peningkatan  produksi  berbagai  subsektor  pertanian  tanaman  pangan, hortikultura,  peternakan  dan  perkebunan,  mempunyai  peran  utama  dalam
meningkatkan kemampuan pelaku utama petani, peternak, pekebun, beserta keluarnga  intinya  dan  pelaku  usaha  perorangan  atau  korporasi  yang
dibentuk  menurut  hukum  Indonesia  yang  mengelola  usaha  pertanian, perikanan,  dan  kehutanan  pembangunan  pertanian,  melalui  kegiatan
penyuluhan,  pendidikan  dan  pelatihan  pertanian,  serta  standardisasi  dan sertifikasi SDM pertanian.
Dalam  kerangka  organisasi,  Badan  PPSDMP  bertanggung  jawab  untuk menyediakan  SDM  pertanian  yang  kompeten  dan  profesional  di  bidangnya,
melalui fungsi penyuluhan, pelatihan serta standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian.  Hal  ini  selanjutnya  tercermin  dalam  fokus  program  dan  kegiatan
penyuluhan  dan  pengembangan  SDM  pertanian  yang  meliputi  peningkatan efektivitas  penyuluhan  dalam  rangka  mendukung  pencapaian  target
pembangunan  pertanian,  pengembangan  kerjasama  dan  profesionalisme kediklatan  serta  pemberdayaan  STPP  dan  SMK-PP,  serta  peningkatan
kompetensi SDM pertanian melalui sertifikasi profesi.
Terkait  dengan  tugas  pokok  dan  fungsi,  BPPSDMP  memandang  perlu  untuk memperhatikan  beberapa  isu  strategis  yang  menyangkut  penyuluhan  dan
pengembangan  SDM  pertanian,  dan  menjadi  cerminan  dalam  penyusunan program  dan  kegiatan  di  lapangan,  guna  mendukung  tercapainya  target
pembangunan  pertanian.  Isu  strategis  itu  meliputi:  1  penguatan  BP3K sebagai pusat koordinasi program dan pelaksanaan kegiatan di kecamatan; 2
memperkuat  sistem  penyuluhan  melalui  jaringan  internet  cyber  extension; 3  peningkatan  kompetensi  SDM  pertanian  melalui  standardisasi  dan
sertifikasi  profesi  pertanian;  4  Peningkatan  Fasilitasi  Balai  Pelatihan  melalui pelayanan prima dan bertaraf internasional; 5 pengembalian minat generasi
muda  di  bidang  pertanian  melalui  kesempatan  pendidikan  bagi  anak  petani berprestasi;  dan  6  Penerapan  good  governance  tata  kelola  yang  baik.
Secara  rinci  isu-isu  strategis  penyuluhan  dan  pengembangan  SDM  pertanian diuraikan sebagai berikut:
Rencana Strategis BPPSDMP 2015-2019
1. Penguatan  BP3K  Sebagai  Pusat  Koordinasi  Program  dan  Pelaksanaan
Kegiatan di Kecamatan
Lembaga penyuluhan pemerintah yang menjadi garda terdepan pelayanan penyuluhan adalah Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
BP3K,  mempunyai  kedudukan  dan  peran  yang  sangat  strategis  dalam proses  percepatan  pembangunan  pertanian  melalui  tugas  dan  fungsi
penyelenggaraan penyuluhan di wilayah. Hal ini dikarenakan BP3K sebagai institusi  terdepan  yang  secara  langsung  berhubungan  dengan  pelaku
utama pembangunan pertanian dalam hal ini petani, peneliti, penyuluh dan pelaku  usaha  di  bidang  pertanian  serta  kelompok  masyarakat  peduli
pembangunan pertanian.
Sesuai  dengan  Undang-Undang  Nomor  16  Tahun  2006  tentang  Sistem Penyuluhan  Pertanian,  Perikanan  dan  Kehutanan,  BP3K  merupakan
kelembagaan penyuluhan pemerintah di tingkat kecamatan yang memiliki tugas: 1 menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan
dengan  programa  penyuluhan  kabupatenkota;  2  melaksanakan penyuluhan  berdasarkan  programa  penyuluhan;  3  memfasilitasi  proses
pembelajaran  dengan  mengikhtiarkan  kemudahan  akses  ke  sumber  yang dibutuhkan  petani  melalui  penyediaan  dan  penyebarluasan  informasi
teknologi,  sarana  produksi,  pembiayaan,  pasar  dan  pemasaran;  4 memfasilitasi  pengembangan  kelembagaan  dan  kemitraan  pelaku  utama
dan  pelaku  usaha;  5 memfasilitasi  peningkatan  kapasitas  penyuluh PNS, penyuluh  swadaya  dan  penyuluh  swasta  melalui  proses  pembelajaran
secara  berkelanjutan;  dan  6  melaksanakan  proses  pembelajaran  melalui kaji  terap  dan  percontohan  dan  pengembangan  model  usahatani  bagi
pelaku utama dan pelaku usaha; 7 memfasilitasi kerjasama antar peneliti, penyuluh dan petani.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan semakin meningkatnya kebutuhan agribisnis  petani,  peran  BP3K  berkembang  tidak  hanya  sebagai  tempat
pertemuan  para  penyuluh,  pelaku  utama,  dan  pelaku  usaha,  tetapi  juga harus mampu melakukan perakitan teknologi spesifik lokasi, model-model
usahatani  dan  kemitraan  agribisnis,  metodologi  penyuluhan  melalui fasilitas  informasi  dan  dokumentasi  dalam  perpusatakaan,  serta
melaksanakan  forum-forum  penyuluhan  rembug  tani,  koordinasi,
musyawarah, dll pelaksanaan programa penyuluhan. Oleh sebab itu, guna menghasilkan  penyuluhan  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  petani  dan
dapat  mencapai  target  pembangunan  pertanian,  penyelenggara penyuluhan  di  lapangan  BP3K  juga  harus  didukung  dengan  sarana  dan
prasarana terstandarisasi dan tepat guna.
Upaya  penguatan  BP3K  sebagai  pendorong  efektivitas  penyuluhan, pertama  dapat  dilakukan  melalui  sharing  pendanaan  dari  semua
stakeholders  dan  dari  berbagai  jenis  dan  sumber  anggaran  APBD,  APBN, DAK,  Dekonsentrasi,  Tugas  Pembantuan,  kerjasama,  penguatan
permodalan,  serta  pola  kemitraan.  Hal  ini  agar  fungsi  BP3K  seperti pelaksanaan kegiatan demplot, field day, kaji terap, magang petani, kursus
tani,  rembug  tani,  pelatihan  dan  lain-lain  dapat  berjalan  sesuai  dengan fungsinya.  Sebagaimana  diamanatkan  dalam  Undang-Undang  nomor  16
tahun  2006,  pemerintah  dan  pemerintah  daerah  memfasilitasi  dan mendorong  peran  serta  pelaku  utama  dan  pelaku  usaha  dalam
pelaksanaan  penyuluhan.  Kerjasama  penyuluhan  dapat  dilakukan  antar kelembagaan  penyuluhan,  baik  secara  vertikal,  horizontal,  maupun  lintas
sektoral. Kerjasama penyuluhan antara kelembagaan penyuluhan nasional, regional,  dan  atau  internasional  dapat  dilakukan  setelah  mendapat
persetujuan dari menteri.
Upaya  kedua  adalah  dukungan  dari  berbagai  lembaga  dalam  bentuk sinergitas  pembinaan.  Sinergitas  pembinaan  BP3K  dapat  dilakukan  oleh:
Dinas  Teknis  lingkup  Pertanian  dalam  bentuk  Latihan  dan  Kunjungan, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian STPP, Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian  Pembangunan  SMK-PP  dalam  bentuk  pelaksanaan  kegiatan pengabdian masyarakat, kajian kelembagaan aspek konsep, peran, kelas,
kemitraan,  dan  pengembangan  model  kewirausahaan.  Agar  pelaksanaan kegiatan  lebih  efektif  maka  dukungan  Balai  Besar  Pelatihan  Pertanian
BBPP,  Balai  Pelatihan  Pertanian  BPP  dan  Balai  Diklat  Pertanian  BDP dalam  meningkatkan  fungsi  BP3K  dilakukan  melalui  kegiatan  penguatan
kelembagaan,  sarana  prasarana,  metode  pelatihan,  pelatihan  penyuluh, petani  dan  pelaku  usaha,  pelatihan  kewirausahaan,  pelatihan  teknis
agribisnis  dan  pelatihan  manajemen  BP3K.  Pelaksanaan  pelatihan  dapat melibatkan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya P4S.