ProgramKegiatan Bantuan OMS Kesimpulan

70

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.1.1. ProgramKegiatan Bantuan OMS

Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang ada, ada tiga kesimpulan umum yang dapat dikemukakan terkait distribusi programkegiatan bantuan OMS Kesbangpol Kemdagri kepada OMS, yaitu: 1 distribusi programkegiatan bantuan OMS tahun 2011 kepada merupakan perwujudan dari strategi pemerintah Kesbangpol Kemdagri merangkul dan bersinergi dengan OMS agar tidak liarmengganggu pemeintah; 2 pelaksanaan programkegiatan bantuan OMS tahun 2011 tidak sesuai maksudgagasantujuan awalnya, yaitu untuk memberdayakan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas OMS; 3 dengan segala faktor yang melingkupinya Kesbangpol Kemdagri belum berhasil mendistribusikan secara tepat programkegiatan dana bantuan OMS kepada OMS yang layak mendapatkan programkegiatan bantuan OMS, yaitu kepada OMS yang membutuhkan pemberdayaan: pengembangan kapasitas dan kapabilitas personal dan organisasi. Jika yang dimaksud dengan pemberdayaan OMS adalah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas personil dan organisasi OMS melalui program kegiatan bantuan OMS, maka dari aspek pencapaian tujuan dan manfaat kegiatanprogam bantuan OMS sama sekali tidak tercapaibelum berhasil. Sebab, secara politik program bantuan OMS tahun 2011 hanya berhasil menempatkan OMS sebagai “mitra setia” Kesbangpol Kemdagri dalam arti OMS hanya menjadi bagian dari mata rantai pelaksanaan kekuasaan Kesbangpol Kemdagri di tingkat bawah dalam hal pelaksanaan kegiatanprogram Kesbangpol Kemdagri di bidang pemberdayaan masyarakat. Akibatnya, secara teori, OMS menjadi disfungsional karena tidak lagi independen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Padahal salah satu krIteria OMS 71 dalam sistem demokrasi adalah memiliki independensi dalam melaksanakan fungsi-fungsi input sistem politik. Kepentingan OMS berupa mendapatkan bantuan OMS dari Kesbangpol Kemdagri telah membuatnya jinak dalam melaksanakan fungsi-fungsi input sistem politik. Sebaliknya, bila dilihat dari aspek lain berupa pencapaian tujuan dan manfaat bagi Kesbangpol Kemendagri dan masyarakat, secara umum programkegiatan bantuan OMS tahun 2011 dapat dikatakan berhasil. Indikator manfaat bagi pemerintah Kesbangpol Kemendagri dan masyarakat adalah programkegiatan OMS yang berasal dari bantuan OMS tersebut telah membawa kepada keberhasilan tugas dan fungsi Kesbangpol Kemendagri sebagai penjaga stabilitas politik dan keamanan yang dibebankan kepadanya. Secara politik program bantuan OMS yang disalurkan Kesbangpol kepada OMS telah berhasil menjadikan OMS sebagai “mitra setia” dalam menjangkau program Kesbangpol Kemdagri di daerah-daerah yang selama ini dirasakan sangat sulit dijangkau oleh Kesbangpol Kemdagri. Manfat lain yang tidak kalah pentingnya dari distribusi bantuan OMS adalah Kesbangpol Kemdagri mendapatkan imbalan dari OMS berupa input informasi terbaru tentang kondisi sosial politik masyarakt yang aktual dan faktual melalui OMS yang diberi bantuan OMS. Oleh sebab itu permasalahan dan kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan programkegiatan bantuan OMS menurut Kesbangpol Kemdagri adalah bukannya pada pencapain tujuan bantuan OMS berupa penguatan kapasitas dan kapabitas personil dan organisasi OMS. Melainkan pada sistem pertanggjawaban laporan pelaksanaan programkegiatan bantuan OMS yang justru membukakan ruang konflik antara Kesbangpol Kemendagri dengan Badan Pemeriksa Keuangan BPK selaku auditor di satu sisi dan antara Kesbangpol Kemendagri dan OMS di lain sisi. 72 Gejala konflik antara Kesbangpol Kemdagri dan BPK dapat dilihat dari reaksi Kesbangpol Kemdagri yang tidak rela diaudit karena merasa dituding oleh BPK melakukan “permainan” dana bantuan OMS. Padahal menurut Kesbangpol Kemdagri tudingan itu justru merupakan efek negatif dari ketidakpatuhan OMS penerima bantuan OMS terhadap sistemmodel laporan pertanggujawaban kegiatan bantuan OMS yang dibuat Kesbangpol Kemdagri. Sementara gejala konflik antara Kesbangpol Kemdagri dan OMS dapat dilihat dari reaksi OMS yang merasa dipersulit oleh Kesbangpol Kemdagri, dimana mekanisme pencairan dana bantuan OMS yang baru dapat dilakukan bila seluruh kegiatannya dinyatakan selesai dilaksanakan dalam bentuk laporan tertulis yang melampirkan kuitansi rincian penggunaan dana. Akibat konflik segitiga yang ditimbulkan oleh bantuan OMS itu, Kesbangpol Kemdagri meminta Bappenas untuk melakukan “moratorium” sambil mengajak semua pihak untuk duduk bersama mencari solusi bila masih ada keinginan untuk melanjutkan programbantuan OMS itu.

5.1.2. ProgramKegiatan Penanggulangan Terorisme