Arsitektur Tradisional Jepang Secara Umum

19 Nomadic, Ban dinding yang digunakan terbuat dari kontainer pengiriman. Ruang tambahan dibuat dengan tabung kertas dan panel sarang lebah. Gambar : Sendai Mediatheque dibangu pada tahun 2001

2.2 Arsitektur Tradisional Jepang Secara Umum

Arsitektur tradisional Jepang banyak dipengaruhi oleh China dan budaya Asia lainnya selama berabad-abad. Arsitektur tradisional Jepang dan sejarahnya didominasi oleh teknik atau gaya China dan Asia dengan variasi gaya asli Jepang pada tema-tema di sisi tertentu. Di samping itu adanya penyesuaian dengan berbagai iklim di negara Jepang dan pengaruh budaya dari luar, hasilnya sangat heterogen, namun beberapa fitur praktis yang umum tetap dapatt ditemukan. Pemilihan bahan utama untuk hampir semua struktur, selalu kayu dalam berbagai bentuk papan, jerami, 20 kulit kayu, kertas, dll. Tidak seperti Barat dan beberapa arsitektur China, penggunaan batu dihindari kecuali untuk keperluan tertentu saja. Struktur umum hampir selalu sama dengan atap besar dan melengkung, sementara dinding dengan rangka kayu yang dilapisi kertas tipis. Untuk desain interiornya, dinding-dindingnya bersifat fleksibel, yang dapat digeser sesuai dengan keperluan. Adapun sifat dari arsitektur tradisional Jepang yaitu, memiliki sifat ringan dan halus, konstruksi kayu lebih menonjol dan diolah sangat halus dengan bentuk- bentuk lengkung dan kesederhanaan, bentuk bangunan diatur dalam simetris yang seimbang, penghematan terhadap ruang lebih terlihat, dan sedikit penggunaan warna, kecenderungan ke arah warna politur dan lak. Desain interior Jepang sangat efisien dalam penggunaan sumber daya. Interior tradisional dan modern Jepang sangat fleksibel dalam penggunaannya dan dirancang sebagian besar dengan bahan-bahan alami. Ruang yang digunakan sebagai kamar multifungsi. Kamar dapat dibuka untuk menciptakan lebih banyak ruang untuk acara tertentu atau untuk privasi, atau sebaliknya ditutup dengan menarik layar kertas tertutup bernama Shoji. Sebagian besar dinding interior Jepang sering terbuat dari layar shoji yang bisa digeser terbuka untuk bergabung dengan dua kamar bersama-sama, dan kemudian menutupnya untuk kepentingan privasi. Pada layar shoji terbuat dari kertas yang melekat pada bingkai kayu tipis yang menggelinding pada jalur ketika mereka didorong. Fitur penting lainnya dari layar shoji selain privasi dan pengasingan, adalah untuk pencahayaan alami. Ini merupakan aspek penting 21 untuk desain Jepang. Kertas dinding tembus memungkinkan cahaya untuk disebarkan melalui ruang dan menciptakan bayangan cahaya dan pola. Tikar tatami, tikar jerami yang sering digunakan untuk menutupi lantai dalam interior Jepang. Di rumah-rumah Jepang modern biasanya hanya ada satu atau dua ruang tatami. Cara lain untuk menghubungkan kamar di interior Jepang adalah melalui panel yang terbuat dari kayu dan kertas, seperti layar shoji atau kain geser. Panel ini disebut fusuma dan digunakan sebagai seluruh dinding. Biasanya panel ini dihiasi lukisan secara tradisional. Tatami merupakan dasar dari arsitektur tradisional Jepang, mengatur ukuran bangunan dan dimensi. Desain berasal dari Jepang kuno ketika jerami diletakkan di lantai tanah sebagai pelunakn atau penghangat. Dalam periode Heian, ide ini berkembang menjadi tikar seperti zaman sekarang, yang dapat dilettakkan di mana saja untuk duduk atau tidur. Tatami cocok untuk iklim Jepang, karena udara dapat beredar di sekitar lantai. Bambu digunakan dalam rumah Jepang, digunakan baik untuk tujuan dekoratif dan fungsional. Tirai bambu, sudare, ganti shoji di musim panas untuk mencegah kelebihan panas di dalam dan juga menawarkan ventilasi yang lebih besar. Bambu biasanya digunakan di tempat tinggal dan rumah-rumah pertanian untuk langit-langit dan kasau. Sifat alami bambu, keindahan baku dengan knot dan pembukaan halus, sesuai dengan cita-cita estetika Jepang ketidaksempurnaan, kontras dan alami. Penggunaan kertas atau washi, pada bangunan Jepang merupakan komponen utama dalam keindahan dan suasana interior Jepang, variasi cara 22 menggabungkan bayangan untuk menciptakan sebuah misteri bayangan. Berbagai kertas yang digunakan untuk berbagai keperluan di rumah. Kemudian kayu umumnya digunakan untuk rangka rumah, namun sifat- sifatnya yang berharga dalam estetika Jepang, yaitu kehangatan dan ketidakteraturan. Sebuah ruang tersembunyi yang disebut tokonama sering hadir di ruang keluarga tradisional maupun yang modern Jepang. Ini adalah fokus dari ruangan dan menampilkan seni Jepang, biasanya lukisan atau kaligrafi.

2.3 Bahan-bahan yang digunakan pada arsitektur Tradisional Jepang