108
Lampiran 11 TRANSKRIPSI WAWANCARA DENGAN PROF. IRFAN
DIREKTORAT DERADIKALISASI BNPT
Nama Narasumber : Prof. Irfan Jabatan
: Direktur Deradikalisasi BNPT Tanggal Wawancara : 1 Oktober 2012
1. Bagiamana dengan
programkegiatan deradikaisasi di direktorat yang yang bapak pimpin?
Jawab: Sebenarnya dengan atau tanpa BNPT program deradikalisasi sudah
berjalan, seperti misalnya bagaimana orang tua mendidik anaknya dengan baik…, bukan dalam arti program deradikalisasi
sesungguhnya itu adalah kontra deradikalisasi. Deradikalisasi itu kalau orang sudah radikal yang dihadapi..kalau masih sosialisasi bukan
berarti deradikalisasi. Makanya orang yang tidak paham deradikalisasi enak aja mengatakan belum jalan. IAIN Mataram waktu itu untuk
pembinaan agama, di Solo juga ada 4 kegiatan di tahun 2011 untuk kegiatan kontra deradikalisasi. Dari sosialisasi yang dilakukan, mereka
sudah ada perhatian, sudah ada penguatan untuk menyatakan berhasil atau tidak kita harus evaluasi, yang pasti kita sudah dikenal.
Indikatornya apa? Wah saya tidak hafal, ada laporan tahunan, tetapi itulah yang kita lanjutkan karena dianggap sudah tepat dan kalau tidak
tepat ngapain kita lanjutkan. Cuma tidak bisa disimpulkan. Buktinya, kenapa masih ada bom kalau berhasil? Itu orang menyimpulkan
begitu kan? Tidak bisa ini berhasil, bisa berhasil kalau dunia ini sudah jadi malaikat semua. Kalau bubar deradikalisasi kan saya juga tidak
bisa makan narasumber terkesan meledek. Jadi harus tetap ada, cuma tugas kita meminimalisirnya. Yang konyolnya kalau proposalnya
tidak diterima dia bilang deradikalisasi tidak jalan, karena bayangannya tentang BNPT itu mesin ATM. Kita berpikir program tapi
dia berpikir uang, kalau begitu langsung saja kementerian kekuangan, tidak usah lewat BNPT. Saya terkadang tertawa sendiri, mereka
lembaga yang biasanya tiba-tiba ada, kalau lembaganya sudah eksis sejak lama…merapat dong..narasumber menunjukkan proposal OMS
yang menurutnya sudah lama dan baik sehingga dapat dijadikan contoh.
2. Apakah anda optimis programkegiatan deradikalisasi di Indonesia?
Jawab: Ya. Tapi optimisnya kita dari berbagai sudut pandang, dari hukum,
dari empirisnya. Pokoknya optimis saja kalau kita mau berhasil. Optimisnya kelompok teroris harus mendirikan negara Islam. Tidak
bisa barangkali kita gambarkan dalam bentuk angka-angka tapi ya harus kita buktikan, harus bekerja. Pokoknya show must go on, harus
109
jalan terus orang mau menggonggong. Dia bilang kita tidak kerja, silahkan. Kami kerja, saya punya semangat begitu pak. Kita sudah
tinggalkan keluarga di Makassar, ngapain kalau orang mengatakan tidak, apa ukurannya? Jangan-jangan karena tidak dapat proyek. Itu
yang selalu menghantui saya.
3. Yang jadi ukurannya mungkin program resosialisasi, re-edukasi, rehabilitasi?