Medan dalam mendukung kepariwisataan Kota Medan dengan judul: “EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dianalisis di dalam penelitian ini adalah :

1. Apa saja jenis kuliner khas Medan yang menjadi daya tarik kepariwisataan Kota Medan.


(14)

1.3 TujuanPenelitian

Tujuan penulisan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis kuliner khas Medan yang menjadi daya tarik kepariwisataan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui eksistensi kuliner dalam mendukung kepariwisataan Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari : 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kepariwisataan, khususnya wisata kuliner.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk lebih memperkenalkan potensi kuliner khususnya eksistensinya sebagai penunjang perkembangan kepariwisataan Kota Medan.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.

1.5.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data-data dari beberapa buku yang berkaitan dengan kepariwisataan khususnya wisata kuliner yang sesuai dengan judul kertas karya.


(15)

1.5.2 Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data secara langsung dari lokasi penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara pada pihak-pihak (narasumber) yang memiliki pemahaman tentang kepariwisataan khususnya wisata kuliner Kota Medan.


(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari

berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Secara etimologi, pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempuyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi. Sehingga pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata (tour) yaitu suatu aktifitas perjalanan dari daerah asal ke daerah destinasi dengan alasan bersenang-senang, tidak menghasilkan upah atau biaya, waktunya tidak lama, dan selama di daerah destinasi mendapatkan jasa pelayanan dan kembali lagi ke daerah asal.

Menurut Norval (dalam Muljadi, 2009:8) pariwisata atau tourism adalah

“...the sum total of operations, mainly of an economic nature, which directly relate to theentry, stay and movement of foreigners inside and outside a certain country, city or region...”.


(17)

Menurut McIntosh (dalam Muljadi 2009:8) pariwisata adalah “... a composite of activities, services and industries that delivers a travel experience: transportation, accomodation, eating and drinking establishment, shops, entertainment, activity, and other hospitality service available for individuals or group that are away from home...”.

Hornby mendefinisikan pariwisata sebagai “...a journey in which short stays are made at a number of places and the traveller finally returns to his or her own place...”.

Fennel (Dalam Pitana dan Surya Diarta, 2009:45) mendefinisikan pariwisata adalah “...tourism is defined as the interrelated system that includes tourist and the associated services that are provided and utilised (facilities, attractions, transportation, and the accommodation) to aid in their movement...”.

Hunziker dan Kraft (dalam Kesrul 2003:3) mendefinisikan pariwisata sebagai

“...The totality of relationship and phenomena arising from travel and stay of strangers, provided the stay does not empty the establishment permanent residence and is not correct with a remunerated activity...”. Menurut Kesrul (2003:4) bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan. Artinya, wisata adalah kegiatan di luar kegiatan rutin sehari-hari, seperti bekerja atau sejenisnya.

Menurut Instruksi Presiden No. 19 Tahun 1969, ”Kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup


(18)

yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman”. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990,”Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang ini sehingga orang/wisatawan datang untuk mengunjunginya”. Sedangkan pengertian pariwisata menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 adalah,”Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”. Di lain sisi, WTO (dalam Muljadi 2009:9) mendefinisikan pariwisata sebagai “...the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one concecutive years for leisure, business, and other purposes...”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jangka waktu tertentu, untuk menikmati perjalanan dan di luar kegiatan rutin sehari-hari dengan berbagai fasilitas yang disediakan.

2.2 Pengertian Wisatawan

Karena pariwisata merupakan suatu fenomena yang relatif masih baru maka banyak masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas. Salah satu masalah tersebut adalah mengenai siapa yang dianggap sebagai wisatawan dan siapa yang tidak. Adanya berbagai alasan bagi seseorang untuk pergi ke negara asing, mengakibatkan


(19)

ditetapkannya definisi mengenai wisatawan. Dalam perkembangannya masing-masing negara menggunakan definisi yang berbeda-beda tentang wisatawan.

Definisi yang digunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam organisasi OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menggunakan definisi yang dikeluarkan oleh The Comittee of Statistical Experts of The League of Nations (dalam Erawan,1994:25) yang menyatakan bahwa :

1. Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara lain selain negara di mana dia biasa tinggal, dan dengan periode setidak-tidaknya selama 24 jam.

2. Yang berikut ini adalah yang biasa dianggap sebagai wisatawan :

a. Orang-orang yang bepergian untuk tujuan bersenng-senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dan lain sebagainya.

b. Orang-orang yang bepergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat, misi keagamaan, orang-orang yang bepergian dengan alasan dagang.

c. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam.

3. Yang berikut ini tidak bisa dianggap sebagai wisatawan : a. Orang-orang yang dating baik dengan dasar kontrak

maupun tidak, untuk mencari kerja atau yang bekerja pada suatu aktivitas usaha di negara tersebut.

b. Orang-orang lain yang dating untuk menetap menjadi penduduk di negara tersebut.

Pada tahun 1967 suatu kelompok ahli mengenai perjalanan internasional yang dikumpulkan oleh “Komisi Satistik Perserikatan Bangsa-Bangsa”menyarankan untuk menggunakan definisi mengenai pengunjung (visitor) yang pertama-tama dipertimbangkan dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perjalanan internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963. Dalam definisi ini istilah pengunjung untuk tujuan statistik dinyatakan sebagai berikut, ”visitor adalah setiap


(20)

orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang menguntungkan di negara yang dikunjungi”.

Definisi yang dinyatakan di dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai pengunjung (visitor) mencakup (dalam Erawan,1994:26) :

1. Pelancong (excursionist) adalah seorang visitor yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi.

2. Wisatawan (tourist) adalah visitor yang tinggal paling sedikit selama 24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanannya itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Menggunakan waktu luang yakni rekreasi, liburan, kesehatan, studi, olah raga dan keagamaan.

b. Dagang, keluarga, misi dan pertemuan.

Instruksi Presiden Republik Indonesia No.9 Tahun 1969 (dalam Soekadijo 1997:17) tertulis dalam Bab I pasal 1, bahwa “wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Defenisi ini sifatnya konseptual, tidak operasional. Ada kejanggalan bahwa juga disebutkan “dengan menikmati kunjungan dan perjalanan itu”.

Definisi pengunjung (visitor) (dalam Muljadi 2009:10) menurut The Internasional Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO) adalah:...any person who travels to a country other than that in which she/he has his/her usual residence but outside his/her usual environment for a period not exceeding 12 months and whose main purpose of visit is other than the the exercise of an activity renumerated from within the country visited...”.


(21)

Norval (dalam Soekadijo 1997:13), mendefinisikan wisatawan sebagai berikut, ”adalah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya bukan untuk menetap atau untuk bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara di mana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat”.

Pada perkembangan selanjutnya, dua lembaga internasional, yaitu Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komisi Fasilitas Internasional Civil Aviation Organization (ICAO), tidak dapat menerima batasan pengertian dari Liga Bangsa-Bangsa tersebut dan menyiapkan batasan arti sendiri. Batasan pengertian tourist yang diambil dalam konvensi PBB tahun 1954 dan diratifikasi oleh lebih dari 70 negara (dalam Muljadi 2009:10) ialah “...setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan lain untuk bermigrasi dan yang tinggal paling sedikit 24 jam, serta paling lama 6 bulan dalam tahun yang sama...”.

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (dalam Muljadi 2009:12), pengertian wisatawan masih sama dengan pengertian pada undang-undang sebelumnya, sedangkan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, “wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan wisata adalah


(22)

kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata”.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wistawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata dalam jangka waktu tertentu dan bersifat sementara.

2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya wisata adalah suatu bentukan dan aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Misalnya penyediaan aksesibilitas atas fasilitas. Oleh karena itu suatu daya tarik dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

Objek daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivation

dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya.

Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan, jika di suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata.


(23)

Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam system klasisfikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi (dalam Happy, 2002:78) :

1. Daya tarik alam 2. Daya tarik budaya

3. Daya tarik buatan manusia

Walaupun demikian ada yang membagi jenis objek dan daya tarik wisata ini ke dalam dua kategori saja, yaitu :

1. Objek dan daya tarik wisata alam

2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya.

Dari uraian di atas maka ditarik kesimpulan bahawa objek dan daya tarik wisata adalah suatu unsur penting dalam pengembangan kepariwisataan karena mampu menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke daerah tersebut.

2.4 Pengertian Produk Wisata

Menurut Muljadi (2009:46) mendefinisikan produk wisata adalah suatu bentukan yang nyata dan tidak nyata, dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi yang melakukan perjalanan tersebut.

Suwantoro (1997:49), berpendapat: “...produk wisata merupakan keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia


(24)

meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula...”.

Ciri-ciri suatu produk wisata (Suwantoro,1997:48) adalah : 1. Hasil atau produk wisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu

dalam penjualannya tidak mungkin produk itu dibawa kepada konsumen, sebaliknya konsumen (wisatawan) yang harus dibawa ketempat dimana produk itu dihasilkan.

2. Produksi dan konsumsi terjadi pada tempat dan saat yang sama. Tanpa adanya konsumen yang membeli produk/jasa maka tidak akan terjadi produksi.

3. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi menggunakan standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria tertentu.

4. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.

5. Hasil atau produk wisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan hanya sedikit yang mempergunakan mesin.

6. Produk wisata merupakan usaha yang mengandung risiko besar.

Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari beberapa jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial / psikologis) dan jasa alam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam produk pariwisata (dalam Happy, 2002:113) :

a. Kualitas, dalam arti memenuhi persyaratan yang dikehendaki dan merupakan pengharapan konsumen atas produk.

b. Value atau nilai produk, sejauh mana kegunaan produk tersebut bagi konsumen. Nilai produk ini juga dapat tercermin dalam harga secara langsung atau tidak langsung.

c. Variasi produk, jangan sampai hal ini menjadi konflik yang sering kali terjadi antara fungsi marketing (terutama untuk perluasan pasar dengan mempertinggi produksi) dengan pihak pelaksana, dimana pihak ini ingin memaksimalkan efisiensi proses produksi untuk memenuhi permintaan konsumen dengan tepat.


(25)

Dari beberapa pengertian di atas maka ditarik kesimpulan bahwa produk wisata adalah keseluruhan pelayanan yang di dapat wisatawan selama melakukan perjalanan wisata.

2.5Pengertian Industri Pariwisata

Dalam buku Pengantar Pariwisata Indonesia yang diterjemahkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata (1976:40-41) disebutkan antara lain bahwa : kata “industri” mengandung pengertian suatu rangkaian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang atau produk tertentu. Produk wisata sebenarnya bukan merupakan suatu produk nyata, melainkan rangkaian jasa-barang yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga segi-segi yang bersifat social dan psikologi serta alam. Jasa-jasa yang diusahakan oleh berbagai perusahaan itu terkait menjadi suatu produk wisata. Sebagai industri, maka rangkaian perusahaan yang biasa merupakan unsur industri pariwisata ialah : perusahaan-perusahaan penginapan, angkutan wisata, biro perjalanan, restoran dan perusahaan liburan (dalam Erawan, 1994:28).

Industri pariwisata atau sektor pariwisata bukan merupakan suatu sektor ekonomi tertentu atau bukan merupakan cabang produksi tertentu. Adapun barang-barang dan jasa-jasa yang diperhitungkan dalam pariwisata berasal dari beberapa sektor, dan ini memenuhi permintaan wisatawan asing maupun dalam negeri. Selama tidak ada konsep yang formal tentang sektor pariwisata yang dapat dikembangkan lebih lanjut, maka istilah tersebut digunakan untuk menyatakan secara luas terhadap


(26)

kelompok industri dan aktivitas komersial yang memprodusir barang-barang dan jasa-jasa yang sebagian atas seluruhnya dikonsumsi oleh wisatawan asing maupun dalam negeri (United Nations Conference On Trade and Development, 1971:4).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata adalah perusahaan yang menghasilkan produk barang dan jasa dalam hal melayani kebutuhan wisatawan.

2.6 Pengertian Sarana dan Prasarana Parwisata 2.6.1 Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan.

Sarana kepariwisataan terdiri dari 3 jenis yaitu,

a. Sarana Pokok Kepariwisataan, adalah perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada lalu lintas wisatawan dan travellers lainnya. Adapun perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

1) Perusahaan-perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan perjalanan wisatawan. Di dalam literatur kepariwisataan “Receptive Tourist Plant”. Yang dimaksudkan dengan “Receptive Tourist Plant” ialah perusahaan-perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour, sightseeing bagi wisatawan, seperti: Travel Agent, Tour Operator, Tourist Transportation (tourist bus, taxi, coach bus, rent-a-car, dan sebagainya)


(27)

2) Perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan di daerah tujuan kemana wisatawan pergi.

Dalam isitilah kepariwisataan perusahaan ini biasa disebut dengan

“Residential Tourist Plant”. Yang dimaksudkan dengan “Residential Tourist Plant” adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di daerah tujuan misalnya: Hotel, Motel, Youth Hostel, Cottages, Camping Areas, Caravaning Taverns, dan sebagainya dan Catering Establishment, seperti: Bar dan Restaurant, Coffee Shop, Cafetaria, Grill-Room, Self Service, dan sebagainya. Dapat pula ditambahkan di sini kantor-kantor pemerintah seperti: Tourist Information Center, Government Tourist Office dan Tourist Association dapat pula dimasukkan ke dalam kelompok ini karena mereka juga memberikan pelayanan kepada wisatawan yang datang walaupun tidak langsung.

b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan, adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Dalam literatur kepariwisataan dikenal dengan istilah “recreative and sportive plant” seperti ski, golf, course, tennis court, swimming pool, boating facilities, hunting safari dengan segala perlengkapannya.


(28)

c. Sarana Penunjang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan sarana pendukung kepariwisataan (dalam Yoeti 1996:10) adalah sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas yang diperlukan wisatawan (khususnya business tourist), yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap, tetapi fungsinya lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya tersebut. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah nigh club, steambath, casino, souvenir shop, bioskop, opera.

2.6.2 Prasarana Pariwisata

Prasarana (dalam Yoeti, 1996:10) adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam pengertian di atas yang termasuk dalam prasarana adalah:

a. Prasarana Umum (General Infrastructure), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya adalah: sistem penyediaan air, pembangkit tenaga lisitrik, jaringan jalan raya dan jembatan, airport, pelabuhan laut, terminal, telekomunikasi dan stasiun, kapal tambang (Ferry), kereta api, dan lain-lain.

b. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak. Termasuk dalam kelompok ini adalah: rumah sakit, apotek, bank, kantor pos, pompa bensin, administration


(29)

offices (pemerintahan umum, polisi, pengadilan, badan-badan legislatif, dan lain sebagainya).

Dalam pengembangan sebuah objek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu objek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar objek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.

Muljadi (2009:13) menerangkan tentang pengertian prasarana dan sarana kepariwisataan sebagai berikut:

1. Sarana Kepariwisataan

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan kelangsungan hidupnya, tergantung dari wisatawan yang datang. Jenis-jenis sarana pokok pariwisata antara lain adalah:

a. Perusahaan perjalanan (Travel Agent atau Biro Perjalanan Wisata) b. Perusahaan angkutan wisata

c. Perusahaan akomodasi

d. Perusahaan makanan dan minuman e. Perusahaan daya tarik wisata dan hiburan f. Perusahaan cinderamata atau art shops


(30)

2. Prasarana Kepariwisataan, adalah semua fasilitas yang mendukung agar sarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan guna memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam, antara lain:

a. Prasarana perhubungan, seperti jaringan jalan raya dan jaringan rel kereta api, bandara (airport), pelabuhan laut (sea-port), terminal angkutan darat dan stasiun kereta api.

b. Instalasi tenaga listrik dan instalasi penjernihan air bersih.

c. Sistem pengairan untuk keperluan pertanian, peternakan, dan perkebunan. d. Sistem perbankan dan moneter.

e. Sistem telekomunikasi, seperti telepon, internet, pos, televisi, dan radio. f. Pelayanan kesehatan dan keamanan.

Bagi wisatawan, sebenarnya dengan tersedianya sarana pariwisata di atas belum sepenuhnya dianggap mencukupi kebutuhannya, sehingga perlu adanya industri lain sebagai industri pendukung antara lain bank/ATM, money changer, kantor pos, rumah sakit, warung telepon, supermarket, fasilitas umum, dan lain-lain.

2.7 Wisata Kuliner

Berikut adalah uraian dari pengertian dari wisata dan kuliner. Pengertian Wisata :

1. Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 9, Tahun 1990 Bab I Pasal1: “Wisata adalah kegiatan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.


(31)

Jadi pengertian wisata tersebut mengandung empat unsur, yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata”.

2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1994:1130) Wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, besenang-senang, dan sebagainya).

Pengertian Kuliner :

Menurut Kamus Inggris-Indonesia (1990:159)

Kuliner merupakan hal yang berhubungan dengan dapur atau masakan.

Wisata kuliner merupakan jenis wisata yang relatif baru di dunia industri pariwisata. Hal ini terlihat dari perkembangan jenis wisata ini yang baru dimulai pada tahun 2001. Erik Wolf adalah seorang Presiden Ikatan Wisata Kuliner Internasionalyang mengesahkan lahirnya ikatan tersebut yang bernama International Culinary Tourism Association. Sepanjang tahun 2001, perakademian pariwisata di seluruh dunia mengadakan penelitian yang lebih serius akan wisata kuliner. Seorang peneliti Lucy Long, dari Universitas Bowling Green di Ohio (USA) yang pertama kali mencetuskan kata-kata wisata kuliner di tahun 1998.

Wisata kuliner dapat diartikan sebagai suatu pencarian akan pengalaman kuliner yang unik dan selalu terkenang dengan beragam jenis, yang sering dinikmati dalam setiap perjalanan , akan tetapi bisa juga kita menjadi wisatawan kuliner di rumah sendiri. (Culinary Tourism is defined as the pursuit of unique and memorable culinary experience of all kinds, often while travelling, but one can also be a culinary tourist at home) (Lucy Long,1998).


(32)

Dalam arti luas, wisata kuliner didefinisikan sebagai mengejar pengalaman kuliner unik dan mudah diingat dari segala jenis makanan, sering dilakukan ketika bepergian, tapi juga bisa menjadi wisata kuliner di rumah.


(33)

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

3.1 Letak Geografis Kota Medan

Letak Kota Medan memang strategis. Keberadaan Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat.

Sebagai sebuah kota, Medan mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusatjasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3°30'-3°43' Lintang Utara dan 98°35'-98°44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut.


(34)

Batas-batas wilayah Medan :

1. Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka 2. Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang

3. Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang 4. Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang

Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut.

Secara geografis, Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata berkisar antara 84-85 persen. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 104,3 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2001 rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 226,0 mm (menurut Stasiun Sampali) dan 299,5 mm pada Stasiun Polonia.


(35)

Kota Medan juga dilintasi beberapa sungai. Paling tidak ada 7 (tujuh) sungai yang melintasinya, yaitu :

1. Sungai Belawan 2. Sungai Badra 3. Sungai Sikambing 4. Sungai Putih 5. Sungai Babura 6. Sungai Deli

7. Sungai Sulang-Saling/Sei Kera

3.2 Kepariwisataan Kota Medan

Ada banyak jenis wisata yang di suguhkan di Medan, antara lain yaitu : 3.2.1 Wisata Sejarah :

1. Istana Maimoon Medan

Istana Maimoon disebut juga Istana Kesultanan Deli, dibangun oleh Sultan Makmun Al-Rasyid tahun 1888. Istana ini sudah telah pernah direnovasi (mengalami perbaikan). Istana ini masih tetap dimiliki oleh Sultan dan keluarganya. Pada masa lalu menurut Sejarah Kesultanan Deli, Istana Maimoon adalah jendela untuk masuk kemasa kejayaan kerajaan.

2. Rumah Tjong A Fie

Rumah peninggalan seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di


(36)

Sumatera, Indonesia. Tjong A Fie membangun bisnis besar yang memiliki lebih dari 10.000 orang karyawan. Karena kesuksesannya tersebut, Tjong A Fie dekat dengan para kaum terpandang di Medan, di antaranya Sultan Deli, Makmun Al Rasjid serta pejabat-pejabat kolonial Belanda.

3. Menara Tirtanadi

Menara air ini dulunya milik pemerintahan kolonial Belanda yang bernama NV.Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berdiri pada tahun 1905. Menara Air ini selesai dibangun pada tahun 1908 dan sekarang sudah menjadi milik PDAM Tirtanadi. Fungsinya untuk mensuplai kebutuhan air bersih para penduduk yang sampai sekarang masih tetap digunakan. Selain itu, menara air ini dulunya berfungsi juga sebagai Landmark Kota Medan.

4. Kantor Pos Lama

Kantor Pos & Giro yang letaknya berada di persimpangan Jl. Balai Kota tepatnya menghadap ke lapangan merdeka medan (dulunya disebut esplanade) merupakan bangunan sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda. Fungsi bangunan yang tidak berubah dari dulu yaitu sebagai jasa pengiriman surat dan pengiriman lain sangat menopang dan menjadi fungsi yang fundamental untuk masyarakat Kota Medan.

5. Gedung London Sumatera

Gedung London Sumatera yang berada di Kota Medan telah dibangun sejak tahun 1906 yang berfungsi sebagai kantor perusahaan perkebunan milik Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berpusat di London.


(37)

Desain arsitekturnya menampakkan gaya transisi yang mirip dengan rumah-rumah di London.

3.2.2 Wisata Bangunan : 1. Museum Sumatera Utara

Museum Daerah Sumatera Utara terletak sekitar 1 km dari jalan utama. Diresmikan pada bulan April 1982 oleh Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan. Yang mana merupakan salah satu cara untuk melestarikan seni budaya Sumatera Utara. 2. Museum Militer Bukit Barisan

Terletak dijalan Zainul Arifin.Museum ini mempunyai koleksi senjata, yang dipergunakan pada waktu perang kemerdekaan.

3.2.3 Wisata Cagar Alam : 1. Taman Buaya

Taman Buaya ini merupakan taman terbesar di Indonesia, dimana buaya-buaya tersebut hidup dan berkembang biak hingga saat ini. Terletak di daerah Asam Kumbang, kira-kira 5 km dari pusat kota. Banyak dikunjungi oleh turis luar negeri maupun dalam negeri. Kuantitas buaya-buaya ini telah mencapai 1.500 dengan berbagai umur dan ukuran.


(38)

2. Kebun Binatang

Kebun binatang di Kota Medan ini sangat banyak pengunjungnya dimana terdapat banyak binatang. Kebun binatang ini juga digunakan sebagai tempat penelitian hewan-hewan yang ada di tempat tersebut.

3.2.4 Wisata Belanja: 1. Pajak Ikan Lama

Keberadaan pasar Ikan tak lepas dari perkembangan sejarah Kota Medan. Pada zaman kolonial, wilayah Kesawan merupakan pusat perdaganan di Sumut yang lambat laun mulai merambah menjadi wilayah pemerintahan. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, menyusul putusnya hubungan transportasi nelayan dari Belawan ke Medan karena Sungai Deli tak mungkin lagi dilayari, Pasar Ikan Lama akhirnya berubah fungsi menjadi pusat penjualan bahan kain dan berjalan sampai sekarang.

3.2.5 Wisata Pilgrim:

1. Mesjid Agung (Mesjid Raya) Medan

Mesjid Agung atau disebut juga Mesjid Raya merupakan salah satu mesjid terbesar dan terindah di Indonesia. Dibangun tahun 1906 oleh Sultan Makmun Al-Rasyid dan berdiri hanya 200 m dari Istana Maimoon. Mesjid ini, dengan gaya arsitektur yang diinspirasi dari gaya Moorish adalah yang terbesar. Dimana dengan seni arsitektur yang berasal dari Arab.


(39)

2. Graha Maria Annai Velangkanni

Graha Maria Annai Velangkani, gereja yang menjadi objek wisata terletak di sekitar daerah Tanjung Selamat, Medan. Gereja ini mengandung cerita di balik proses pembangunannya dan sangat menarik jika dikunjungi. Anda akan dipandu oleh biarawati atau pun langsung oleh pasturnya, Pastur James.

3. Kuil Shri Mariamman

Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua di Kota Medan, Indonesia. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 untuk memuja dewi Kali. Kuil ini terletak di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Keling.

4. Vihara Gunung Timur

Vihara Gunung Timur adalah kelenteng Tionghoa (Taoisme) yang terbesar di Kota Medan, Indonesia dan mungkin juga di pulau Sumatra. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1930-an. Vihara Gunung Timur ini terletak di Jalan Hang Tuah, sekitar 500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada di sisi Sungai Babura.

Selain jenis-jenis wisata di atas, perkembangan hotel-hotel berbintang di Medan juga semakin berkembang pesat. Dilihat dari semakin banyaknya hotel-hotel berbintang yang di bangun di Medan. Daftar hotel-hotel berbintang di Medan adalah sebagai berikut :

- Grand Angkasa International Hotel, Jalan Sutomo No.1 - Danau Toba International Hotel, Jalan Imam Bonjol No.17 - JW Marriott, Jalan Putri Hijau No.10


(40)

- Grand Aston City Hall, Jalan Balai Kota No.1 - Grand Swissbell Hotel, Jalan S.Parman No.217

- The Aryaduta Hotel, Jalan Kapten Maulana Lubis No.8 - Hotel Citi International, Jalan Sunyatsen No.77

- Santika Premiere Dyandra Hotel, Jalan Kapten Maulana Lubis No.7 - Hotel Deli River, Jalan Raya Namoramber No.129

- Garuda Plaza Hotel, Jalan Sisimangaraja No.18 - Dharma Deli Inn, Jalan Putri Hijau No. 2 - Grand Delta Hotel, Jalan Juamda No. 3c

- Asean International Hotel, Jalan Adam Malik No. 5 - Hotel Soechi International, Jalan Cirebon No. 76a - Hotel Tiara Medan, Jalan Cut Mutia

3.3 Wisata Kuliner Kota Medan

Bicara tentang kuliner, Medan tidak perlu di ragukan lagi. Setiap suku di Medan memiliki masakan khas masing-masing sehingga makanan yang di sajikan di Medan sangat beragam dan tidak jarang masakan tersebut mengundang rasa penasaran wisatawan. Setidaknya ada enam aliran kuliner besar di Medan yaitu : Aceh, Minang, Melayu, Tionghoa, dan India dan tidak ketinggalan sub etnik dari Batak.


(41)

Berikut uraian macam-macam restoran dan rumah makan yang menyediakan kuliner Medan :

1. Restoran Garuda

Salah satu restoran minang-melayu yang paling besar dan melegenda di Medan adalah Restoran Garuda. Makanan yang di sajikan sudah mengalami modifikasi rasa namun tetap khas. Pemilik restoran ini adalah H. Zulhelfi,SE dan berdiri sejak 9 Oktober 1976, yang diawali di Jalan Pemuda No. 20. Namun sekarang restoran ini hanya buka 2 cabang yaitu di Jalan Gajah Mada No. 8 dan Jalan Adam Malik No. 14. Salah satu menu andalan restoran ini adalah rendang.

2. Restoran Cahaya Baru

Komunitas India termasuk salah satu pilar masyarakat Medan. Mereka memiliki kampung sendiri yang di kenal dengan Kampung Madras (Kampung Keling). Salah satu restoran yang menjual makanan khas India adalah Restoran Cahaya Baru. Restoran ini sudah berusia 10 tahun dan restoran ini didirikan oleh pasangan suami istri, Antoni dan Yakoba. Makanan yang menjadi andalan di resoran ini adalah kari yang terdiri dari kari ayam dan kari kambing. Restoran ini terletak di Jalan Teuku cik Di Tiro No. 12/16.

3. Restoran Sheraton

Untuk merayakan peristiwa istimewa, sebut saja Imlek, acara makan bersama keluarga, Sheraton Restoran menjadi pilihan warga Kota Medan. Berbagai jenis menu


(42)

kebesaran khas Cina ada di tempat ini.Sheraton didirikan pada tahun 1984 oleh Hendry A.J. Awalnya Sheraton bertempat di Jalan Orion, samping Medan Plaza, namun sekarang restoran ini bertempat di Jalan Gajah Mada. Menu andalan restoran ini adalah kepiting saus pedas.

4. Rumah makan On Do

Nama On Do yang dijadikan merek rumah makan ini berasal dari bahasa Batak Toba yang artinya “Inilah!”. On Do didirikan tahun 2006 oleh Melissa dan bertempat di Jalan Pabrik Tenun No.45. Terkenal dengan babi panggang yang dinikmati dengan sambalnya yang terbuat dari andaliman, saksang yang dimasak dengan darah, dan tidak ketinggalan ikan mas arsik.

5. Rumah Makan Nasrul Sibolga

Rumah makan ini sudah ada sejak tahun 1988, pemiliknya adalah Abdul Latif dan bertempat di jalan SM. Raja No.86 A. Terkenal dengan panggang geleng, panggang pacak, gulai ikan sale, sambal teri, arsik dan sayur daun ubi tumbuk. Rumah Makan Nasrul Sibolga membawa cita rasa santapan khas Mandailing Pesisir.

6. Rumah Makan Mari Kena

Nama rumah makan ini diambil dari bahasa Karo yang berarti “mari kemari”. Rumah makan ini dirintis oleh Hj. Siti Fatimah Br Sembiring sejak tahun 1960 dan


(43)

bertempat di Jalan Letjend Jamin Ginting No. 94. Menu andalan di rumah makan ini adalah gulai ikan mas, gulai ikan lele, dan gulai ayam kampung.

7. Sop Sumsum Langsa

Di Rumah Makan Sop Sumsum Langsa, kita ditawari cara makan sup yang berbeda dari umumnya sup. Sepotong kaki sapi dihadirkan dalam posisi tulang ke atas lalu sumsum sapi tersebut dengan menggunakan sedotan. Cara menikmati yang unik ini langsung menjadi ciri khas Rumah Makan Sop Sumsum Langsa. Rumah makan ini didirikan oleh Lukman Hakim pada tahun 1990 dan bertempat di Jalan Yos Sudarso No. 73 Glugur.

8. Rumah Makan Padang Sidempuan

Sesuai dengan namanya, Rumah Makan Padang Sidempuan, maka yang dijual adalah aneka makana khas Tapanuli Selatan. Didirikan tahun 1987 oleh suami isteri, Alm Mahidin Lubis dan Nurhatimah. Terkenal dengan ikan sale (ikan yang diasapkan), kemudian dimasak dengan aneka rasa. Rumah makan ini bertempat di Jalan SM. Raja. Simpang Marendal dan di Simpang Jalan Sei Belutu.

9. Rumah Makan Sup Sipirok

Rumah makan ini menyediakan makan khas Sipirok yaitu dengan menu andalan sup kerbau. Rumah makan ini didirikan oleh Yusniar pada tahun 2003 dan bertempat di Jalan Sunggal.


(44)

10. Warung Etek

Warung Etek merupakan rumah makan yang menyajikan makanan khas minang. Didirikan oleh Pak Udin dan sudah berdiri selama 28 tahun. Menu andalan di rumah makan ini adalah gulai kepala ikan, gulai kikil, kari kambing, dan sambal hijau. Restoran ini berada di Simpang Erlangga.

Demikian uraian beberapa wisata kuliner yang dapat dikunjungi di Kota Medan. Keberagaman kuliner yang dimiliki oleh masyarakat Kota Medan secara sederhana dapat dilihat sebagai produk-produk makanan yang memanifestasikan keberagaman masyarakat Kota Medan. Bahkan, keberagaman produk-produk makanan ini dapat dilihat sebagai representasi dari heterogenitas dan pluralisme masyarakat Kota Medan. James Danandjaja menyatakan keberadaan produk-produk makanan yang diciptakan manusia sebagai bagian dari kebudayaan manusia itu sendiri.


(45)

BAB IV

EKSISTENSI KULINER DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN KOTA MEDAN

4.1 Jenis-jenis Kuliner Yang Mendukung Kepariwisataan Kota Medan

Keberadaan produk-produk makanan sebagai bagian dari sebuah kebudayaan pada masyarakat Kota Medan terimplementasi pada beragamnya jenis-jenis produk makanan yang dimiliki. Sebagai analogi, Kota Medan yang dihuni oleh etnis Minang, Aceh, Melayu, sub etnik dari Batak, dan Tionghoa akan menghasilkan produk-produk makanan seperti Gulai Kepala Kakap (Minang), Sop Sumsum Langsa (Aceh), Sembam Ikan (Melayu), Kidu-kidu (Karo), dan Cap Cai (Tionghoa).

Berikut jenis-jenis kuliner yang mendukung kepariwisataan Kota Medan : 1. Sup Kambing Kumango

Sesuai dengan namanya, Sup Kambing Kumango hanya menyuguhi menu sup yang terbuat dari kambing. Ada sup kepala kambing, sup kaki dan juga sup daging. Sup kambing ini tampak unik dengan kuahnya yang keruh dari hasil parutan wortel. Namanya Sup Kambing Kumango karena letaknya berada di Jalan Kumango (Jln. Ahmad Yani IV). Usaha Sup Kambing Kumango ini didiikan oleh almarhum Tresno, dan setelah itu dilanjutkan oleh ketiga puteranya, yakni Sony, Roi, dan Gafur. Warung ini hanya buka pada malam hari.


(46)

2. Mie Aceh Titi Bobrok

Dari ratusan pedagang mie Aceh, Mie Aceh Titi Bobrok adalah kedai mie Aceh yang paling tua yang pertama kali memeperkenalkan Mie Aceh ke Kota Medan. Di tempat ini, Mie Aceh diolah dengan beragam rasa, standarnya adalah Mie Aceh Daging, Mie Aceh Seafood yaitu dengan campuran udang, cumi-cumi dan kepiting, dan juga ada bihun yang diolah dengan bumbu khas Aceh. Warung ini didirikan oleh Fuadi Yusup. Kedai ini berada di jalan Setia Budi.

3. Mie Rebus Perdana

Panganan mie hampir ada di setiap etnis. Di kalangan masyarakat Melayu, mie rebus cukup populer. Warung mie rebus yang paling terkenal di Kota Medan adalah Mie Rebus Perdana. Bahan yang digunakan untuk membuat mie rebus ini adalah mie kuning biasa, dan yang membuat istimewa adalah kuahnya. Kuah terbuat dari bumbu-bumbu, antara lain bawang merah, bawang putih, gula merah dan udang. Mie rebus ini juga dilengkapi toge, telur rebus, daun sup, bawang goreng, dan jeruk nipis. Warung ini didirikan oleh Ismail dan berada di Jalan Perdana. Warung ini buka pada jam makan siang.

4. Kwetiau Kerang

Kwetiau Kerang adalah salah satu warung penjual kwetiau khas menu Tionghoa yang paling lama di Medan. Kwetiau kerang termasuk kwetiau seafood, dimasak dengan udang, cumi-cumi dan bakso ikan, dan dilengkapi dengan kerang. Kerang yang digunakan adalah jenis kerang batu. Dirintis sejak tahun 1973 oleh Njo


(47)

Nja dan terkenal karena menggunakan seafood. Warung ini berada di JalanS.Parman No. 22.

5. Martabak Gapa

Martabak Gapa adalah jenis martabak khas India. Martabak ini memiliki rasa yang khas karena lebih tebal dan padat dengan sayuran. Martabak ini dinikmati dengan kuah kari dan acar. Martabak Gapa yang berada di Komplek Bengkel Gapa Jalan S. Parman ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Selain menjual martabak, di sini juga tersedia roti cane. Perintis dan pemiliknya adalah Ayau, pria keturunan India Tamil.

6. Bika Ambon

Bika Ambon adalah salah satu kuliner khas Medan yang populer dijadikan buah tangan bagi wisarawan yang berkujung ke Medan. Pusat penjualan bika ambon berada di Jalan Mojopahit. Dan salah satu toko bika ambon yang terkenal adalah Zulaikha. Tak bias dipungkiri bahwa Bika Ambon Zulaikha sangat fenomenal hingga saat ini. Padahal Zulaikha termasuk pemain baru, dibandingkan gerai bika ambon lainnya yang berderet di Jalan Mojopahit. Rahasia Bika Ambon Zulaikha lebih diminati dibanding bika ambon lainnya adalah air nira yang difermentasi.

7. Risol Gogo

Risol Gogo merupakan sejenis makanan ringan atau kue basah, dan juga merupakan salah satu oleh-oleh khas Medan. Yang membuat Risol Gogo berbeda dengan risol lainnya adalah kulitnya yang tipis dan digoreng dengan tepung panir yang lebih halus. Yang sangat khas adalah isi risol yang diisi dengan sayuran seperti


(48)

buncis, kentang, wortel yang sudah halus dan lunak. Selain sayuran, ada juga daging ayam dan krim susu yang membuat risol jadi kaya rasa. Gogo di produksi sejak tahun 1981 oleh Juliani Chandra. Risol ini merupakan perkawinan resep Belanda dan bumbu dalam negeri. Risol Gogo dapat ditemukan di Jalan Mojopahit No. 53.

8. Durian Ucok

Jika berkunjung ke Medan tidak sah jika tidak mencicipi durian Medan. Salah satu tempat yang pas untuk menikmati durian Medan adalah Ucok Durian. Setiap malam selalu berlangsung pesta durian di tempat ini. Durian yang dijual di tempat ini adalah Durian Bahorok. Ucok Durian berada di Jalan Iskandar Muda (Pringgan). 9. Pancake Durian Mei Cin

Medan sudah terkenal dengan duriannya. Agar bisa berkembang, durian dapat diolah menjadi suatu penganan dan salah satunya adalah pancake durian. Salah satu usaha rumahan pancake durian yang layak dipilih adalah pancake durian Mei Cin yang berada di Jalan Ketapang. Usaha yang dirintis Mei Cin ini sudah berjalan 4 tahun. Pancake Durian Mei Cin terkenal dengan kulitnya yang tipis dan lembut. Pancake Durian Mei Cin memiliki karakteristik kulit tipis berwarna kuning segar, isi dalamnya lumayan padat, pada saat digigit terasa empuk.

10. Bananas

Pisang goreng adalah salah satu snack yang cukup merakyat dan umumnya diolah begitu saja. Tetapi Bananas sebuah gerai pisang goreng berada di areal parkir Millenium Plaza mengkreasikan pisang goreng dalam aneka rupa dan rasa, pendirinya adalah Gustav. Gustav mengkreasikan pisang goreng menjadi pisang crispy seperti


(49)

pisang satai dan pisang bulat, kemudian pisang tersebut diberi aneka rasa, yaitu rasa coklat, keju, pedas manis, orange, pandan, nanas, atau stroberri.

11. Mie Sup Sugeng

Warung ini berada di Jalan Sei Petani, dan buka pada pukul 14.00. Sawi menjadi ciri khas mie sup ini. Tampilan mie sup buatan Sugeng sangat khas. Sepintas tampilannya mirip soto jogja atau soto Madura. Isinya terdiri dari bihun dengan campuran kol, toge, sawi dan ayam suwir. Kuah sup ini merupakan hasil dari rebusan ayam, dan sari pati ayam dijadikan sebagai penyedap rasa. Sayuran yang digunakan pun harus sayuran yang masih segar. Bumbu pembuat kuah adalah terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, merica dan sedikit kayu manis.

12. Laksa

Bagi masyarakat umum, laksa memang belum sepopuler mie biasa. Laksa adalah mie ala Penang. Di kota Medan, laksa juga bias dihitung dengan jari. Namun ada salah satu warung makan yang menyediakan laksa di bilangan JalanYose Rizal No. 80 A Medan. Mie Laksa terbuat dari tepung beras, dan kuah laksa terbuat dari kaldu dan kuah ikan selar. Bahan pokok lainnya yang dimasukkan ke dalam kuah laksa adalah sayur kencong, daun ketumbar, dan daun mint serta daun jem hong. 13. Lontong Kak Lin

Bicara soal lontong di Medan tak bias lepas dari Lontong Kak Lin yang berada di Kampung Madras (Jalan Cik Ditiro). Warung makan ini terkenal dengan lontong bumbu pecal. Tersedia juga sambal teri yang sudah dibungkus untuk dijadikan oleh-oleh. Usaha ini didirikan oleh Nuzulina sejak tahun 1994. Jenis


(50)

lontong yang dijual adalah lontong sayur dan lontong bumbu pecal. Seporsi lontong pecal terdiri atas nasi lontong yang disiram saus kacang. Aroma kencur dan pedas lumayan terasa. Bagi yang tidak menyukai rasa lemak dan suka pedas bisa memilih lontong sayur, bahan utamanya tetap nasi lontong, kemudian disiram kuah sayur nangka dan kacang panjang.

14. Asam Segar Gulai Ikan Ajo

Warung Nasi Ajo menjajakan menu khas dari Padangpariaman. Meski bangunannya sederhana, namun warung ini penuh saat makan siang. Sekitar 70% pelanggannya adalah etnis Tionghoa. Jika ingin merasakan menu masakan khas Padangpariaman, cobalah sampade. Ini makanan yang berbahan baku ikan tongkol. Rasanya pedas tapi segar, tanpa santan. Bumbunya merupakan campuran dari cabai merah, bawang merah, bawang putih dan kemiri. Sambal cabai di warung ini juga khas. Warung ini berada di simpang Jalan Besi.

15. Kari Bihun RM Tabona

Jenis makanan yang populer di rumah makan ini adalah kari bihun, ada dua jenis kari bihun yang diminati yaitu kari bihun sapi dan kari bihun ayam. Kari bihun yang disuguhkan menggunakan ayam kampung sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Bahan pokok kuah kari bihun ini adalah santan, kemudian dipadukan dengan bumbu lainnya seperti jintan, ketumbar, kayu manis, serai, dan lainnya. Rumah makan ini berada di Jalan Mangkubumi No.17.


(51)

16. Soto Sinar Pagi

Soto Sinar Pagi adalah termasuk salah satu tempat sarapan langganan Sofyan Tan, tokoh pembauran di Medan. Sofyan Tan punya pandangan tersendiri terhadap Soto Sinar Pagi. “Ini soto murni khas Medan, bumbunya kuat, pengaruh Melayu,

taste terasa hidup”, komentarnya. Tampilan dan rasa soto Sinar Pagi cukup khas yaitu bersantan dan potongan daging. Bumbu terasa kuat, aroma kunyit, kapulaga terasa hidup, menusuk hidung dan menggugah selera. Beberapa jenis soto yang dijual di warung ini adalah soto daging, soto babat, usus limfa dan juga tersedia soto ayam yang terdiri atas daging ayam plus rempela. Warung makan ini berada di Jalan Sei Deli.

17. Kedai Belut

Kedai ini menyediakan menu serba belut. Ada belut goreng, belut masak cabai hijau, dan belut sambal merah. Pemilik warung makan ini bernama Sherly. Per harinya Sherly mengolah 30 hingga 50 kilogram belut yang langsung habis dalam tempo setengah hari. Warung ini berada di Jalan Peringgan No. 56, Helvetia.

18. Roti Kawin di Warung Apek

Sejumlah menu zaman ‘baheula’ masih tetap dipertahankan di Warung Apek, dan menjadi maskot warung. Misalnya kopi O, kopi pahit tanpa gula, dan roti baker dengan serikaya buatan Apek sendiri. Mereka menyebutnya roti kawin, roti tawar yang diberi serikaya dan mentega.


(52)

19. Stim Bawal RM Bintang

Rumah Makan Bintang adalah salah satu rumah makan rumahan. Ada banyak pilihan sayuran tiap harinya. Dan yang tak boleh ketinggalan adalah stim bawal. Ikan stim ini salah satu yang membuat pelanggan rindu untuk kembali ke rumah makan ini. Rumah makan ini berada di Jalan Taruna No. 15 B.

20. Masakan Malaka di RM M&R

Nama pemilik rumah makan ini adalah Mina dan Ratna, sehingga nama rumah makan ini di ambil dari huruf awal nama mereka. Rumah makan ini menyajikan makanan khas Malaka (Malaysia). Salah satu menu yang disajikan di rumah makan ini adalah gurame kencong, tampilannya berupa gurame utuh digoreng dan di atasnya ditaburi saus asam pedas yang dibuat dari rajangan cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan bunga kecombrang. Menu lain yang pantas dicoba adalah cha chai

tahu. Cha chai adalah sawi asin dan disajikan dengan tahu kotak. Rumah makan ini terletak di daerah Kampung Madras.

4.1 Eksistensi Wisata Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan Di Medan Dalam era globalisasi saat ini terjadi perkembangan dalam dunia kuliner. Banyaknya demo atau seminar cukup berperan dalam pengembangan dunia kuliner. Hal tersebut dapat memberikan informasi-informasi terbaru yang diperlukan oleh masyarakat dalam era global sekarang ini.

Makanan tradisional yang ada di Indonesia berkembang sesuai dengan budaya yang ada di masyarakat Indonesia tersendiri. Begitu juga dengan makanan tradisional


(53)

yang ada di Medan yang mampu membawa dampak positif bagi kepariwisataan Medan. Industri kuliner di Medan sangat berkembang, karena kuliner merupakan gaya hidup dan budaya manusia.

Dalam hal buah tangan, kuliner khas Kota Medan juga mampu dijadikan pilihan. Bukan hanya bagi wisatawan domestik namun juga bagi wisatawan mancanegara. Banyak jenis kuliner Medan yang bisa dijadikan buah tangan, misalnya Risol Gogo, Bika Ambon, Bolu Meranti, Sambal Teri, Pancake Durian dan lain sebagainya.

Dari uraian di atas maka dapat dilihat bahwa kuliner Kota Medan sangat berkembang dan harus didukung perkembangannya. Dalam perkembangannya, wisata kuliner juga perlu dukungan dari pemerintah dan masyarakat.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian mengenai Eksistensi Kuliner Dalam Mendukung Kepariwisataan di Medan, maka pada akhir kertas karya ini penulis memberikan kesimpulan, bahwa kuliner di Kota Medan yang unik, beragam dan lezat sangat berpengaruh dan mampu mendukung bagi kepariwisataan Kota Medan karena kuliner Kota Medan di dominasi dengan keberagaman suku yang ada di Medan dan tergolong heterogen.

Ketika wisatawan berkunjung ke Medan, tidak akan susah untuk mencari tempat makan. Banyaknya tempat makan yang dapat di temui di Medan dan kualitas rasa dari tempat makan tersebut sudah di akui banyak wisatawan. Tidak hanya yang menyediakan makanan khas Medan yang beragam, namun di Medan juga ada tempat makan yang menyediakan makanan internasional. Hal tersebut juga semakin memaksimalkan wisata kuliner di Medan, sehingga turis dari berbagai negara yang tidak terbiasa dengan makanan khas Medan tetap dapat merasakan makanan dari negaranya.

Untuk semakin menyukseskan wisata kuliner Kota Medan, mempertahankan keunikan dan rasa dari makanan tersebut sangat penting sehingga ketika wisatawan merasa masih penasaran dengan rasa makanan tersebut, dan hendak kembali ke


(55)

Medan untuk merasakannya kembali, dia tidak akan kecewa dengan rasanya yang tidak berubah. Peningkatan sarana pariwisata dan promosi juga perlu dilakukan dengan menambah informasi yang lengkap di media cetak dan elektronik.

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis dalam hal ini lebih kepada Pemerintah Kota Medan agar dapat memfasilitasi keberadaan kuliner Kota Medan sehingga lebih mudah didapatkan oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Berikut, penulis berharap dan menyarankan agar jenis-jenis kuliner lainnya dapat diangkat menjadi variasi kuliner khas Medan.


(56)

DAFTAR GAMBAR

Cafe Triboy di Jalan Dr. Mansyur


(57)

Restoran Golden King di Lapangan Merdeka


(58)

Kuliner Pagaruyung di Kampung Madras


(59)

(60)

DAFTAR INFORMAN Nama : Sri Hartini Harahap

Alamat : Jalan Bunga Cempaka No. 23 Pekerjaan : Mahasiswa

No Hp : 082367460796

Nama : Vivi Fransiska Panjaitan Alamat : Jalan Karya Gg. Setia No. 134 Pekerjaan : Mahasiswa

No Hp : 08566111831

Nama : Hendra Wijaya

Alamat : Jalan Jamin Ginting No. 2A Pekerjaan : Wiraswasta

No Hp : 085277035887

Nama : Mhd. Lazuardi

Alamat : Jalan Setia Budi No. 23 Pekerjaan : Wiraswasta

No Hp : 085761048786

Nama : Riayamasita


(61)

Pekerjaan : Wiraswasta No Hp : 085296823846 Nama : Joko Susilo Alamat : Tanjung Morawa Pekerjaan : Wiraswasta No Hp : 085270698884


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Erawan, I Nyoman. 1994. Pariwisata Dan Pembangunan Ekonomi (Bali sebagaikasus). Bali:PTUpadaSastra

Ismayanti, 2010.PengantarPariwisata.Jakarta:PT GramediaWidiasarana Indonesia Kesrul, M.2003.Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata.Jakarta:Grasindo. Marpaung,Happy.2002.PengetahuanKepariwisataan.CetakanRevisiBandung:Alfabet a

Muljadi, A.J.2009.Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta:RajaGrafindo Persada. Pitana, I Gde dan I Ketut Surya Diarta. 2008.Pengantar Ilmu Pariwisata.

PusatBahasa,DepartemenPendidikanNasional.KamusBesarBahasaIndonesiaEdisiKeti ga, 2003, Jakarta : PT BalaiPustaka

Soekadijo, R.G.1997,AnatomiPariwisata.Jakarta:GramediaPustakaUtama. Susono, Agus. 2011. WisataJajan Medan.Jakarta:PTIntisariMediatama

Suwantoro, Gamal.1997.Dasar-dasarPariwisata.Yogyakarta:Andi Yogyakarta. Suwena, I Ketut. 2010. IlmuPariwisata. Bali :UdayanaUniversityPress

Yoeti, Oka A.1996.Pemasaran Pariwisata.CetakanRevisi.Bandung: Angkasa Elektronik :


(63)

DAFTAR GAMBAR

Cafe Triboy di Jalan Dr. Mansyur


(64)

Restoran Golden King di Lapangan Merdeka


(65)

Kuliner Pagaruyung di Kampung Madras


(66)

(67)

DAFTAR INFORMAN Nama : Sri Hartini Harahap

Alamat : Jalan Bunga Cempaka No. 23 Pekerjaan : Mahasiswa

No Hp : 082367460796

Nama : Vivi Fransiska Panjaitan Alamat : Jalan Karya Gg. Setia No. 134 Pekerjaan : Mahasiswa

No Hp : 08566111831

Nama : Hendra Wijaya

Alamat : Jalan Jamin Ginting No. 2A Pekerjaan : Wiraswasta

No Hp : 085277035887

Nama : Mhd. Lazuardi

Alamat : Jalan Setia Budi No. 23 Pekerjaan : Wiraswasta

No Hp : 085761048786

Nama : Riayamasita


(68)

Pekerjaan : Wiraswasta No Hp : 085296823846 Nama : Joko Susilo Alamat : Tanjung Morawa Pekerjaan : Wiraswasta No Hp : 085270698884


(1)

DAFTAR GAMBAR

Cafe Triboy di Jalan Dr. Mansyur


(2)

Restoran Golden King di Lapangan Merdeka


(3)

Kuliner Pagaruyung di Kampung Madras


(4)

(5)

DAFTAR INFORMAN Nama : Sri Hartini Harahap

Alamat : Jalan Bunga Cempaka No. 23 Pekerjaan : Mahasiswa

No Hp : 082367460796

Nama : Vivi Fransiska Panjaitan Alamat : Jalan Karya Gg. Setia No. 134 Pekerjaan : Mahasiswa

No Hp : 08566111831

Nama : Hendra Wijaya

Alamat : Jalan Jamin Ginting No. 2A Pekerjaan : Wiraswasta

No Hp : 085277035887

Nama : Mhd. Lazuardi

Alamat : Jalan Setia Budi No. 23 Pekerjaan : Wiraswasta

No Hp : 085761048786

Nama : Riayamasita


(6)

Pekerjaan : Wiraswasta No Hp : 085296823846 Nama : Joko Susilo Alamat : Tanjung Morawa Pekerjaan : Wiraswasta No Hp : 085270698884