20
Namun bagi kelompok tani ini, hasil yang dicapai sudah cukup tinggi, karena hasil yang mereka capai selama ini rata-rata 2,5 t ha. Hasil inipun masih
lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil rata-rata Provinsi Bengkulu yang 4,12 t ha.
Lokasi demplot display kelompok tani Makmur Kelurahan Lubuk Kebur Lokasi ini dipilih setelah koordinasi dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Seluma. Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok tani diketahui bahwa, sistem tanam yang digunakan masih acak
dan belum pernah menerapkan sistem tanam jajar legowo, walaupun sudah melihat sistem tanam jajar legowo pada kelompok lain. Bagi anggota
kelompok tani, mereka belum menerapkan sistem tanam jajar legowo karena belum mengetahui dengan jelas apa keuntungan penerapan sistem
jajar legowo bagi usahataninya. Saat ini umur tanaman rata-rata berumur 1 bulan dan pertanaman
cukup bagus dengan warna hijau terang. Bagi petani, semua informasi tentang sistem tanam jajar legowo yang diterapkan belum dapat dipercaya
sepenuhnya sebelum diterapkan. Hal ini terbukti dari ketakutan petani dengan jumlah benih 25 kg ha dirasa masihkurang, sehingga petani tetap
melakukan penyemaian tambahan karena khawatir benih yang disebar kurang bagi pertanamannya. Namun pada saat tanam 1 bulan lalu,
ternyata bibit yang dihasilkan dari persemaian yang 25 kg ha masih berlebih untuk pertanamannya.
B. Demplot display Padi Varitas Unggul Baru yang Menyebar.
Demplot display padi ini dilakukan menyebar pada 8 lokasi di 7 kabupaten kota seluas 8,5 ha. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada lahan
anggota kelompok tani dan lahan Balai Benih I nduk BBI . Masing-masing lokasi dan pelaksananya seperti terlihat pada Tabel berikut :
21
Tabel 2. Alamat Kelompok dan Luas Lahan Masing-Masing Kelompok
Pelaksana Display Varietas Seluas 8,5 ha Pada 8 Lokasi di 7 Kabupaten Kota
No Lokasi
Kabupaten Luas
Lahan ha
1. Kelompok Tani Sukasari I Desa Rama
Agung Kecamatan Arga Makmur Bengkulu
Utara 0,50
2. Kelompok Tani Gunung Agung 2 Desa
Darat Sawah Kecamatan Seginim Bengkulu
Selatan 2,00
3. Kelompok Tani Serindangan Desa
Pandan Kecamatan Seluma Selatan Seluma
1,00
4. Balai Benih Suka Bumi Desa Suka Bumi
Kecamatan Lebong Sakti Lebong
1,00 Kelompok Tani Maroba Desa Tabeak
Belau I Kecamatan Lebong Atas 1,00
5. Balai Benih Padi Kota Bengkulu
Kelurahan Semarang, Kecamatan Sungai Serut
Kota Bengkulu
1,00
6. Kelompok Tani Lubuk Tebat Desa
Ranah Karya Kecamatan Lubuk Pinang Mukomuko
1,00 7.
Kelompok Tani I ngin Maju Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup
Rejang Lebong
1,00 Jumlah
8,50 Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, masing-masing lokasi
menunjukkan hasil yang berbeda-beda, hal ini karena pengaruh lingkungan yang berbeda dan kondisi iklim yang berbeda. Hasil yang berbeda
dimaksud yaitu : a Kabupaten Bengkulu Utara seluas 0,5 havarietas I npari 15 dengan hasil 5,0 ton ha. Kondisi pertanaman saat itu terjadi kekurangan
air sejak tanaman memasuki fase generatif umur 40 hari setelah tanam, b Kabupaten Bengkulu Selatan seluas 2 ha varietas I npari 15 dengan hasil
7,7 t ha. Kondisi tanaman tidak ada masalah terutama air tersedia cukup, c Kabupaten Seluma seluas 1 ha varietas I npari 10 dengan hasil 6,2 t ha.
Kondisi tanaman tidak ada masalah terutama air tersedia cukup, d Kabupaten Lebong seluas 2 ha varietas I npari 15 yang terdiri dari 1 ha
yang ditanam di BBI , tidak menghasilkan karena kekeringan, sedangkan 1 ha lagi saat ini masih berumur 40 hari, e Kota Bengkulu seluas 1 ha
varietas I npari 15 tapi tidak memberikan hasil karena kekeringan, f Kabupaten Mukomuko seluas 1 ha varietas I npari 15 dengan hasil 7,7 t ha.
Kondisi tanaman sedikit terserang tungro tetapi air cukup, g Kabupaten
22
Rejang Lebong seluas 1 ha varietas I npari 10 dengan hasil 6,8 t ha. Kondisi tanaman terserang tungro, tetapi air cukup.
Kondisi ini menunjukkan bahwa setiap tanaman masih dapat berproduksi dengan baik bila tersedia air dan bisa tidak menghasilkan atau
berkurang cukup banyak bila kekurangan air sampai tidak ada air. Menurut I slami dan Utomo. 1995. Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman
terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan vegetatif
yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan lainnya
4.2.3. Mempercepat penyebarluasan komponen inovasi teknologi PTT padi saw ah dan kalender tanam
Usaha untuk mempercepat penyebarluasan komponen inovasi teknologi PTT padi sawah dan kalender tanamdilakukan dengan peran sebagai Narasumber
tidak hanya kegiatan GP-PTT di Kabupaten Bengkulu Utara, tetapi pada semua wilayah di Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu. Khusus untuk pelatihan bagi
penyuluh Lapang dan petani terkait kegiatan GP-PTT Padi, dilakukan bersamaan dengan waktu pelaksanaan GP-PTT Padi. Oleh karena itu peran sebagai
narasumber pelatihan bersamaan dengan pelaksanaan penanaman padi kegiatan GP-PTT belum dapat dilakukan secara maksimal. Peran sebagai narasumber baru
terlaksana seperti berikut : a sebagainarasumber pada saat undangan penanaman padi sistem tanam Jajar Legowo 4: 1 Kelompok Tani Sido Makmur I
pada lahan sawah Ketua Kelompok Tani Sumadi yang di lakukan di Desa Tebing Kaning Kecamatan Arga Makmur tanggal 2 April 2015 dan Temu Teknis
dengan Babinsa oleh BPP Kota Arga Makmur tanggal 23 November 2015, b narasumberpenanaman padi pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit
yang dilakukan pada Balai Desa Kecamatan Arma Jaya pada tanggal 25 November 2015 yang dihadiri oleh Kepala BPP, Petugas Lapang, Babinsa, dan 60
orang petani dari 3 kelompok tani masing-masing: Bina Karya, Karya Baru I I I , dan Semangat Bersama.
Narasumber sebagai upaya mendukung UPSUS swasembada pangan di Provinsi Bengkulu telah dilakukan pada berbagai kegiatan dan lokasi seperti
terlihat pada Lampiran 7.