Rendahnya kapasitas petani dalam aspek kewirausahaanpemasaran.

Kegiatan usaha agribisnis yang dilakukan masih bersifat individual. Kelembagaan petani Gapoktankelompok tani belum secara sungguh-sungguh berupaya mengumpulkan komoditas produk untuk dipasarkan secara bersama-samaberkelompok. Hal ini karena penjualan ke penebastengkulak dinilai lebih mudah dan praktis. Di samping itu belum berkembangnya pemasaran secara kolektif juga disebabkan karena rendahnya semangat dan jiwa kewirausahaan pengurus kelembagaan petani. 14. Masih rendahnya minat untuk membangun dan mengembangkan kelembagaan petani. Kesadaran petani untuk membentuk dan mengembangkan organisasi petani dan organisasi pengusaha skala kecil masih rendah. Belum berkembangnya organisasi untuk advokasi aspirasi politik petani dan pengusaha kecil dapat menjadi penyebab dari kegagalan kebijakan.

C. Peluang Opportunity

1. Pemanfaatan sumberdaya manusia demikian besar dan masih terus bertambah. Jumlah penduduk yang sangat besar dan daya beli yang tinggi merupakan potensi pasar domestik karena dapat menstimulasi peningkatan produksi sehingga meningkatkan kesejahteraan petani. 2. Peningkatan produksi dan nilai tambah. Jumlah penduduk yang terus bertambah dan standar produk yang semakin tinggi membawa konsekuensi permintaan produk pertanian yang semakin meningkat dengan nilai tambah yang tinggi. SDM sebagai pelaksana penggerak proses produksi dan pengembangan rantai nilai modal sosial khas Indonesia harus memiliki kompetensi yang tinggi agar dapat memanfaatkan peluang tersebut. 3. Kemajuan IPTEK, global untuk pengembangan inovasi pertanian melalui pengembangan sistem inovasi pada perguruan tinggi. Inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi, kualitas dan ragam produk sesuai kebutuhan pasar serta meningkatkan nilai tambah, menurunkan biaya produksi dan menerapkan tata kelola usaha pertanian yang baik untuk mewujudkan kemandirian pertanian.