Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .325
a
.106 .074
.15651 1.470
a. Predictors: Constant, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SOSIAL
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat
sebesar 1,470. Dengan melihat kriteria Durbin – Watson yaitu -2 DW +2 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
adalah perbandingan antara variasi Y dependen yang dijelaskan oleh x1 dan x2 independen secara bersama-sama dibanding
dengan variasi variable dependen Y. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Adapun koefisien determinasi yang
dinotasikan dengan R
2
mencerminkan kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen. Jika R
2
semakin besar atau mendekati 1, maka model makin tepat karena variable independen X memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen Y. Sebaliknya, R
2
semakin kecil dibawah 0,5 maka dapat dikatakan kemampuan variable-variabel independen X dalam menjelaskan variable dependen Y amat terbatas.
72
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .325
a
.106 .074
.15651 a. Predictors: Constant, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS
b. Dependent Variable : PENGUNGKAPAN SOSIAL
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013
Pada Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,325 yang berarti bahwa korelasi antara variabel dependen dengan
variabel- variabel independennya amat terbatas dengan didasarkan pada nilai R
2
yang berada dibawah 0,5. Hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0,106 dimana 10,6
variabel dependen luas pengungkapan sosialnya dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan 89,4 dijelaskan oleh variabel diluar variabel independen
yang digunakan dalam penelitian. Adapun interpretasi tingkat keeratan hubungan antara variabel X dengan Y variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan
tabel interpretasi koefisien korelasi dalam Sugiyono 2000 sebagai berikut :
73
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono 2000
Dengan demikian, dalam penelitian ini variabel-variabel yang
digunakan memiliki interpretasi yang sangat rendah untuk menjelaskan pengungkapan sosial perusahaan, seperti terlihat dalam tabel 4.7 bahwa nilai
koefisien korelasi R sebesar 0,325 yang berarti berada pada interval koefisien 0,200 – 0,399 yaitu memiliki interpretasi rendah.
b.
Uji Regresi Parsial Uji t
Uji Regresi Parsial Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Pengujian melalui uji t dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Kriteria uji t yang digunakan :
3.
Apabila t-hitung t- tabel, pada α 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien
regresi tidak signifikan yang berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
4.
Apabila t-hitung t- tabel, pada α 0,05 maka hipotesis diterima
koefisien regresi signifikan yang berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
74
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari uji regresi parsial uji t dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial T-Test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.276 .162
1.703 .094
PROFITABILITAS .003
.002 .176
1.386 .171
UKURAN PERUSAHAAN
.022 .011
.248 1.958
.055 a. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN
SOSIAL
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013
Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan sosial
Nilai t-hitung untuk variabel profitabilitas adalah sebesar 1,386 dan t-tabel untuk df n-
2 = 58 dengan α = 5 diketahui sebesar 2,0017. Dengan demikian t- hitung lebih kecil dari t-tabel 1,386 2,0017 dan nilai signifikansi sebesar 0,171
lebih besar dari 0,05 artinya H1 ditolak, bahwa profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial.
75
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sosial Nilai t-hitung untuk variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 1,958 dan t-
tabel untuk df n- 2 = 58 dengan α = 5 diketahui sebesar 2,0017. Dengan
demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel 1,958 2,0017 dan nilai signifikansi sebesar 0,55 lebih besar dari 0,05 artinya H2 ditolak, bahwa ukuran perusahaan
secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial. Berdasarkan hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa pengungkapan
sosial dipengaruhi oleh variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan persamaan matematis sebagai berikut:
Y=0,276+0,003X
1
+0,022X
2
+ e
1 koefisien konstanta adalah 0,276 menyatakan bahwa jika X1 dan X2 adalah 0,
maka indeks pengungkapan sosial adalah 0,276. 2 koefisien regresi b1 sebesar 0,003 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu
kali variabel profitabilitas, maka akan menambah indeks pengungkapan sosial sebesar 0,003 dengan asumsi variabel lain tetap.
3 koefisien regresi b2 sebesar 0,022 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali variabel ukuran perusahaan, maka akan menambah pula indeks
pengungkapan sosial sebesar 0,022 dengan asumsi variabel lain tetap.
76
Universitas Sumatera Utara
c. Uji regresi simultan Uji f