Tahun 2016 Keluaran a. Tahun 2016

3

1.3. Tujuan a.

Tahun 2015 1. Mendampingi penerapan komponen teknologi budidaya padi sawah pendekatan inovasi teknologi PTT spesifik lokasi dan kalender tanam kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten Kota dan melakukan penjelasan komponen teknologi melalui pertemuan pada kelompok tani maupun petugas lapang. 2. Meningkatkan produktivitas dan produksi padi sawah yang dilakukan melalui demplot display uji adaptasi varietas padi sawah dengan penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah di kawasan pengembangan padi atau sekitarnya. 3. Mempercepat penyebarluasan komponen inovasi teknologi PTT padi sawah dan kalender tanam pada kelompok tani dengan berbagai metode diseminasi pelatihan, nara sumber, temu lapang apresiasi teknologi, media cetak dan elektronik.

b. Tahun 2016

1. Mendampingi penerapan komponen teknologi budidaya padi sawah pendekatan inovasi teknologi PTT spesifik lokasi dan kalender tanam kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten Kota dan melakukan penjelasan komponen teknologimelalui pertemuan pada kelompok tani maupun petugas lapang. 2. Meningkatkan produktivitas dan produksi padi sawah yang dilakukan melalui demplot display uji adaptasi varietas padi sawah dengan penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah di sekitar lokasi wilayah pengembangan padi. 3. Mempercepat penyebarluasan komponen PTT padi sawah dan kalender tanam pada kelompok tani dengan berbagai metode diseminasi pelatihan, nara sumber, temu lapang apresiasi teknologi, media cetak dan elektronik, dan 4. Memantau dan menilai penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah. 4

1.4. Keluaran a.

Tahun 2015 1. Diterapkannya komponen teknologi budidaya padi sawah pendekatan PTT spesifik lokasi dan kalender tanam kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten Kota dan dipahaminya komponen teknologioleh kelompok tani maupun petugas lapang sesuai pendampingan yang dilakukan. 2. Produktivitas dan produksi padi sawah yang lebih tinggi di lokasi demplot padi sawah setelah penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah di kawasan pengembangan padi atau sekitarnya. 3. Tersebarnya secara luas komponen inovasi teknologi PTT padi sawah dan kalender tanam pada kelompok tani dan petugas lapang.

b. Tahun 2016

1. Diterapkannya komponen teknologi budidaya padi sawah pendekatan PTT spesifik lokasi dan kalender tanam kegiatan Upsus Padi pada 10 Kabupaten Kota dan dipahaminya komponen teknologioleh kelompok tani maupun petugas lapang. 2. Produktivitas dan produksi padi sawah yang lebih tinggi di lokasi demplot padi sawah setelah penerapan inovasi teknologi PTT padi sawah di kawasan pengembangan padi atau sekitarnya. 3. Tersebarnya secara luas komponen inovasi teknologi PTT padi sawah dan kalender tanam pada kelompok tani dan petugas lapang. 4. Terpantaunya komponen teknologi PTT padi sawah spesifik lokasi yang diterapkan di lapangan. 5 I I . TI NJAUAN PUSTAKA Bagi Indonesia, beras merupakan pangan pokok yang sangat dominan dan memiliki peran yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia antara lain: a usaha tani padi menghidupi sekitar 20 juta keluarga petani dan buruh tani, serta menjadi urat nadi perekonomian perdesaan, b permintaan akan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk karena belum berhasilnya program diversifikasi pangan, c produksi beras di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif akibat bencana alam, perubahan iklim, serangan hama penyakit dan kenaikan harga beras dan input produksi dan d usaha tani padi masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja di perdesaan Suryana dkk, 2009. Untuk megatasi keterbatasan potensi sumber daya alam yang dimiliki berupa tanah dan air yang sangat terbatas, maka upaya pengembangan produksi hanya dapat dilakukan dengan cara intensifikasi. Sembiring dan Widiarta 2008 menyatakan bahwa keberhasilan peningkatan produksi padi dari 20,2 juta ton pada tahun 1971 menjadi lebih dari 54 juta ton pada tahun 2006 didominasi oleh peningkatan produktivitas, dibandingkan dengan peningkatan luas panen. Peningkatan produktivitas memberikan kontribusi sekitar 56,1 terhadap peningkatan produksi padi, sedangkan peningkatan luas panen dan interaksi keduanya memberikan kontribusi masing-masing hanya 26,3 dan 17,5. Hal tersebut menunjukkan besarnya peran inovasi teknologi dalam menunjang peningkatan produksi padi. Dalam kaitannya dengan intensifikasi, pembangunan pertanian memerlukan dukungan teknologi yang memadai dan berkesinambungan. Teknologi baru akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan pengguna. Namun demikian, secara nasional, sistem adopsi alih teknologi pertanian dinilai masih lemah. Hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh lembaga penelitian belum sepenuhnya diadopsi oleh petani dan pengguna. Hal ini disebabkan minimnya strategi mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengkajian kepada pengguna, sehingga jaringan informasi dari sumber teknologi kepada pengguna teknologi di daerah terputus. Kementerian Pertanian 2010 dan Puslitbangtan 2007,indikator utama dari penelitian yang sukses adalah bahwa hasil penelitiannya dapat diterapkan dan hasil aplikasinya efisiensi, produktivita tanaman pangan. Se petani dan menyebar harus didiseminasikan tanaman pangan. Teknologi yang salah satunya untuk dalam peningkatan berorientasi pada tem petani, maka paradig sesuai dengan kebutu Agar hasil pen penelitian tersebut h yang ditujukan kepad informasi, timbul kesa tersebut. Faktor utam teknologi dalam suat hasil-hasil penelitian.M dapat dimanfaatkan inovasi teknologi. D sebagai sinonim dar berbagai bidang, baik Pada saat ini dengan meluncurkan tanaman pangan men dan swasembada jag istilah Gerakan Pen Kawasantanaman pan kedelai yang disatu buatan, serta dibatasi ekonomi dan efektivit dibangun dapat beru lokasinya dapat beru 6 ya baik secara langsung atau tidak langsung itas atau keberlanjutan, dalam hal ini in Secara jelas, hasil akhir suatu penelitian haru ar kepada petani sekitarnya. Oleh karena itu, sikan kepada pengguna antara dan pengguna ng dihasilkan Badan Penelitian dan Pengemba k menjawab kebutuhan pembangunan perta n produksi. Jika sebelumnya penelitian p temuan teknologi yang terkadang sulit ditera igma penelitian sekarang menciptakan inovasi tuhan petani. enelitian yang dihasilkan cepat sampai ke harus di diseminasikan. Diseminasi adalah ada kelompok target atau individu agar mere esadaran, menerima, dan akhirnya memanfa tama yang dapat mendukung perkembangan atu keilmuan tertentu adalah didasarkan dan n.Manfaat yang paling penting bahwa hasil pen n sebagai dasar pengambilan keputusan da Diseminasi, sudah menjadi istilah umum y ari “penyebaran”. I stilah tersebut dapat dig aik di sektor pertanian maupun sektor di luar pe ini pemerintah terus mengupayakan swase n berbagai program yang berkaitan. Program U enjadi program dalam rangkaswasembada pad jagung dan kedelai.Gerakan pada kegiatan ini engembangan Pengelolaan Tanaman Terp angan adalah kawasan usaha tanaman pangan tukanoleh faktor alamiah, sosial budaya, in tasi oleh agroekosistem yang sama sehingga ivitas manajemen usaha tanaman pangan. Kaw rupa kawasan yang telah eksis atau calon lok erupa hamparan dengan aksesibilitas yang m ng meningkatkan inovasi teknologi arus ada di lahan u, hasil penelitian a akhir teknologi bangan Pertanian rtanian, terutama pertanian lebih rapkan di tingkat asi teknologi yang ke petani, hasil h suatu kegiatan reka memperoleh faatkan informasi an suatu inovasi an memanfaatkan enelitian tersebut dalam penerapan yang digunakan digunakan dalam pertanian. sembada pangan UPSUS kawasan padi berkelanjutan ini dikenal dengan rpadu GP-PTT. gan Padi, jagung, infrastruktur fisik a mencapai skala Kawasan yang akan lokasi baru dan memadai. Pada 7 tahun 2015, komoditas yang akan dikembangkan pada kegiatan GP-PTT di Provinsi Bengkulu adalah padi yang rencananya dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara. Kriteria khusus kawasan padi dalam aspek luasan adalah 5000 ha 2-4 kecamatan, dalam aspek teknis adalah bersifat spesifik lokasi. Terkait upaya peningkatan produksi,kegiatan GP-PTT memerlukan strategi yang cermat berdasarkan prakiraan iklim yang akurat. Untuk memandu upaya ini diperlukan alat bantu antisipatif berupa kalender tanam terpadu. Kalender tanam terpadu tidak hanya memuat kapan waktu tanam, tetapi juga memuat rekomendasi pupuk, varietas dan potensi gangguan OPT. Dengan adanya Kalender Tanam Terpadu diharapkan petani dapat menentukan waktu tanam yang terbaik dan sekaligus menetapkan varietas yang sesuai dan pemupukan yang rasional. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus menekan gagal panen akibat kondisi iklim yang ekstrem baik genangan maupun kekeringan. Ada 5 lima prinsip utama PTT padi yaitu: 1 Partisipatif . Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di laboratorium lapangan. 2 Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat. 3 Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu. 4 Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik dengan memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung. 5 Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat. Dalam pelaksanaan inovasi teknologi PTT terdapat dua komponen teknologi yaitu komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen teknologi dasar yaitu teknologi yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Komponen teknologi ini terdiri dari atas: 8 1 Varietas Moderen VUB, PH dan PTB. 2 Bibit bermutu dan sehat. 3 Pengaturan cara tanam Jajar Legowo. 4 Pemupukan berimbang dan efisien. 5 PHT sesuai OPT sasaran. Komponen teknologi pilihanyaitu kemampuan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi lokasi petani setempat. Teknologi ini terdiri atas: 1 Bahan organik pupuk kandang amelioran. 2 Umur bibit. 3 Pengolahan tanah yang baik. 4 Pengelolaan air optimal pengairan berselang 5 Pupuk cair PPC, pupuk organik, pupuk biohayati ZPT, pupuk mikro 6 Penanganan panen dan pasca panen Kementerian Pertanian, 2015. Pembangunan sektor pertanian tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan perdesaan, karena pembangunan perdesaan adalah prasyarat bagi peningkatan pendapatan masyarakat petani melalui optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian. Berbagai informasi teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian yang mendukung pembangunan perdesaan perlu didiseminasikan agar petani dapat memanfaatkannya sesuai dengan kondisi sumberdaya alam setempat bagi kesejahteraannya. Keputusan petani untuk menerima atau menolak teknologi baru bukan tindakan sekali jadi, melainkan merupakan proses yang terdiri dari serangkaian tindakan dalam jangka waktu tertentu. Karena itulah maka adopsi suatu inovasi teknologi berlangsung secara bertahap dan berdasarkan konsep tersebut, maka model percepatan adopsi akan terbangun oleh peubah-peubah yang berhubungan dengan proses menarik perhatian, menumbuhkan minat, membangkitkan hasrat sehingga akhirnya memutuskan untuk menerapkan inovasi. Menurut Tjiptopranoto 2000 dalam penerapan teknologi yang akan dikembangkan harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya setempat dengan biaya murah dan mudah untuk diterapkan, akan tetapi dapat memberikan kenaikan hasil dengan cepat. Hal ini menjadi aspek penting untuk keberlanjutan penerapan teknologi maupun sistem usahatani yang dianjurkan dan dengan demikian diharapkan petani mampu mengadopsi dan menerapkan teknologi dimaksud dalam usahataninya, sehingga pendapatan menjadi meningkat. 9 Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat,tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi membuat penilaian menemukan, menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penyampain berbagai informasi melalui kegiatan yang dikenal dengan istilah diseminasi. Diseminasi adalah proses interaktif mengkomunikasikan pengetahuan kepada khalayak target, sehingga dapat digunakan untuk melakukan perubahan. Diseminasi bertujuan untuk percepatan penerimaan dan pemahaman oleh pengguna pengguna antara dan pengguna akhir terhadap suatu informasi atau inovasi baru dapat berlangsung. Dalam hal ini, pengguna akhir adalah petani yang terlibat langsung dalam proses produksi tanaman pangan. Sedangkan pengguna antara adalah peneliti, komunikator, sektor swasta, lembaga penyuluhan, dan pembuat kebijakan, yang memproses informasi menjadi produk akhir untuk diaplikasikan oleh pengguna akhir. Salah satu kegiatan yang merupakan bagian dari diseminasi adalah pengawalan. Pengawalanadalah kegiatan pendampingan dalam rangka penyebaran inovasi teknologi. Kegiatan diseminasi inovasi teknologi merupakan proses timbal balik, dimana para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman serta kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels SDMC, dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan stakeholders terkait. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu GP-TTterkait komoditas tanaman pangan, merupakan kegiatan pendukung UPSUS Pajale, perlu mendapatkan pengawalan dengan berbagai metode komunikasi yang sesuai kebutuhan sasaran. Kementerian Pertanian 2011 Disain atau rancangan SDMC yang telah mendapat dukungan berbagai pihak tersebut diimplementasikan di lapangan dalam bentuk antara lain Unit Display Varietas yang berskala pengembangan dan berwawasan agribisnis. Selanjutnya menurut Kartono 2009, pendampingan merupakan bagian dari kegiatan pengembangan dan diseminasi inovasi teknologi dengan proses 10 komunikasi timbal balik, dimana para pelaku menyediakan sekaligus juga menerima informasi dan teknologiserta adanya kesepahaman dan kesepakatan bersama. I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat -sifat antara laian; 1 bermanfaat bagi petani secara nyata, 2 lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada, 3 sudah tersedianya bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi, 4 memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi, 5 meningkatkan efisiensi dalam berproduksi, 6 bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian. Pelaksanaan Pengawalan Pengembangan Kawasan Padi di Provinsi Bengkuluyang dilaksanakan di Kabupaten Bengkulu Utara pada beberapa kecamatan, belum bisa dilakukan secara penuh, karena pelaksanaan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara dimulai pada bulan September 2015. Sebagai tindakan pendahuluan PelaksanaanPengawalan Pengembangan Kawasan Padi, telah dilakukan display varietas yang dilaksanakan di Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur yang penanamannya dilakukan pada bulan Mei 2015, dilakukan dengan model partisipasi. Pembangunan yang partisipatif merupakan proses yang melibatkan petani dalam keputusan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Keterlibatan petani dimulai dari perencanaan yaitu penggalian potensi wilayah desa dan permasalahan yang berkembang, sampai pada pelaksanaan kegiatan melalui penerapan inovasi teknologi padi sawah. Komponen inovasi teknologi tersebut meliputi penggunaan benih unggul padi I npari 27, 28, 29, dan 30, penggunaan pupuk sesuai anjuran berdasarkan rekomendasi KATAM, sistem tanam legowo 2: 1, umur bibit muda sampai 1 bulan, dan pengendalian hama dan penyakit. Transfer teknologi dari sumber inovasi teknologi PTTpadi sawah kepada petani pengguna juga menentukan keberhasilan penerapan inovasi yangdiinginkan. Guna keberhasilan penyebaran penyampaian inovasi teknologi, kegiatan penyuluhan lebih diutamakan sebagai proses pendidikan dalam mengubahperilaku petani agar menjadi lebih berkualitas melalui proses komunikasi. Penyebarluasan informasi, inovasi dan teknologi pertanian yang sesuai dengankebutuhan petani harus dilakukan dengan pendekatan dan metode yang tepat. Petani mempunyai kapasitas untuk menyerap apa yang terjadi di sekelilingnya, selanjutnya menganalisis danmenafsirkan baik sebagai hasil 11 pengamatan maupun pengalaman, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperkirakan ataupun sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu menarik dikaji bagaimana penerapan inovasi PTT padi sawahpada komunitas petani padi sawah Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara. 12 I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat