8
2.1.3. Pengertian Radikal Teroris
Untuk merangkum perbuatantindakan kekerasan yang dilakukan oleh seseorangkelompok dengan tujuan balas dendam
karena keluarganya menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh seseorangkelompok dalam medan konflik, seperti Bom Poso,
peneliti hanya menggunakan pengertian teror dalam kamus Webster’s New World Dictionary 1989:1382. Menurut kamus
Webster’s New World Dictionary, teror adalah suatu perbuatan yang menyebabkan atau menimbulkan perasaan takut kepada seseorang,
sedangkan terorisme adalah tindakan menteror, menggunakan kekerasan atau mengancam untuk merusak moral, mengintimidasi
dan menaklukkan. Sedangkan merangkum perbuatantindakan kekerasan yang
dilakukan oleh seseorangkelompok dengan tujuan politis, seperti Bom Bali dan sejenisnya, peneliti menggunakan pengertian teror
yang senada dengan B.N. Marbun 2002:530, Sudarsono 2002:496 dan Black’s Law Dictionary 2004:1512, yaitu
penggunaan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut sebagai mediaalat untuk mencapai tujuan tertentu atau mempengaruhi
prilaku politis, sehingga umumdunia mengetahuinya. Di Lapas Palu, misalnya, para napi terorisnya melakukan
tindakan kekerasan untuk tujuan balas dendam karena keluarga kerabatnya menjadi korban tindakan kekerasan. Sedangkan para
napi di Lapas Merah Mata Palembang melakukan tindakan kekerasan untuk mempengaruhi perilaku elit negaradunia yang
dinilainya tidak adil dalam memperlakukan umat Islam.
2.2. Disain Pengkajian
Mengingat hasil evaluasi kinerja program RPJMN II ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan dan masukan atau umpan balik
dalam perencanaan programkegiatan dan penganggaran tahun-tahun
9
berikutnya, maka diperlukan disain pengkajian untuk menetapkan kedalaman dan keluasan fokus evaluasi yang menjadi prioritas.
Selanjutnya untuk menyusun laporan evaluasi beserta rekomendasinya perlu dihimpun data dan informasi yang relevan dan
akurat pada obyek pengkajian. Atas dasar itu, disain pengkajian ini memerlukan penyusunan instrumen pengkajian dan instrumen
pengumpulan data dan informasi berupa pedoman wanwancara. Berikutnya adalah penelitian lapangan melalui wawancara mendalam dan
obeservasi untuk menghimpun temuan-temuan empirik setelah menetapkan lokasi dan obyek pengkajian. Temuan empirik berupa data
dan informasi lalu diklasifikasi, dikategorisasi dan dianalisis secara kualitatif untuk menyusun kesimpulan sebagai dasar untuk membuat
rekomendasi.
2.3. Metode dan Subyek Pengkajian
Metode pengkajian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode ini untuk memetakan dan menyusun indikator terkait evaluasi
terhadap programkegiatan deradikalisasi teoris oleh DKPTBNPT dan bantuan Ormas oleh Kesbangpol Kemdagri. Sedangkan subyek
pengkajian yang digunakan sebagai narasumber, yaitu: a. Untuk programkegiatan bantuan Ormas, yaitu: Kesbangpol Kemdagri
dan OMS yang menerima dan yang tidak menerima bantuan OMS; b. Untuk programkegiatan penanggulangan teroris, yaitu: BNPTDKPT,
Ormas mitra BNPT dan napi radikal teroriskeluarganya.
2.4. Jenis Data
Data primer adalah data hasil observasi dan wawancara mendalam kepada narasumber. Narasumber yang dipilih dalam penelitian evaluasi ini
adalah orang pelakukeluarga teroris dan para pejabat Kesbangpol Kemendagri, BNPT, OMS yang menerima bantuan dan OMS mitra BNPT
yang semuanya diasumsikan memiliki nilai obyektivitas tinggi terhadap
10
bidang yang ditelitidievaluasi. Asumsi itu berpijak pada pengetahuan dan pengalamannya terhadap bidang yang ditelitidievaluasi. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari dokumen terpercaya seperti Laporan Kinerja Kesbangpol Kemendagri, Laporan BNPT, dan lain-lain.
2.5. Teknik Pengumpulan Data