Penguatan BP3K Sebagai Pusat Koordinasi Program dan Pelaksanaan
musyawarah, dll pelaksanaan programa penyuluhan. Oleh sebab itu, guna menghasilkan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan petani dan
dapat mencapai target pembangunan pertanian, penyelenggara penyuluhan di lapangan BP3K juga harus didukung dengan sarana dan
prasarana terstandarisasi dan tepat guna.
Upaya penguatan BP3K sebagai pendorong efektivitas penyuluhan, pertama dapat dilakukan melalui sharing pendanaan dari semua
stakeholders dan dari berbagai jenis dan sumber anggaran APBD, APBN, DAK, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, kerjasama, penguatan
permodalan, serta pola kemitraan. Hal ini agar fungsi BP3K seperti pelaksanaan kegiatan demplot, field day, kaji terap, magang petani, kursus
tani, rembug tani, pelatihan dan lain-lain dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 16
tahun 2006, pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi dan mendorong peran serta pelaku utama dan pelaku usaha dalam
pelaksanaan penyuluhan. Kerjasama penyuluhan dapat dilakukan antar kelembagaan penyuluhan, baik secara vertikal, horizontal, maupun lintas
sektoral. Kerjasama penyuluhan antara kelembagaan penyuluhan nasional, regional, dan atau internasional dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari menteri.
Upaya kedua adalah dukungan dari berbagai lembaga dalam bentuk sinergitas pembinaan. Sinergitas pembinaan BP3K dapat dilakukan oleh:
Dinas Teknis lingkup Pertanian dalam bentuk Latihan dan Kunjungan, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian STPP, Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian Pembangunan SMK-PP dalam bentuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, kajian kelembagaan aspek konsep, peran, kelas,
kemitraan, dan pengembangan model kewirausahaan. Agar pelaksanaan kegiatan lebih efektif maka dukungan Balai Besar Pelatihan Pertanian
BBPP, Balai Pelatihan Pertanian BPP dan Balai Diklat Pertanian BDP dalam meningkatkan fungsi BP3K dilakukan melalui kegiatan penguatan
kelembagaan, sarana prasarana, metode pelatihan, pelatihan penyuluh, petani dan pelaku usaha, pelatihan kewirausahaan, pelatihan teknis
agribisnis dan pelatihan manajemen BP3K. Pelaksanaan pelatihan dapat melibatkan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya P4S.
Rencana Strategis BPPSDMP 2015-2019
Peningkatan efektivitas penyuluhan dengan menjadikan BP3K sebagai pusat koordinasi program dan pelaksanaan kegiatan di kecamatan harus
dibarengi dengan pemberdayaan dan penguatan peran BP3K. Kedepan, BP3K harus dapat berperan sebagai: 1 pusat koordinasi dan sinergitas
pelaksanaan program pembangunan pertanian; 2 pusat kaji terap dan demonstrasi plot dengan pendampingan dari peneliti dan penyuluh BPTP;
3 pusat data dan informasi pertanian mencakup data wilayah seperti potensi komoditas, kelembagaan tani, sumberdaya manusia, sarana
prasarana, kondisi sosial ekonomi dan lain-lain; 4 pusat manajemen kewilayahan; 5 pusat pelatihan dan konsultasi petugas dan petani.
Pendekatan pengembangan kawasan merupakan upaya ketiga adalah meningkatkan efektivitas penyuluhan di BP3K, dengan kegiatan yang
berfokus pada pengembangan komoditas unggulan dengan pendekatan agroekosistem, sistem agribisnis, partisipatif dan terpadu. Mengacu
Permentan 50 tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian, maka tahapan pengembangan kawasan meliputi: 1 tahap
penumbuhan kawasan; 2 tahap pengembangan kawasan; 3 tahap pemantapan kawasan; 4 tahap integrasi kawasan; dan 5 tahap replikasi
kawasan. Masing-masing tahapan mempunyai jenis kegiatan yang berbeda tergantung pada tingkat ketergantungan pertanian, kekuatan subsistem
agribisnis yang ada hulu, produksi, hilir dan penunjang, maupun kualitas SDM dan aplikasi teknologi yang telah dilakukan.
Kegiatan pengembangan kawasan pertanian yang dilakukan oleh Badan PPSDMP dapat dilakukan melalui Model Pembinaan Secara Terpadu
terhadap BP3K. Pusat Pelatihan Pertanian dan UPT Pelatihan memberikan dukungan melalui kegiatan pelatihan yang dialokasikan di BP3K dan desa
binaan, pusat penyuluhan memberikan dukungan melalui kegiatan pengawalan dan pendampingan kepada poktan dan gapoktan dan pusat
pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian serta UPT pendidikan memberikan dukungan melalui kegiatan pengabdian
masyarakat di desa mitra.