Analisis dan fragmentasi hasil spektrometri massa destilasi air

31 Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dilihat terdapat perbedaan jumlah komponen minyak atsiri. Komponen minyak atsiri yang diperoleh melalui destilasi uap lebih banyak daripada komponen minyak atsiri dari destilasi air. Menurut Harris 1987, perbedaan suhu yang relatif lebih tinggi yang menyebabkan proses ekstraksi minyak atsiri pada destilasi uap akan berjalan lebih baik dibandingkan pada destilasi air. Menurut Guenther 1987, pada destilasi air, minyak atsiri dari bahan akan keluar ke media pembawa air, kemudian baru akan menguap bersama-sama dengan air setelah proses pemanasan dilakukan. Oleh karena itu banyak kandungan minyak atsiri yang masih tertinggal dalam air, sehingga randemen minyak atsiri menjadi tidak maksimal. Faktor ini menyebabkan mengapa minyak atsiri dari tanaman yang sama jika diekstraksi dengan penyulingan air,penyulingan air dan uap dan penyulingan uap menghasilkan minyak dengan rendamen, komposisi dan sifat fisiko-kimia yang berbeda.

4.4.3 Analisis dan fragmentasi hasil spektrometri massa destilasi air

Anlisis dan fragmentasi hasil spektrometri massa komponen minyak atsiri dari temu hitam dengan metode destilasi air adalah sebagai berikut: 1. Puncak dengan waktu tambat 5,392 menit Puncak dengan waktu tambat 5,392 menit mempunyai M + 154 diikuti fragmen mz 139, 125, 81, 77, 43. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 64. Hasil spektrum massa unknown dibandingkan dengan data library yang memiliki tingkat similarity index tertinggi 94, maka senyawa dapat disimpulkan sebagai eucalyptol C 10 H 18 O dengan rumus bangun yang terlihat pada Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 4.3. Rumus bangun eucalyptol Spektrum massa unknown memberikan puncak ion molekul M + 154 yang merupakan berat molekul dari C 10 H 18 O. Pelepasan CH 3 • dari puncak ion molekul C 10 H 18 O menghasilkan fragmen [ C 9 H 15 O ] + dengan mz 139. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [ C 8 H 13 O ] + dengan mz 125. Pelepasan C 2 H 4 O menghasilkan fragmen [C 6 H 9 ] + dengan mz 81. Pelepasan C 3 H 2 menghasilkan fragmen [C 3 H 7 ] + dengan mz 43. Pola fragmentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28, halaman 71.

2. Puncak dengan waktu tambat 6,783 menit

Puncak dengan waktu tambat 6,783 menit mempunyai M + 152 diikuti fragmen mz 137, 123, 95, 81, 55, 41. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 64. Hasil spektrum massa unknown dibandingkan dengan data library yang memiliki tingkat similarity index tertinggi 92, maka senyawa tersebut dapat disimpulkan sebagai camphor C 10 H 16 O dengan rumus bangun yang terlihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Rumus bangun camphor Spektrum massa unknown memberikan puncak ion molekul M + 152 yang merupakan berat molekul dari C 10 H 16 O . Pelepasan CH 3 • dari puncak ion molekul Universitas Sumatera Utara 33 C 10 H 16 O menghasilkan fragmen [ C 9 H 13 O ] + dengan mz 137. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [ C 8 H 11 O ] + dengan mz 123. Pelepasan CO menghasilkan fragmen [C 7 H 11 ] + dengan mz 95. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 6 H 9 ] + dengan mz 81. Pelepasan C 2 H 2 menghasilkan fragmen [C 4 H 7 ] + dengan mz 55. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 3 H 5 ] + dengan mz 41. Pola fragmentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28, halaman 71.

3. Puncak dengan waktu tambat 20,725 menit.

Puncak dengan waktu tambat 20,725 menit mempunyai M + 230 diikuti fragmen mz 215, 201, 187, 175, 145, 107, 53, 41. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19, halaman 65. Spektrum massa unknown dibandingkan dengan data library yang memiliki tingkat similarity index tertinggi 81, maka senyawa dapat disimpulkan sebagai Curzerenone C 15 H 18 O 2 dengan rumus bangun yang terlihat pada Gambar 4.5. O Gambar 4.5. Rumus bangun Curzerenone Spektrum massa unknown memberikan puncak ion molekul M + 230 yang merupakan berat molekul dari C 15 H 18 O 2 . Pelepasan CH 3 • dari puncak ion molekul C 15 H 18 O 2 . menghasilkan fragmen [ C 14 H 15 O 2 .] + dengan mz 215. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [ C 13 H 13 O 2 ] + dengan mz 201. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [ C 12 H 11 O 2 ] + dengan mz 187. Pelepasan C menghasilkan fragmen [ C 11 H 11 O 2 ] + dengan mz 175. Pelepasan CH 2 O menghasilkan fragmen [ C 10 H 9 O ] + dengan mz 145. Pelepasan C 3 H 2 menghasilkan fragmen [ C 7 H 7 O ] + dengan mz Universitas Sumatera Utara 34 107. Pelepasan C 3 H 2 O menghasilkan fragmen [ C 4 H 5 ] + dengan mz 53. Pelepasan C menghasilkan fragmen [ C 3 H 5 ] + dengan mz 41. Pola fragmentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28, halaman 73 .

4. Puncak dengan waktu tambat 23,467 menit

Puncak dengan waktu tambat 23,467 menit mempunyai M + 218 diikuti fragmen mz 218, 203, 175, 161, 147, 135, 121, 107, 67, 41. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20, halaman 65. Spektrum massa unknown dibandingkan dengan data library yang memiliki tingkat similarity index tertinggi 82, maka senyawa tersebut dapat disimpulkan sebagai germacrone C 15 H 22 O dengan rumus bangun yang terlihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Rumus bangun germacrone Spektrum massa unknown memberikan puncak ion molekul M + 216 yang merupakan berat molekul dari C 15 H 22 O . Pelepasan CH 3 • dari puncak ion molekul C 15 H 22 O menghasilkan fragmen [ C 14 H 19 O ] + dengan mz 203. Pelepasan CO menghasilkan fragmen [ C 13 H 19 ] + dengan mz 175. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 12 H 17 ] + dengan mz 161. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 11 H 15 ] + dengan mz 147. Pelepasan C menghasilkan fragmen [C 10 H 15 ] + dengan mz 135. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 9 H 13 ] + dengan mz 121. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 8 H 11 ] + dengan mz 107. Pelepasan C 3 H 4 menghasilkan fragmen [C 5 H 7 ] + dengan mz 67. Pelepasan C 2 H 2 menghasilkan Universitas Sumatera Utara 35 fragmen [C 3 H 5 ] + dengan mz 41. Pola fragmentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28, halaman 73.

5. Puncak dengan waktu tambat 26,450 menit

Puncak dengan waktu tambat 26,450 menit mempunyai M + 232 diikuti fragmen mz 217, 203, 173, 135, 81, 67, 41. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21, halaman 66. Spektrum massa unknown dibandingkan dengan data library yang memiliki tingkat similarity index tertinggi 72, maka senyawa tersebut dapat disimpulkan sebagai iso-velleral C 15 H 20 O 2 dengan rumus bangun yang terlihat pada Gambar 4.7. CH=O CH=O Gambar 4.7. Rumus bangun iso-velleral Spektrum massa unknown memberikan puncak ion molekul M + 232 yang merupakan berat molekul dari C 15 H 20 O 2 . Pelepasan CH 3 • dari puncak ion molekul C 15 H 20 O 2 menghasilkan fragmen [C 14 H 17 O 2 ] + dengan mz 217. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 13 H 15 O 2 ] + dengan mz 203. Pelepasan CH 2 O menghasilkan fragmen [C 12 H 13 O] + dengan mz 173. Pelepasan C 3 H 2 menghasilkan fragmen [C 9 H 11 O] + dengan mz 135. Pelepasan C 3 H 2 O menghasilkan fragmen [C 6 H 9 ] + dengan mz 81. Pelepasan CH 2 menghasilkan fragmen [C 5 H 7 ] + dengan mz 67. Pelepasan C 2 H 2 menghasilkan fragmen [C 3 H 5 ] + dengan mz 41. Pola fragmentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28, halaman 74. Universitas Sumatera Utara 36

4.4.4 Analisis dan fragmentasi hasil spektrometri massa destilasi uap

Dokumen yang terkait

Analisis Secara GC-MS Komponen Minyak Atsiri dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acorus calamus) Hasil isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan dengan Destilasi Uap

8 80 131

Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Kulit Kayu Sintok (Cinnamomum sintoc Blume) dengan Metode Destilasi Uap dan Air serta Analisis Komponennya Menggunakan GC-MS

12 102 84

Analisis Secara GC-MS Komponen Minyak Atsiridaririmpang Tanaman Jerangau (Acoruscalamus) Hasilisolasi menggunakan metode Hidrodestilasi Dibandingkan Dengan Destilasi Uap

0 47 131

Isolasi Dan Analisis Kimia Minyak Atsiri Dari Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) Dengan Gas Kromatografi - Spektrometer Massa (GC–MS) Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri

30 208 138

Analisis Secara Gc-Ms Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acoruscalamus) Hasil Isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan Dengan Destilasi Uap

7 81 131

Karakterisasi Simplisia, Isolasi Dan Analisi Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Dan Daun Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Kering Secara Gc-Ms

1 51 92

ANALISIS SECARA GC-MS KOMPONEN MINYAK ATSIRI DARI RIMPANG TANAMAN JERANGAU (Acorus calamus) HASIL ISOLASI MENGGUNAKAN METODE HIDRODESTILASI DIBANDINGKAN DENGAN DESTILASI UAP SKRIPSI DIAN ARINI SEMBIRING 070802034

0 0 16

Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Kulit Kayu Sintok (Cinnamomum sintoc Blume) dengan Metode Destilasi Uap dan Air serta Analisis Komponennya Menggunakan GC-MS

0 0 24

Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Kulit Kayu Sintok (Cinnamomum sintoc Blume) dengan Metode Destilasi Uap dan Air serta Analisis Komponennya Menggunakan GC-MS

0 0 16

ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA KULIT KAYU SINTOK (Cinnamomum sintoc Blume) DENGAN METODE DESTILASI UAP DAN AIR SERTA ANALISIS KOMPONENNYA MENGGUNAKAN GC-MS SKRIPSI

0 0 15