Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

33 sampel, sehingga didapatkan sebanyak 79 sampel yang selanjutnya akan digunakan untuk pengujian hipotesis.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolineritas adalah situasinya tidak adanya korelasi variabel- variabel bebas diantara satu dengan yang lain. Menurut Gujarati 2008, bahwa satu dari asumsi model linier klasik adalah tidak adanya multikolinieritas diantara variabel yang menjelaskan yaitu di antara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolinieritas berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen. Ghozali 2005 menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur dengan nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi VIF = 1 Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi yaitu adanya hubungan kesalahan penggangu yang muncul pada data runtut waktu time series. Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu ε i, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 34 { Artinya, E ε i ε i+i = 0, untuk semua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi,data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik d Durbin Watson The Durbin Watson d Statistic. Untuk menguji apakah ada autokorelasi negatif atau tidak, digunakan 4 - d sebagai pengganti d. Apabila 4 . d dl batas bawah, maka kita tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl 4 . d du batas atas, hasil pengujian tidak dapat disimpulkan Supranto, 2007.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Suatu asumsi kritis dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan ini semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita mempunyai heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi penaksir tidak lagi mempunyai varians minimumefisien. Dengan perkataan lain, ini tidak lagi BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang Gujarati, 2008. Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park bahwa varians S2 merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan mengkuadratkan nilai residual u2i dari model UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 35 kemusiman kuadrat, nilai kuadrat dilogaritmakan ln u2i dan nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5 maka dikatakan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam data model, sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas dalam data model Ghozali, 2005.

4.6.2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan alat uji sebagai berikut : Adapun persamaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis Pertama: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +

Dokumen yang terkait

Analisis Fakor-Faktor Risiko Keuangan Yang Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

2 29 95

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Fakor-Faktor Risiko Keuangan Yang Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Fakor-Faktor Risiko Keuangan Yang Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabelmoderating (STU Di Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Risiko Keuangan - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabelmoderating (STU Di Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabelmoderating (STU Di Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEUANGAN YANG Mempengaruhi Return Saham Dengan Earning Pershare Sebagai Variabelmoderating (STU Di Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 16