Uji Multikolinearitas Uji heterokedastisitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Gambar 4.2 Normal P-Plot Berdasarkan gambar 4.2 di atas terlihat titik-titik sebaran mendekati dan mengikuti garis normal sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas independen dalam suatu model regresi linear berganda. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Imflation Factor VIF dan nilai Tolerance, apabila 68 Universitas Sumatera Utara nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,1 maka terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,1 maka tidak terjadi multikolineraritas. Nilai VIF serta nilai tolerance dari variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PROFITABILITAS .977 1.024 UKURAN PERUSAHAAN .977 1.024 a. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SOSIAL Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Jika dilihat pada Tabel 4.4 di atas, semua variabel independen memiliki VIF kurang dari 10, atau VIF 10. Selain itu nilai tolerance untuk setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 atau tolerance 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini.

c. Uji heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas dan jika varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat ada 69 Universitas Sumatera Utara tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterpol antara standardized predicted value ZPRED dengan studentized residual SRESID. Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi - Y sesungguhnya. Dasar pengambilan keputusan yaitu : c. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. d. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pola gambar Scatterplot pada model penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut. Berdasarkan grafik Scatterplot di bawah ini dapat disimpulkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, juga diketahui titik-titik data tidak mengumpul di suatu tempat dan tidak membentuk pola-pola tertentu, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 70 Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot d. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode saat ini t dengan periode sebelumnya t -1. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson D-W. Menurut Santoso 2000, jika angka D- W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Berikut ini adalah kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi. 1 angka D-W terletak di bawah -2 berarti ada korelasi positif, 2 angka D-W terletak di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 71 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .325 a .106 .074 .15651 1.470 a. Predictors: Constant, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SOSIAL Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat sebesar 1,470. Dengan melihat kriteria Durbin – Watson yaitu -2 DW +2 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 102

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 14

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas, Size Perusahaan dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

SKRIPSI PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12