Pengeluaran ASI Pengaruh Pemberian Vitamin A dengan Pengeluaran ASI pada Ibu Post Partum di Klinik Cahaya Medan Tahun 2012

pusing, rambut rontok, kulit mengering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia dan sakit pada tulang. Pada wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala, hidrosefalus dan mudah tersinggung yang dapat terjadi pada konsumsi 8000 REhari selama 30 hari. Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. Karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten menurun bila konsumsi tinggi. Disamping itu sebagian dari karoten yang diserap tidak diubah menjadi vitamin A akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila lemak dibawah kulit mengandung banyak karoten, warna kulit akan terlihat kekuningan Almatsier. 2001.hlm.162.

B. Pengeluaran ASI

1. Pengertian ASI ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang, terutama pada 2 tahun pertama IDAI. 2008.hlm 2. Komposisi ASI ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai nilai biologis tertentu, dan mempunyai substansia yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang membedakan ASI dengan susu formula. Pengeluaran ASI tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang keluar dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan ibu yang bayinya cukup bulan. Dengan demikian pengeluaran ASI sudah diatur sehingga sesuai dengan tuanya kehamilan. Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas: a Kolostrum.  Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi. Universitas Sumatera Utara  Mengandung: imunoglobulin, laktoferin, ion-ion Na, Ca, K, Zn, Fe, vitamin A, D, E dan K, lemak dan rendah laktosa.  Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih. b ASI transisi antara.  ASI antara, mulai berwarna putih bening dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi, dan kemampuan mencerna usus bayi. c ASI sempurna  Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna Manuaba. 2000.hlm.56. 3. Mekanisme Produksi ASI Ada dua hormon, prolaktin dan oksitosin yang memegang peranan penting dalam produksi dan pengeluaran air susu pengaliran. Bayi yang mengisap payudara ibu juga merangsang kelenjar hipofisis anterior yang terletak di otak untuk melepaskan prolaktin ke dalam aliran darah ibu. Prolaktin menyebabkan sel-sel pada alveoli menarik air dan nutrien dari darah untuk memproduksi susu. Oksitosin dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar hipofisis posterior sebagai respons terhadap isapan bayi dan tangisan maupun rengekan bayi, bahkan mendengar bayi terbangun sekalipun dapat membuat kelenjar melepas hormon tersebut. Oksitosin menyebabkan otot-otot kecil di sekitar sel-sel penghasil susu berkontraksi dan mengeluarkan susu. Juga menyebabkan duktus melebar dan memendek, memungkinkan air susu mengalir ke luar. Jumlah air susu yang ibu produksi umumnya dipengaruhi oleh frekuensi dan lamanya bayi menyusu. Semakin sering bayi mengisap payudara, semakin banyak air Universitas Sumatera Utara susu yang ibu produksi. Bayi bisa menyusui 8 sampai 15 kali dalam 24 jam, hal itu dapat memperlancar produksi ASI, walaupun beberapa sesi berlangsung amat singkat. Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Dengan menunda atau membatasi pemberian air susu, penggunaan dot, pemberian suplemen susu formula, air atau cairan lain, atau menjadwalkan waktu menyusu setiap tiga atau empat jam sekali akan menunda pengeluaran ASI dan menurunkan produksinya. Sering menyusui, untuk memuaskan rasa lapar bayi dan membiarkan bayi mengisap selama bayi mau, akan membantu ibu memproduksi pasokan air susu yang baik Simkin, Whalley Keppler. 2007. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran ASI Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira 550-1000 ml setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : a. Makanan Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelashari. b. Ketenangan jiwa dan fikiran Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk Universitas Sumatera Utara ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. c. Penggunaan alat kontrasepsi Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI. d. Perawatan payudara Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypofise untuk mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oxytocin. e. Anatomis buah dada Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan berkurang. f. Fisiologi Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama hormon prolaktin ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu. g. Faktor istirahat Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang. h. Faktor hisapan anak Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang. Universitas Sumatera Utara i. Faktor obat-obatan Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon prolaktin dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI Ambarwati Wulandari. 2009.hlm.27. 5. Faktor-faktor dalam menilai kecukupan ASI a. ASI akan cukup bila posisi dan perlekatan benar b. Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang tidak pekat dan bau tidak menyengat c. Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir pada usia 2 minggu d. Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari payudara ibu. 6. Kebutuhan Zat Gizi pada Ibu Menyusui a. Kebutuhan Kalori Selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibandingkan selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kkal100 ml, dan kira-kira 85 kkal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kkalhari untuk 6 bulan pertama dan 510 kkalhari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi 2300-2700 kkal ketika menyusui Dudek, 2001. Universitas Sumatera Utara b. Protein Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 dari tambahan 500 kkal yang dianjurkan. c. Cairan Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susudan jus buah. d. Vitamin dan Mineral Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil Intan, Rury Ircham. 2011. 7. Pemberian Vitamin A Terhadap Pengeluaran ASI Astawan 2008, dalam Sortarini, Yulifah Wirastuti, 2009, hal. 98 memaparkan pembentukan ASI dipengaruhi hormon prolaktin tetapi selama terbentuk hormon estrogen maka pembentukan prolaktin terhambat. Dengan berhentinya pengaruh estrogen setelah persalinan, produksi prolaktin meningkat dan mengaktivasi kelenjar buah dada memproduksi ASI. Vitamin A mempunyai aktifitas mirip hormon yaitu mengadakan interaksi dengan reseptor spesifik intraselluler pada jaringan target yaitu merangsang pertumbuhan epitel-epitel pada seluruh tubuh diantaranya adalah epitel otak dan payudara. Pada epitel otak vitamin A membantu hipofise anterior untuk merangsang sekresi hormon prolaktin. Pada payudara Vitamin A bekerja mengaktifkan sel-sel epitel pada alveoli untuk menampung air susu. Vitamin A diabsorbsi sempurna, pesat dan praktis sempurna, kecuali bila dosis terlampau tinggi. Kadar dalam plasma mencapai puncak setelah 4 jam. Resorpsinya lebih cepat dalam bentuk larutan air emulsi homogen daripada larutan Universitas Sumatera Utara minyak. Zat ini terikat dan ditranspor dengan RBP Retinol Binding Protein sebagian dioksidasi menjadi retinal dan asam retinoat yang bersama glukoronidanya diekskresi lewat kemih dan tinja.

C. Post Partum Nifas