di yang sering dilakukan adalah: 1 pe- menang lelang tidak diumumkan secara
luas; 2 isi pengumuman pemenang le- lang tidak memenuhi standar minimal pe -
ngumuman; 3 waktu pengumuman di- tunda-tunda, untuk mengelabui rekanan
yang sengaja tidak dimenangkan.
Ketiga modus operandi yang sering dila- kukan ter sebut telah melanggar Undang-
Undang U U Nomor 31 Tahun 1999
jo. UU Nomor 20 Ta hun 2001 ten
tang Korupsi, yaitu pada Pasal 3.
13. Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat
Pada tahapan sanggahan peserta lelang dan pe
ngaduan masyarakat, modus ope randi
yang sering dilakukan adalah: 1 re kayasa sanggahan, formalitas sanggahan dibuat
agar pelelangan terlihat fair; 2 substansi sanggahan tidak ditanggapi atau tidak
se luruhnya ditanggapi; 3 panitiape nye- dia yang dimenangkan melakukan ne-
gosiasi dengan memberi uang tutup mulut agar rekanan yang menyanggah ti
dak mengajukan sanggahan banding.
Ketiga modus operandi yang sering dila- kukan tersebut telah melanggar Undang-
Undang UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Korupsi, yaitu pada Pasal 3.
14. Penandatanganan dan Pelak- sa naan Kontrak
Pada tahapan penandatanganan d an p
e- lak sa naan
kontrak, modus
ope ran di yang sering di
lakukan adalah: 1 pe- nandatanganan kon trak tanpa dileng kapi
surat jaminan pelaksanaan; 2 penan- da
tanganan kontrak dila kukan bukan
oleh pihak yang berwenang dipalsukan oleh pihak tertentu; 3 kon trak “dijual”
kepada pihak lain atau selu ruh pekerjaan utama dialihkan kepada pe nyedia lainnya;
4 pekerjaan utama disub kontrakkan.
Keempat modus operandi yang sering dila-
JURNAL PENGADAAN
10
Pemetaan Jenis dan Risiko... OKTOBER 2015VOLUME 4, NOMOR 1
11
kukan tersebut telah melanggar Un dang-
Undang UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Korupsi,
yaitu pada Pasal 2 dan 3.
15. Penyerahan BarangJasa dan Pem bayaran Pekerjaan
Pada tahapan penyerahan barangjasa dan pembayaran pekerjaan, modus operandi
yang sering dilakukan adalah: 1 pembuatan berita acara penyelesaian pekerjaan fi ktif
untuk mencairkan anggaran; 2 kuantitas dan kualitas pekerjaan tidak sesuai yang
ditentukan dalam kontrak; 3 adanya pe- kerjaan tambah yang tidak jelas untuk
meng habiskan anggaran.
Ketiga modus operandi yang sering dila- kukan tersebut telah melanggar Undang-
Undang UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Korupsi,
yaitu pada Pasal 2 dan pasal 7 ayat 1b.
Langkah-langkah Taktis dalam Pro ses
Au dit yang Harus Dilakukan Ter ha dap Je nis dan Risiko Kecurangan Pe ng adaan
BarangJasa
Peta jenis dan risiko kecurangan yang telah di
uraikan sebelumnya perlu mendapat per
hatian auditor. Uraian berikut memberi lang kah-langkah praktis
dan taktis dalam proses audit pengadaan barangjasa yang harus dilakukan oleh
auditor untuk menghadapi jenis dan ri- siko kecurangan berdasar tahapan pro ses
pengadaannya.
16. Perencanaan Pengadaan
Pa da tahapan ini auditor perlu melakukan lang kah-langkah
berikut: 1 mintakan
d af tar orang-orang yang terlibat dalam pe r- encanaan, teliti bila perlu konfi rmasi terhadap
perilaku orang-orang tersebut; 2 cer mati
daftar kebutuhan riil barangjasa yang menjadi prioritas untuk diadakan; 3 periksa apakah
daftar kebutuhan riil tersebut dilengkapi dengan indikator input, proses, output,
outcome dan impact-nya dengan jelas